Terperangkap 14 Hari di Dalam Tanah, 11 Pekerja Tambang di China Diselamatkan
Sebanyak 11 pekerja tambang emas di China, yang terperangkap selama 14 hari di bawah tanah menyusul insiden ledakan, berhasil dievakuasi dengan selamat.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
BEIJING, SENIN -- Tim penyelamat berhasil mengevakuasi 11 pekerja tambang emas, yang terperangkap selama 14 hari di dalam tanah menyusul ledakan di area tambang itu, Minggu (24/1/2021), di Hushan, Qixia, Provinsi Shandong, China timur. Masih ada 10 pekerja lain terperangkap di dalam tanah dan diupayakan untuk dievakuasi.
Media pemerintah menyebutkan, para pekerja yang berhasil dievakuasi itu berada dalam kondisi baik. Laman China Daily bahkan melaporkan, tujuh pekerja mampu berjalan sendiri ke ambulans yang membawa mereka ke rumah sakit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan.
Area tambang Hushan meledak pada 10 Januari lalu. Ledakan terjadi di saluran ventilasi. Puing-puing akibat ledakan menutup jalan elevator sehingga 22 pekerja tambang terperangkap di bawah tanah pada kedalaman sekitar 600 meter. Sejauh ini, seorang pekerja dipastikan meninggal setelah mengalami luka parah akibat ledakan. Adapun penyebab ledakan masih diselidiki.
Media Global Times menyebutkan, insiden ini baru dilaporkan kepada otoritas 30 jam setelah kejadian. Tim penyelamat mengerahkan lebih dari 600 personel untuk mengevakuasi pekerja. Tim penyelamat berhasil menjalin kontak dengan 11 pekerja dalam satu kelompok, sepekan lalu.
Sejak itu, tim penyelamat menyuplai makanan, nutrisi, dan obat-obatan melalui saluran yang dibor dan dibuat mengarah ke lokasi terdekat dari posisi mereka. Namun, tantangan tim penyelamat berikutnya ialah mengevakuasi para pekerja dengan selamat.
Kamis lalu, seorang petugas mengungkapkan, tim penyelamat membutuhkan waktu dua pekan untuk membuat jalur penyelamatan. Pada Minggu pagi kemarin, tim evakuasi menemukan jalan setelah penghambat utama yang menghalangi jalur terowongan runtuh.
”Setelah penghambat itu jatuh ke dasar terowongan, tim penyelamat mulai bisa membawa keluar pekerja dan menghentikan pengeboran,” ujar Du Bingjian, pakar penyelamatan kepada Global Times.
”Saat ini belum jelas apakah tim penyelamat akan mampu mencapai Seksi Tengah Keenam yang diyakini menjadi lokasi para pekerja tambang yang tersisa,” tutur Du.
Ingatkan kasus Chile
Upaya evakuasi pekerja tambang di China mengingatkan evakuasi serupa terhadap 33 pekerja tambang yang terperangkap lebih dari 69 hari di tambang emas di San Jose, Chile, 2010. Mereka berhasil diselamatkan dan dievakuasi keluar dari terowongan di dalam area tambang setelah sempat dipasok makanan dan air selama 17 hari.
Tim penyelamat membuat lubang kecil bagi mereka, sebelum memperbesar lubang itu sebagai jalan untuk mengeluarkan para pekerja dari dalam area tambang.
Namun, menurut Du, insiden di Shandong jauh berbeda dengan di San Jose. ”Dalam penyelamatan di Chile, pekerja di bawah tanah ikut membantu membersihkan penghambat di terowongan sehingga memudahkan pengeboran,” ujarnya.
”Dalam insiden di Shandong, pekerja tambang tak bisa membantu karena lokasi ledakan jauh dari posisi mereka.”
Faktor lainnya, lanjut Du, dalam penyelamatan di Chile dan negara-negara lain, pasokan makanan dan kebutuhan pokok lain dapat disimpan sebagai cadangan darurat. Dalam kasus di Shandong, tak ada makanan atau minuman yang dapat disimpan sehingga para pekerja kehabisan energi setelah berhasil menjalin kontak dengan tim penyelamat.
Area-area tambang di China dikenal kerap dilanda kecelakaan paling mematikan di dunia. Badan Keselamatan Tambang Nasional mencatat, pada 2020 saja, terdapat 573 kematian terkait tambang di negara tersebut. (AP/AFP/REUTERS)