London Tolak Status Diplomatik Penuh Dubes Uni Eropa untuk Inggris
Inggris dan Uni Eropa mengakui sejauh ini belum ada keputusan akhir yang dicapai atas perselisihan diplomatik itu.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Inggris telah memicu perselisihan pasca-Brexit dengan Uni Eropa, Kamis (21/1/2021), setelah London menolak memberikan status diplomatik penuh kepada duta besar UE yang bertugas di Inggris. Status UE sebagai organisasi internasional dan bukan sebagai negara tertentu menjadi dasar ketetapan penolakan Pemerintah Inggris itu.
Dubes UE yang ditolak status diplomatiknya secara penuh itu adalah Joao Vale de Almeida. Ia adalah dubes yang mewakili 27 negara utusan UE dan ditempatkan Brussels di London. Penempatan dubes itu dilakukan UE setelah Inggris secara resmi sepenuhnya keluar dari UE pada akhir 2020.
Otoritas UE bersikukuh Almeida harus diberi status yang sama sebagai dubes nasional pada umumnya, seperti halnya 143 dubes UE lain di seluruh dunia. Namun, Pemerintah Inggris mengatakan UE adalah organisasi internasional dan bukan negara. Maka, London tidak setuju untuk memberikan Almeida hak penuh yang diberikan kepada dubes di bawah Konvensi Vienna tentang hubungan diplomatik.
Inggris dan UE mengatakan, sejauh ini belum ada keputusan akhir yang dicapai. Kedua pihak juga terlihat berupaya tenang di tengah suasana perselisihan itu.
”Status UE dalam hubungan eksternal dan status diplomatik selanjutnya cukup diakui oleh negara-negara dan organisasi internasional di seluruh dunia dan kami mengharapkan Inggris untuk memperlakukan delegasi UE sebagaimana mestinya dan tanpa penundaan,” kata juru bicara Komisi Eropa, Peter Stano.
Stano menekankan bahwa Inggris pasti menyadari dan mendukung status itu saat masih menjadi anggota UE. ”Tidak ada yang berubah sejak keluarnya Inggris dari UE untuk membenarkan setiap perubahan sikap di pihak Inggris,” katanya.
Juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Jamie Davies, mengatakan, Kementerian Luar Negeri Inggris sedang dalam pembicaraan dengan UE tentang ”pengaturan jangka panjang untuk delegasi UE di Inggris Raya”.
Kemenlu Inggris mengatakan bahwa ”UE, delegasinya, dan stafnya akan menerima hak istimewa dan kekebalan yang diperlukan untuk memungkinkan mereka melakukan pekerjaan mereka di Inggris secara efektif.” ”Saya tidak akan mendahului hasil negosiasi itu,” kata Davies.
Namun, Pemerintah Inggris tidak mengatakan apakah itu berarti status misi diplomatik penuh akan diterapkan pada dubes UE di London. Inggris berpendapat bahwa perwakilan dari misi diplomatik dan organisasi internasional memiliki hak istimewa dan kekebalan yang sama dengan status yang diberikan pada sebuah negara. Hal itu termasuk kekebalan dari penuntutan dan pembebasan dari sejumlah pajak yang berlaku di Inggris.
Seorang anggota parlemen Inggris dari Partai Konservatif yang memimpin Komite Urusan Luar Negeri Parlemen, Tobias Ellwood, mengatakan bahwa pemerintahnya ”picik” dalam hal ini. Ia membandingkan langkah London itu dengan Washington di bawah Joe Biden.
Menurut Ellwood, Biden berkomitmen untuk memperkuat aliansi, sementara Pemerintah Inggris malah memilih sebaliknya. Sikap Pemerintah Inggris seperti itu dinilai sebagai sebuah kekonyolan. Pilihan itu dinilai tidak akan membantu memperkuat keamanan dan kerja sama perdagangan Inggris.
Perselisihan Inggris-UE meletus beberapa jam sebelum Menlu Inggris Dominic Raab mengumumkan Lindsay Croisdale-Appleby akan menjadi Kepala Misi Inggris untuk UE.
”Saat kami memulai babak baru dalam hubungan kami dengan UE, saya dengan senang hati menunjuk Lindsay sebagai Kepala Misi Inggris di Eropa,” katanya.
Croisdale-Appleby adalah sosok yang baru-baru ini menangani Brexit di Kemenlu Inggris. Sejak Inggris secara resmi meninggalkan UE tahun lalu, pendahulu Croisdale-Appleby sebagai Dubes Inggris di Brussels, Belgia, telah menikmati hak diplomatik penuh di sana.
”Pengetahuan dan keahliannya sebelumnya akan sangat penting karena kerja sama persahabatan kami dengan UE berlanjut,” kata Raab.
Kepala negosiator UE untuk urusan Brexit, Michel Barnier, mengingatkan Inggris harus ”sangat berhati-hati” sehubungan dengan dinamika persoalan diplomatik UE-Inggris kali ini.
Dalam sebuah acara virtual yang diselenggarakan di Irlandia, Kamis, Barnier menolak karakterisasi Inggris atas UE sebagai lembaga internasional. Ia bersikeras bahwa blok tersebut adalah sebuah blok kesatuan yang terdiri dari negara-negara.
”Inggris mengambil bagian dalam persatuan ini selama lebih kurang 47 atau 48 tahun,” katanya. ”Saya berharap kita bisa bersama-sama menemukan solusi yang cerdas dan obyektif untuk status UE di London.” (AP/AFP/REUTERS)