Sebagai mitra strategis, Indonesia berharap Amerika Serikat di era Presiden Joe Biden terus memperkuat kerja sama, termasuk memperkuat kerja sama multilateral. Dunia berharap AS terlibat lagi dalam solidaritas global.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Selain mengucapkan selamat atas pelantikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan wakilnya, Kamala Harris, Pemerintah Indonesia juga mengajak AS melanjutkan kemitraan strategis. Indonesia juga mengajak AS—sebagai salah satu negara terkuat di dunia—untuk memperkuat multilateralisme.
”Dunia saat ini membutuhkan spirit kolaborasi dan kepemimpinan global yang kuat untuk mewujudkan dunia yang lebih baik. Dunia juga memerlukan multilateralisme yang kuat dan adil. Terkait dengan hal ini, komitmen dan kontribusi AS sangat diperlukan,” kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi dalam pernyataan pers yang digelar secara daring, Kamis (21/1/2021), di Jakarta.
Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah, Presiden Joko Widodo menyampaikan selamat atas pelantikan Biden dan Harris melalui akun Twitter pribadinya, @jokowi, yang ditautkan langsung pada akun resmi Joe Biden dan Kamala Harris, yakni @JoeBiden dan @KamalaHarris. Dalam kesempatan itu, Presiden juga mengajak AS memperkuat kemitraan strategis kedua negara.
”Let us continue to strengthen our strategic partnership, not only for the benefit of our two nations, but for a better world for all,” tulis Presiden Jokowi.
Bagi Indonesia, tutur Retno, AS merupakan salah satu mitra strategis dan terpenting. Selain memiliki banyak kesamaan nilai, seperti demokrasi, kemajemukan, toleransi, dan hak asasi manusia, Retno yakin Indonesia dan AS dapat menjalin kemitraan yang lebih kokoh, setara, saling menghormati, dan saling menguntungkan.
”Sebagaimana negara lainnya di dunia, Indonesia memiliki harapan yang besar terhadap administrasi AS yang baru,” katanya.
Lebih lanjut, Retno menguraikan, harapan itu kian besar saat dunia menghadapi pandemi dan bersama berupaya dalam pemulihan ekonomi serta menjaga perdamaian dan stabilitas dunia.
Tak dapat dimungkiri, saat ini—di tengah deraan pandemi—dunia menghadapi rivalitas yang menajam di antara negara-negara besar. Oleh karena itu, dunia membutuhkan semangat kolaborasi dan kepemimpinan global yang kuat.
Ada tiga hal yang diharapkan dapat dilakukan AS. Pertama, komitmen negara adidaya itu pada mitigasi pandemi melalui kerja sama multilateral, termasuk menjadikan PBB lebih responsif dan efektif serta memperkuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kedua, menurut Retno, Indonesia berharap AS aktif terlibat dalam upaya memelihara perdamaian dan stabilitas, baik di dunia maupun kawasan. Ketiga, AS diharapkan menjadi bagian utama pembangunan tatanan ekonomi dunia yang kokoh dan berkelanjutan.
Harapan dunia
Selain Indonesia, banyak negara dan pemimpin dunia juga memiliki harapan besar pada AS. Mitra-mitra AS di Asia Pasifik pun berharap penguatan hubungan dengan Washington. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, dan lainnya menyoroti kesamaan mereka dalam nilai-nilai demokrasi. Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan, ”Awal Amerika Serikat yang baru akan membuat demokrasi kian hebat.”
Bahkan China, yang relasi bilateralnya dengan AS dalam beberapa waktu terakhir cenderung meruncing, juga mengharapkan ada perbaikan di era Biden. ”Setelah situasi yang luar biasa dan sulit ini, baik warga China maupun AS layak akan masa depan yang lebih baik,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, di Beijing.
Eropa pun tak ketinggalan. Selain mengucapkan selamat, para pemimpin Eropa berharap relasi AS dan Uni Eropa membaik. Melalui Twitter, Presiden Dewan Eropa Charles Michel menuliskan, ”Saatnya mengembalikan keyakinan dan akal serta meremajakan hubungan UE-AS.” Sementara Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, ”Eropa siap untuk awal yang baru.”
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, dengan Joe Biden, ada lebih banyak kesamaan untuk bekerja sama dengan Washington. Jerman dan Eropa siap berkontribusi mengatasi berbagai persoalan di trans-Atlantik, termasuk pandemi Covid-19, krisis iklim, dan ancaman keamanan.
Sementara itu, pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, secara khusus mendoakan Biden. ”Pada saat krisis besar yang dihadapi umat manusia kita membutuhkan respons yang berpandangan jauh dan menyatukan, saya berdoa agar keputusan Anda akan dipandu oleh kepedulian untuk membangun masyarakat yang ditandai dengan keadilan dan kebebasan secara otentik,” kata Paus. (AP/AFP/REUTERS/MHD/ADH/BEN/INA)