Harapan Dunia di Pundak Biden
Beragam harapan dan keinginan disampaikan para pemimpin dunia kepada Biden-Harris setelah mereka resmi dilantik pada Rabu (20/1/2021).
WASHINGTON, KAMIS — Tidak hanya rakyat Amerika Serikat yang mengharapkan perubahan pasca-pelantikan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris. Beragam harapan dan keinginan disampaikan para pemimpin dunia kepada Biden-Harris setelah mereka resmi dilantik, Rabu (20/1), di antaranya membangun semangat rekonsiliasi dan perdamaian dunia serta mendukung upaya perlindungan lingkungan hidup yang lebih baik.
Pemimpin umat Katolik sedunia, Paus Fransiskus, Rabu (20/1/2021) atau bertepatan dengan hari pelantikan Biden-Harris di Washington, ikut mendoakan Biden. Selain itu, Paus berharap Biden ikut mendorong terciptanya rekonsiliasi dan perdamaian di seluruh dunia.
Baca juga : Biden Diharapkan Menjadi Sosok Pemersatu
”Di bawah kepemimpinan Anda, semoga rakyat Amerika terus mendapatkan kekuatan dari nilai-nilai politik, etika, dan agama yang luhur yang telah menginspirasi bangsa sejak didirikan,” kata Paus dalam sebuah pernyataan.
”Pada saat krisis besar yang dihadapi umat manusia, kita membutuhkan respons yang berpandangan jauh dan menyatukan, saya berdoa agar keputusan Anda akan dipandu oleh kepedulian untuk membangun masyarakat yang ditandai dengan keadilan dan kebebasan secara otentik.”
Paus juga mendoakan agar Biden senantiasa menghidupi ”penghormatan yang tiada henti terhadap hak dan martabat setiap orang, terutama yang miskin, yang rentan dan mereka yang tidak memiliki suara”.
Dalam pidato pelantikannya, Joe Biden menyerukan persatuan Amerika. ”Demokrasi itu berharga, demokrasi itu rapuh dan pada jam ini, teman-teman, demokrasi telah menang,” kata Biden.
”Kita harus mengakhiri perang tidak beradab yang mempertemukan merah dengan biru, perdesaan versus perkotaan, konservatif versus liberal. Kita bisa melakukan ini jika kita membuka jiwa kita dan tidak mengeraskan hati kita, jika kita menunjukkan sedikit toleransi dan kerendahan hati, dan kita bersedia melakukannya dengan berdiri di posisi orang lain,” katanya.
Ia berjanji bersama warga Amerika, dirinya dan bangsa itu akan menulis cerita tentang harapan dan bukan ketakutan; tentang persatuan dan bukan perpecahan; tentang terang dan bukan kegelapan.
Baca juga : Selain Isu Iran, Pemerintahan Biden Tetap Perkuat Relasi dengan Asia Pasifik
Ia berjanji bersama warga Amerika, dirinya dan bangsa itu akan menulis cerita tentang harapan dan bukan ketakutan; tentang persatuan dan bukan perpecahan; tentang terang dan bukan kegelapan.
Biden, yang pernah menjabat sebagai wakil presiden di era Presiden Barack Obama, memulai masa jabatannya sebagai presiden dengan 17 pesan. Biden, antara lain, akan membawa kembali AS masuk dalam kesepakatan iklim, kembali membawa AS ke dalam keanggotaan Organisasi Kesehatan Dunia, serta menetapkan aturan baru tentang keimigrasian, lingkungan hidup, respons terhadap Covid-19, dan mengambil langkah-langkah penyelamatan sekaligus pemulihan ekonomi.
Rekonsiliasi
Pernyataan sejumlah pemimpin negara atau perwakilannya terhadap pelantikan Biden-Harris bernada optimistis. Mereka bisa melihat dan merasakan aura rekonsiliasi dan persahabatan Biden-Harris, seperti yang pernah disampaikan pada masa kampanye Biden.
Pemerintah China yang dalam setahun terakhir bersitegang dengan Pemerintah AS dalam banyak hal, mulai dari asal-usul Covid-19, spionase hingga masalah perdagangan, menyatakan optimismenya terhadap pemerintahan AS. Walau diperkirakan Biden akan mempertahankan tekanan terhadap Beijing, pendekatan yang lebih tradisional dan multilateral.
Tidak lama setelah dilantik pemerintahan Biden juga mengritik Pemerintah China karena menjatuhkan sanksi bada mantan pejabat pemerintahan Trump, termasuk di dalamnya Pompeo. Tindakan itu, dalam penilaian pemerintahan Biden, tidak produktif dan sinis.
