Boris Ingin Kesepakatan Dagang Baru, Biden Pilih Urus Pandemi
Keinginan Inggris disampaikan langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kepada Presiden Joe Biden melalui panggilan telepon. Namun, Biden tampaknya tidak terlalu menanggapi hal itu, minimal dalam waktu dekat.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
LEON NEAL / POOL / AFP
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson bersiap-siap difoto setelah menandatangani Perjanjian Perdagangan dan Kerja Sama antara Inggris dan Uni Eropa di London pada 30 Desember 2020. Seusai berpisah dari Uni Eropa, Inggris kini bergegas menjalin perjanjian serupa dengan negara-negara lain di dunia.
WASHINGTON, SABTU — Pemerintah Inggris berkeinginan membuat kesepakatan perdagangan baru dengan Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden. Inggris mendapatkan kembali kendali atas kebijakan perdagangan nasionalnya pada awal tahun ini setelah berakhirnya periode transisi pasca-Brexit. Keinginan London itu diharapkan sejalan dengan kebijakan Biden yang mengubah beberapa kebijakan Presiden AS sebelumnya, Donald Trump, termasuk bergabung kembali dengan kesepakatan iklim Paris.
Keinginan Inggris disampaikan secara langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson kepada Biden melalui pembicaraan via telepon pada Sabtu (23/1/2021). Pembicaraan dengan Johnson itu setidaknya merupakan telepon ketiga Biden dengan mitra asing sejak dirinya dilantik pada 20 Januari. Biden sebelumnya telah berbicara dengan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau dan Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador pada Jumat (22/1) malam.
”Senang bisa berbicara dengan Presiden Joe Biden malam ini,” kata Johnson di Twitter. ”Saya berharap dapat memperdalam aliansi lama antara kedua negara kita saat kita mendorong pemulihan hijau dan berkelanjutan dari Covid-19.” Gedung Putih mengatakan, Biden dan Johnson berbicara tentang kerja sama, termasuk melalui organisasi multilateral, dalam mengekang perubahan iklim dan memerangi Covid-19. Biden juga menyampaikan niatnya untuk memperkuat hubungan khusus antara kedua negara dan merevitalisasi hubungan transatlantik, menggarisbawahi peran penting NATO untuk pertahanan kolektif dan nilai-nilai bersama yang dihidupi keduanya.
Kompas
Presiden Joe Biden bersama Ibu Negara Jill Biden dan keluarga berjalan menuju Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, Rabu (20/1/2021). Biden memilih fokus pada penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi AS setelah dilantik menjadi presiden.
Downing Street dalam pernyataannya mengemukakan bahwa Johnson secara terus terang menyampaikan kepada Biden sangat berkeinginan membuat kesepakatan perdagangan AS-Inggris yang baru. Downing Street mengatakan, Biden dan Johnson membahas ”manfaat dari kesepakatan perdagangan bebas potensial antara kedua negara”. Johnson pun menegaskan kembali niatnya menyelesaikan masalah perdagangan yang ada secepat mungkin, termasuk menyangkut respons global terhadap pandemi Covid-19.
London mendapatkan kembali kendali atas kebijakan perdagangan nasionalnya pada awal bulan ini setelah berakhirnya periode transisi atas lepasnya negara itu dari Uni Eropa.
Namun, perjanjian perdagangan baru antara dua sekutu itu tampak lebih menjadi prioritas bagi Johnson daripada untuk Biden. Washington memilih untuk bersabar. Bagi Inggris hal itu cukup wajar jika ingin segera menjalin kesepakatan-kesepakatan perdagangan baru.
Namun, perjanjian perdagangan baru antara dua sekutu itu tampak lebih menjadi prioritas bagi Johnson daripada untuk Biden. Washington memilih untuk bersabar.
Gedung Putih dalam pernyataannya mengatakan bahwa kedua pemimpin berbicara tentang memerangi perubahan iklim, dinamika penangangan Covid-19. Biden juga sehari setelah dilantik telah menyatakan bergabungnya kembali AS dengan Kesepakatan Iklim Paris dan Organisasi Kesehatan Dunia.
Selain itu, Gedung Putih juga ingin memastikan keamanan kesehatan global serta prioritas kebijakan luar negeri bersama terkait China, Iran, dan Rusia. Namun, pernyataan tersebut secara khusus tidak menyebutkan diskusi tentang perdagangan.
AP/ALEX BRANDON
Bendera Amerika berukuran besar ditempatkan di National Mall, dengan latar belakang Gedung Capitol Hill di Washington, AS, pada pelantikan Presiden terpilih Joe Biden dan Wakil Presiden terpilih, Kamala Harris, Kamis, 20 Januari 2021.
Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, pemerintahan Biden tidak memiliki batas waktu untuk menempa kesepakatan perdagangan baru dengan Inggris. Sebab, saat ini perhatian Biden sebagian besar difokuskan untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Biden juga fokus menekan Kongres untuk meloloskan rencana stimulus senilai 1,9 triliun dollar AS untuk menghadapi pandemi.
Prioritas pemerintahan Biden sebelumnya juga diungkapkan Janet Yellen, calon Menteri Keuangan Biden. Yellen mengisyaratkan awal pekan lalu bahwa Biden tidak ingin menegosiasikan kesepakatan perdagangan baru. ”Presiden Biden telah menjelaskan dengan jelas bahwa dia tidak akan menandatangani perjanjian perdagangan bebas baru sebelum AS melakukan investasi besar pada pekerja AS dan infrastruktur kami,” kata Yellen.
Percakapan Johnson-Biden itu tampaknya bertujuan menghangatkan hubungan keduanya yang cenderung dingin. Biden pada 2019 menggambarkan Johnson sebagai ”tiruan fisik dan emosional” dari Donald Trump, pendahulunya. Biden juga mengkritik kebijakan Brexit Johnson. Biden, yang merupakan keturunan asal Irlandia, telah memperingatkan sebelum pemilihannya bahwa jika Brexit merusak Perjanjian Jumat Agung 1998, dia tidak akan menyetujui kesepakatan perdagangan AS-Inggris. Perjanjian itu mengakhiri 30 tahun kekerasan di Irlandia Utara. (AP/AFP/REUTERS)