ASEAN Diharapkan Jaga Netralitas dari Pengaruh Kekuatan Besar Dunia
Slogan berbunyi We Care, We Prepare and Prosper dipilih Brunei Darussalam dalam posisi keketuaan ASEAN tahun ini. Hal itu adalah dasar cara berpikir bahwa negara-negara ASEAN satu rumpun dan bersaudara.
Oleh
MAHDI MUHAMMAD, BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peralihan kepemimpinan bergilir Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dari Vietnam kepada Brunei Darussalam tahun ini diharapkan membawa perbaikan dan percepatan penanganan pandemi Covid-19 secara terkoordinasi antarnegara anggota agar kawasan ini bisa mengatasi ketertinggalan dibandingkan wilayah-wilayah lainnya di dunia.
Brunei juga diharapkan memastikan koordinasi antarnegara ASEAN dalam menjaga stabilitas keamanan dan memastikan kekuatan-kekuatan besar tidak menjadikan wilayah Asia Tenggara sebagai wilayah perebutan kekuasaan dan pengaruh negara adikuasa.
Hal itu mengemuka dalam diskusi daring Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Jakarta yang digelar di Jakarta, Selasa (26/1/2021). Pemateri dalam diskusi itu adalah peneliti CSIS Andrew Mantong, Asyura Salleh-peneliti pada Vasey Research Fellowship-Pacific Forum, Rachel Arinii Judhistari-East Asia and ASEAN Programme Manager Forum Asia, dan Duta Besar Kanada untuk ASEAN Diedrah Kelly.
Dalam paparannya, Andrew Mantong mengomentari jargon yang dimunculkan Pemerintah Brunei Darussalam ketika menerima tugas keketuaan ASEAN. Slogan atau jargon itu, We Care, We Prepare and Prosper, menunjukkan fondasi dasar cara berpikir negara itu bahwa negara-negara ASEAN adalah satu rumpun dan bersaudara. Di masa kepemimpinan Sultan Hasanal Bolkiah, menurut Andrew, tampaknya Brunei ingin mempererat persaudaraan di antara sesama anggota ASEAN.
Semangat itu dinilai penting untuk menghadapi masa-masa suram, termasuk pergulatan menghadapi pandemi Covid-19 yang buruk, yang kini dialami sebagian besar negara anggota, terutama Indonesia dan Filipina. Pada saat yang sama, Brunei juga mencoba meletakkan fondasi yang kuat agar negara-negara anggota ASEAN bisa melaju, bersaing dengan negara-negara industrial dari kawasan lain, khususnya ketika pandemi sudah bisa diatasi.
Multilateralisme tetap bersandar pada nilai-nilai kebersamaan ASEAN, mempromosikan hubungan baik dengan negara-negara kekuatan utama dunia dan beragam. Tidak dimonopoli oleh satu kekuatan semata. (Andrew)
Untuk bisa melewati hal itu, salah satu hal yang bisa dikerjakan oleh Brunei adalah menjaga sekaligus memastikan agar ASEAN tetap menjadi wilayah yang aman dari persaingan kekuatan-kekuatan besar yang mencoba memperluas pengaruhnya ke sejumlah negara ASEAN.
”Multilateralisme tetap bersandar pada nilai-nilai kebersamaan ASEAN, mempromosikan hubungan baik dengan negara-negara kekuatan utama dunia dan beragam. Tidak dimonopoli oleh satu kekuatan semata,” kata Andrew.
Tugas berat Brunei, kata Andrew, dalam kapasitasnya sebagai pemimpin ASEAN adalah memastikan bahwa wilayah ini bukanlah sebagai wilayah konflik, terutama antara AS dan China, yang selama setahun terakhir mencoba terus memperluas pengaruhnya.
Sementara itu, Rachel Arinii menyatakan, forum asia yang terdiri dari banyak organisasi sipil yang bergerak dalam bidang hak asasi manusia berharap kepempimpinan baru Brunei membuka pintu lebih luas untuk dialog mengenai penegakan nilai-nilai HAM di ASEAN.
Selama beberapa tahun terakhir, fakta bahwa terjadi kemunduran dalam penegakan HAM di ASEAN tidak bisa dimungkiri. Mulai dari kebebasan berpendapat, berekspresi, hingga kebebasan pers dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap warga dan jurnalis.
Diedrah Kelly menyatakan, Kanada menyambut baik kepemimpinan ASEAN oleh Brunei tahun ini. Di tengah aneka tantangan dan cara hidup baru di tengah pandemi Covid-19, Kelly menyampaikan harapannya agar kerja sama maupun rencana-rencana di masa datang antara Kanada-ASEAN tetap diperkuat.
Ditegaskan bahwa Kanada memperhatikan dengan seksama kepemimpinan Brunei, khususnya apakah ada prioritas-prioritas khusus yang akan didahulukan ASEAN dalam kondisi pandemi dan respon terhadap pandemi itu sendiri.
”Kanada memperhatikan dengan saksama kondisi pandemi dan bagaimana adaptasi-adaptasi dilakukan terkait hal itu,” kata Kelly. ”Dari situ dilihat apakah agenda-agenda ASEAN akan dilakukan seperti biasa atau ada prioritas khusus dari ASEAN sendiri merujuk pada perkembangan-perkembangan terkait kondisi pandemi saat-saat ini.”
Meski terpisah oleh Samudra Pasifik, Kelly menyatakan Kanada dan ASEAN berbagi nilai-nilai umum yang sama dan membangun semangat kerja sama secara harmonis. Harapannya kerja sama itu terus terbangun di antara negara-negara di dalamnya dan juga di tingkat hubungan orang per orang. Dalam kerangka hubungan kedua pihak, Kanada memilih berada dalam posisi mendengar harapan dan keinginan ASEAN.
Kelly menyebut sejumlah sektor kerja sama yang siap diperkuat. Salah satunya adalah kerja sama ekonomi. Disebutkan bahwa ASEAN menjadi kawasan yang penting bagi perekonomian Kanada, mengingat ASEAN adalah mitra dagang keenam terbesar bagi Kanada. Deklarasi Bersama ASEAN-Kanada di Bidang Perdagangan dan Investasi diharapkan Kelly akan menjadi landasan kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.
Kerja sama di bidang kesehatan juga diharapkan terus terjalin di antara Kanada dan ASEAN. Kerja sama di bidang itu diharapkan simultan dengan langkah-langkah menghadapi pandemi Covid-19 saat-saat ini.