Kongres Nasional Dimulai, Vietnam Bidik Target Jadi Negara Maju Tahun 2045
Rangkaian kongres dimulai dengan memberikan penghormatan kepada Presiden Ho Chi Minh. Para peserta mengungkapkan rasa terima kasih kepada pahlawan pembebasan nasional Vietnam itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
HANOI, SENIN — Sebanyak 1.580 orang perwakilan Partai Komunis Vietnam dari seluruh wilayah berkumpul di ibu kota Hanoi dan memulai gelaran kongres ke-13 sejak partai itu didirikan 1930, Senin (25/1/2021). Misi utama kongres adalah untuk mencari dan memilih pemimpin baru Vietnam dan membentuk kebijakan selama lima tahun ke depan. Akselerasi ekonomi Vietnam menjadi salah satu fokus tugas baru pemimpin baru itu kelak.
Kongres itu bakal dilaksanakan selama sembilan hari. Seluruh peserta kongres, pejabat asing, staf pendukung, dan media yang menghadiri acara tersebut dites Covid-19 sebanyak dua kali menjelang pertemuan. Kementerian Kesehatan Vietnam menyatakan, sedikitnya 10.000 orang telah dites sehubungan dengan kongres itu. Gelaran kongres itu sendiri sebagian besar akan digelar secara tertutup.
Media Vietnam News melaporkan, rangkaian kongres dimulai dengan memberikan penghormatan kepada Presiden Ho Chi Minh menjelang sesi persiapan pembukaan kongres. Para peserta mengungkapkan rasa terima kasih mereka kepada mendiang Presiden Ho. Ho Chi Minh adalah pahlawan pembebasan nasional Vietnam. Ia telah mengabdikan seluruh hidupnya dan meletakkan dasar ideologis untuk perjuangan revolusioner Partai Komunis.
Para peserta kongres berjanji untuk mengikuti jalan Presiden Ho Chi Minh. Mereka bertekad berjuang membangun partai yang bersih dan kuat, melindungi bangsa, menjaga perdamaian dan stabilitas, dan bekerja untuk segera mengembangkan Vietnam menjadi negara industri modern.
Rakyat Vietnam telah menyaksikan kinerja perekonomian negaranya melampaui sebagian besar Asia dalam setahun terakhir, meski resesi ekonomi melanda dunia. Pemerintah Vietnam juga dinilai mampu mencegah pandemi Covid-19 berkat langkah-langkah karantina yang ketat, pengujian, dan pelacakan. Hanoi melaporkan hanya lebih dari 1.500 infeksi Covid-19 dan total 35 kematian, jauh lebih sedikit dari kebanyakan negara lain.
Kepempimpinan Nguyen Phu Trong, yang juga merupakan Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam (CPV), dan Nguyen Xuan Phuc, anggota Politibiro CPV, harus diakui, berhasil ”membuat” Vietnam bernapas lebih lega dalam hal laju infeksi. Bahkan, sejumlah negara siap-siap menggelontorkan investasi ke Vietnam karena negara ini keberhasilannya menangani pandemi.
Vietnam adalah satu dari lima negara yang masih menerapkan ideologi komunis selain China, Kua, Laos dan Korea Utara. Pemerintah Vietnam, yang berambisi menjadi negara maju, mengincar pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 7,0 persen selama lima tahun ke depan.
Namun, kepemimpinan baru akan dihadapkan pada tantangan untuk menyeimbangkan hubungan dengan China dan Amerika Serikat, di mana Vietnam telah menjadi mitra strategis yang penting. Dikutip dari laman Kantor Berita Vietnam, Vo Van Thuong, anggota Politbiro, anggota tetap Sekretariat Komite Sentral Partai dan Kepala Komisi Informasi dan Pendidikan Komite, mengatakan bahwa agenda kongres adalah menetapkan visi untuk pertengahan abad ke-21 yang bertujuan untuk mengubah Vietnam menjadi negara maju yang berorientasi sosialis.
Pemerintah Vietnam, yang berambisi menjadi negara maju, mengincar pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 7,0 persen selama lima tahun ke depan.
Sejalan dengan visi itu, menurut Thuong, Vietnam berambisi menjadi negara berkembang dengan industri yang berorientasi pada modernitas dan melampaui tingkat pendapatan menengah ke bawah pada 2025; negara berkembang, dengan industri modern dan pendapatan menengah-tinggi pada 2030; dan negara maju dengan pendapatan tinggi pada 2045.
Kongres juga akan meninjau implementasi resolusi yang diadopsi pada Kongres Partai Nasional ke-12 dan dokumen lain, seperti platform konstruksi nasional selama transisi ke sosialisme dan strategi pembangunan sosial-ekonomi untuk 2011-2020, dan penilaian perpanjangan 35 tahunan dan 30 tahun penerapan Platform 1991.
Menurut Thuong, selama lima tahun terakhir, seluruh partai, rakyat, dan tentara telah mengedepankan solidaritas dan melakukan upaya untuk menyelesaikan target dan tugas yang ditetapkan, menciptakan premis untuk masa jabatan berikutnya.
Persaingan para elite
Dalam bulan-bulan menjelang pertemuan, terjadi persaingan yang ketat untuk memperebutkan sejumlah jabatan teratas. Vietnam secara resmi memiliki ”empat pilar” kepemimpinan politik negara, yaitu Sekretaris Jenderal Partai sekaligus pemimpin tertinggi partai, presiden, perdana menteri, dan ketua majelis nasional. Namun, setelah Presiden Tran Dai Quang wafat pada September 2018, empat pilar kekuasaan yang menopang struktur negara berubah menjadi hanya tiga pilar ketika Sekjen Partai Komunis Vietnam (CPV) Nguyen Phu Trong ditunjuk oleh Majelis Nasional untuk mengisi jabatan presiden.
Le Hong Hiep, peneliti pada ISEAS-Yusuf Ishak Institue, dalam tulisannya, ”Meninjau Transisi Kepemimpinan Vietnam 2021”, di laman lembaga itu pada Mei 2020 menyebutkan, sejumlah pemimpin Politbiro, semacam lembaga pengambil kebijakan di CPV, mengusulkan agar empat pilar itu dirampingkan menjadi tiga pilar, seperti yang dijalankan pasca-kematian Presiden Trong hingga sekarang. Namun, di sisi lain banyak kalangan masih menginginkan empat pilar menjadi format pembagian kekuasaan.
Presiden Trong sendiri mengisyaratkan bahwa dirinya tidak berminat untuk menyatukan lembaga partai dengan lembaga kepresidenan. Selama memimpin, sejak Desember 2018, dirinya tidak menyatukan kedua kantor, yaitu kantor kepresidenan dan kantor sekretariat partai.
Kandidat utama untuk posisi baru yang akan ditentukan di kongres semuanya dikenal luas di lingkaran politik Hanoi, tetapi secara resmi dinyatakan sangat rahasia pada Desember untuk mencegah perdebatan yang berpotensi kritis. Meski rahasia, hampir dipastikan Presiden Trong yang kini berusia 76 tahun, tidak akan menjabat lagi, baik di pemerintahan maupun di Politbiro. Sementara PM Nguyen Xuan Puc, yang berusia 66 tahun, dikabarkan masih berambisi untuk duduk di pemerintahan. (AFP/REUTERS/MHD)