Taiwan Hadir secara Resmi di Acara Pelantikan Biden
Untuk pertama kalinya Taiwan secara resmi diundang menghadiri pelantikan Presiden AS. Meski mengakui Beijing, Washington tetap menjaga hubungannya dengan Taipei.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
WASHINGTON DC, KAMIS — Duta Besar de facto Taiwan untuk Amerika Serikat Hsiao Bi-khim telah diundang secara resmi untuk menghadiri acara pelantikan Joe Biden sebagai Presiden ke-46 AS. Bagi Taipei, momen itu merupakan preseden pertama sejak Washington mengalihkan pengakuannya kepada Beijing pada tahun 1979.
Hsiao mengunggah video dirinya pada pelantikan Biden, Rabu (20/1/2021) atau Kamis dini hari WIB, sambil mengatakan bahwa dirinya merasa terhormat untuk mewakili rakyat dan Pemerintah Taiwan pada pelantikan Presiden AS Joe Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
”Demokrasi adalah bahasa bersama kami dan kebebasan adalah tujuan bersama kami,” kata Hsiao.
Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan, untuk pertama kali setelah puluhan tahun, utusan khusus Taiwan ”diundang resmi” oleh panitia upacara pelantikan presiden AS. Partai Progresif Demokrat yang berkuasa di Taiwan menggambarkan hal tersebut sebagai terobosan terbaru dan kemajuan besar dalam 42 tahun ini.
Taiwan berpisah dari China pada akhir perang saudara tahun 1949. Sejak itu, sebanyak 23 juta penduduknya hidup di bawah ancaman invasi terus-menerus dari China daratan yang memandang Taiwan sebagai ”provinsi pembangkang” dan masih merupakan bagian wilayah China dan berjanji untuk mengambilnya satu hari nanti.
Beijing menolak dan mencegah setiap kontak resmi dengan Taiwan dan terus mencoba mengisolasi wilayah itu secara diplomatik.
Kehadiran Taiwan di pelantikan Biden menjadi tanda masih adanya ketegangan hubungan antara AS dan China. Dalam jumpa pers di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, memperingatkan bahwa China menghendaki AS untuk ”menangani masalah Taiwan dengan hati-hati dan tepat untuk mencegah rusaknya hubungan antara AS dan China”.
Malaikat baik
Hua juga menyampaikan, China berharap bisa memulai kembali hubungan baiknya dengan AS pada era Biden setelah periode diplomatik yang buruk pada masa kepresidenan Donald Trump. ”Kerja sama kedua pihak, malaikat yang lebih baik akan mengalahkan kekuatan jahat dalam hubungan China dan AS,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China itu.
Hua juga menambahkan, Biden menggunakan kata ”persatuan” beberapa kali dalam pidato pelantikannya. Hal itulah yang diperlukan dalam hubungan China-AS saat ini.
”Selama beberapa tahun terakhir pemerintahan Trump, terutama Mike Pompeo (Menteri Luar Negeri AS di bawah Trump), telah mengubur terlalu banyak ranjau dalam hubungan China-AS yang perlu dibersihkan, membakar terlalu banyak jembatan yang perlu dibangun, dan menghancurkan terlalu banyak jalan yang perlu diperbaiki,” tutur Hua.
Washington mengakui Beijing pada saat kepresidenan Jimmy Carter. Namun, AS tetap menjadi mitra demokratis tidak resmi yang paling penting bagi Taiwan. AS juga terikat pada Undang-Undang Kongres tentang penjualan senjata kepada Taiwan untuk mempertahankan dirinya.
Sejak 1979, AS secara umum menempuh jalur diplomatik yang hati-hati soal Taiwan untuk menghindari kemarahan Beijing dan mencegah Taipei mendeklarasikan kemerdekaannya secara formal. Akan tetapi, hal itu berubah drastis pada era Trump yang merangkul Taiwan lebih hangat saat berseteru dengan China dalam isu perdagangan dan keamanan nasional.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berkomunikasi langsung dengan Trump melalui telepon setelah Trump memenangi Pilpres AS 2016. Hal ini membuat Beijing marah besar.
Trump juga meningkatkan penjualan senjata dan kontak diplomatiknya dengan Taiwan. Salah satu kebijakan luar negeri terakhirnya ialah mencabut larangan yang membatasi bagaimana para pejabat AS berinteraksi dengan pejabat Taiwan.
Untuk saat ini, kebijakan Biden soal Taiwan belum jelas. Namun, kehadiran Hsiao di upacara pelantikannya mengisyaratkan kelanjutan kebijakan presiden sebelumnya.
Bermakna
Pakar di Hoover Institution yang berbasis di Taiwan, Kharis Templeman, menggambarkan hal tersebut sebagai ”tindakan yang halus tetapi bermakna”.
Dalam cuitannya kepada Biden setelah mengucapkan sumpah jabatan, Presiden Tsai mengatakan, Taiwan ”siap bekerja dengan Anda sebagai kekuatan global untuk kebaikan”.
Di bawah Presiden Xi Jinping, China telah bertindak lebih otoriter dan agresif dengan mengirimkan jet-jet tempur di sekitar wilayah Taiwan.
Melindungi Taiwan dari invasi menjadi salah satu dari sedikit isu yang mendapat dukungan selama tahun-tahun terpolarisasi di bawah Trump. Politisi dari Partai Demokrat ataupun Partai Republik telah menyeru Biden untuk lebih protektif dalam menjaga kebebasan Taiwan.
Jim Risch, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Republikan, menyambut baik diundangnya Hsiao ke upacara pelantikan Biden. ”Saya memuji pemerintahan baru atas undangan ini dan mendorong mereka mengembangkan kemajuan yang dicapai dalam hubungan AS-Taiwan untuk mencerminkan tantangan dan realitas geopolitik yang kita hadapi,” tulis Risch di Twitter.