Pertemuan Forum Ekonomi Dunia digelar secara virtual dan dibuka oleh Presiden China Xi Jinping. Sederet pemimpin dunia bakal tampil pada forum itu. Presiden AS Joe Biden tidak hadir karena fokus menangani pandemi di AS.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
BEIJING, SENIN — Presiden China Xi Jinping membuka Forum Ekonomi Dunia yang digelar secara virtual, Senin (25/1/2021). China sendiri kini bangkit lebih kuat di tengah pandemi Covid-19 di saat negara lain masih berjuang keras untuk bisa mengendalikannya.
Forum Ekonomi Dunia (WEF) 2020, yang biasanya digelar di Davos, Swiss, ini bertajuk: ”Tahun Krusial untuk Membangun Kembali Kepercayaan”.
Pembukaan WEF ini merefleksikan gambaran ekonomi dunia. Xi bersama dengan para pemimpin dunia, termasuk Kepala Bank Sentral Eropa Christine Lagarde, Menteri Ekonomi Perancis Bruni Le Maire, dan Menteri Ekonomi Jerman Peter Altmaier, akan membahas ”pemulihan pertumbuhan ekonomi”.
Selain itu, sejumlah tokoh Eropa, seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Emmanuel Macron, dan Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen, akan turut berpartisipasi dalam WEF.
Adapun Presiden AS Joe Biden yang belum sepekan dilantik akan absen dari WEF karena menangani persoalan penting di dalam negeri AS. Biden hanya mengutus John Kerry, Utusan Khusus Urusan Iklim AS, dalam WEF. WEF tidak pernah menjadi agenda yang dihadiri pemimpin di Gedung Putih meskipun pemerintahan baru telah berjanji untuk menghidupkan kembali kebijakan luar negeri multilateral setelah empat tahun kepemimpinan Donald Trump dengan pendekatan ”Mengutamakan Amerika (America First)”.
Selain Xi, para pemimpin Asia lain yang bakal berpartisipasi adalah Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, dan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Setelah sesi virtual pertamanya, untuk pertama kalinya sejak digagas tahun 1971 oleh Profesor Klaus Schwab dari Jerman, WEF akan bergeser dari resor ski mewah di Pegunungan Alpen di Swiss ke Singapura di Asia Tenggara pada Mei mendatang. Kesehatan dan keamanan Singapura dinilai kondusif untuk menggelar acara itu mengingat kemampuan negara-kota itu mengendalikan pandemi Covid-19. Hingga kini, Singapura hanya mencatat kematian akibat Covid-19 sebanyak 29 kasus.
Bergeser ke Asia
Di samping itu, forum virtual tidak terlalu menarik bagi para pemimpin yang biasa bertemu untuk lobi secara tertutup di hotel mewah dibandingkan acara formal. Tetapi, di luar itu ada juga latar belakang ekonomi mengapa WEF digelar di Singapura. Menurut Euler Hermes, grup asuransi kredit dari Perancis, mengutip sebuah studi bahwa ”pusat gravitasi ekonomi dunia” telah bergeser ke Asia sejak tahun 2002.
Mencatatkan pertumbuhan ekonomi 2,3 persen tahun lalu sementara raksasa ekonomi lain merosot, China kini berada di jalur untuk menyamai ekonomi AS tahun 2030 atau dua tahun lebih cepat dari prediksi para analis.
”Krisis akibat Covid-19 bisa mempercepat perubahan keseimbangan global ke Asia,” kata Euler Hermes. Xi terakhir kali berpidato di Davos tahun 2017. Saat itu ia menggambarkan dirinya sebagai pemenang dalam perdagangan bebas, membuat para partisipan yang khawatir dengan langkah proteksionisme Donald Trump kala itu merasa lega.
Beberapa agenda lain di Davos adalah lokakarya bertemakan ”Stakeholder Capitalism: Building the Future”, ”Advancing a New Social Contract”, dan ”Resetting Consumption for a Sustainable Future”.
Dalam kolom yang dipublikasikan pertengahan Januari, Schwab mengatakan, tahun 2021 bisa menjadi tahun yang positif dan bersejarah, 75 tahun setelah ”Tahun Nol” menyusul kehancuran Perang Dunia II.
”Kita sekali lagi memiliki peluang untuk membangun kembali,” ujarnya. Ia menyerukan untuk memikirkan ulang kapitalisme dalam situasi pandemi yang memperburuk ketimpangan.
Schwab juga mengatakan ”Covid-19 telah memberikan pukulan terakhir” bagi model pascaperang di mana pasar bebas dan kemakmuran dan kemajuan terbatas yang dihasilkan oleh pemerintah sekarang ”tidak lagi berkelanjutan secara lingkungan ataupun sosial”.
Dalam laporan ”The Inequality Virus” yang dirilis bertepatan dengan dimulainya WEF, organisasi masyarakat sipil Oxfam menyatakan, ketimpangan ekonomi global meningkat hampir di semua negara secara bersamaan. ”Butuh waktu lebih dari satu dekade bagi penduduk dunia paling miskin untuk pulih,” demikian laporan itu. (AFP)