Baca juga : Taiwan Hadir secara Resmi di Acara Pelantikan Biden
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying menyebut kemenangan dan pelantikan Biden-Harris sebagai kemenangan malaikat yang baik hati atas kekuatan jahat. ”Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan Trump, terutama (mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo) Pompeo, telah meletakkan terlalu banyak ranjau yang perlu dipindahkan, membakar terlal bayak jembatan yang perlu dibangun kembali, merusak terlalu banyak jalan yang perlu diperbaiki,” kata Hua.
Hua sendiri membela keputusan Pemerintah China itu dan menegaskan kembali penolakan Beijing terhadap setiap kontak resmi Gedung Putih dengan Taiwan. Hua menyatakan, China akan melawan setiap langkah yang merusak kedaulatan dan kepentingannya.
Presiden Perancis Emmanuel Macron memuji keputusan Biden untuk kembali ke Kesepakatan Iklim Paris. Dalam ucapan selamat yang disampaikannya, Macron mengatakan kepada Biden, ”selamat datang kembali”.
”Salam sukses pada hari yang paling penting ini bagi rakyat Amerika!” kata Macron melalui Twitter. ”Kita bersama. Kita akan lebih kuat menghadapi tantangan zaman kita. Lebih kuat untuk membangun masa depan kita. Lebih kuat untuk melindungi planet kita. Selamat datang kembali di Perjanjian Paris!”
Presiden AS sebelum Biden, Donald Trump, secara resmi menarik AS keluar dari Kesepakatan Iklim Paris pada November tahun lalu. Ia mengklaim kesepakatan itu ”dirancang untuk membunuh ekonomi Amerika” daripada menyelamatkan lingkungan.
Memasukkan kembali AS dalam perjanjian Paris yang disepakati pada 2015 membutuhkan waktu setidaknya 30 hari sejak Pemerintah AS mengirimkan surat permohonannya ke Perserikatan Bangsa-Bangsa. Kesepakatan tersebut mengikat semua negara untuk mengurangi emisi karbon guna membatasi pemanasan hingga 2 derajat celsius di atas tingkat praindustri dan mendorong mereka untuk turun hingga 1,5 derajat celsius.
Baca juga : Israel dan Palestina Berharap Kerja Sama dengan Pemerintahan Biden
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kemarin, mendesak Biden untuk ”memperkuat” aliansi lama antar-kedua negara itu. Ia pun mendorong keterlibatan AS dalam menghadapi ancaman yang ditimbulkan oleh Iran. Netanyahu, yang menyebut Trump sebagai ”sahabat” Israel di Gedung Putih, mengatakan dirinya berada dalam ”persahabatan pribadi yang hangat selama beberapa dekade” dengan Biden.
”Saya berharap dapat bekerja dengan Anda untuk lebih memperkuat aliansi AS-Israel, untuk terus memperluas perdamaian antara Israel dan dunia Arab dan untuk menghadapi tantangan bersama, di antaranya ancaman yang ditimbulkan oleh Iran,” kata Netanyahu.
Kelompok Hamas mengaku senang dengan kepergian Trump, berharap AS di era Biden memiliki pendekatan yang berbeda. Trump dinilai kelompok itu sebagai ”sponsor penindasan, kekerasan, dan ekstremisme” dan bermitra dalam ”agresi Israel” terhadap Palestina.
”Biden harus mengoreksi jalur sejarah yang salah dari kebijakan Amerika, yang menindas rakyat kami, dan mengakhiri kebijakan yang bertujuan menghancurkan perjuangan Palestina,” kata juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum.
Palestina mengecam Netanyahu atas langkahnya mengumumkan persetujuan Israel atas pembangunan 780 rumah pemukim baru di Tepi Barat. Semua permukiman Yahudi di Tepi Barat dianggap ilegal oleh banyak komunitas internasional. Namun, pemerintahan Trump, yang melanggar kebijakan AS selama puluhan tahun, menyatakan pada akhir 2019 bahwa Washington tidak lagi menganggap permukiman itu sebagai pelanggaran hukum internasional.
Presiden Hassan Rouhani juga senang dengan kepergian Trump. Terkait pencabutan sanksi atas program nuklir Iran, ia memiliki harapan pada Biden. ”Kami mengharapkan (pemerintahan Biden) untuk kembali ke hukum dan komitmen, dan mencoba dalam empat tahun ke depan, jika mereka bisa, untuk menghilangkan noda-noda selama empat tahun terakhir,” kata Rouhani.
Pemerintahan Biden menginginkan AS kembali dalam perjanjian nuklir Iran asalkan Teheran kembali pada tingkat kepatuhan yang disepakati.
Mantan Duta Besar Jerman untuk AS Wolfgang Ischinger menilai, sosok Biden yang memiliki banyak pengalaman di dunia politik dalam negeri dan luar negeri serta memiliki kedalaman hubungan dengan banyak pihak membuat Biden akan sangat luwes bergerak untuk memperbaiki hubungan selama ini retak dengan sejumlah negara dan aliansi yang diikuti oleh AS. ”Biden adalah master dalam hal jaringan. Dia akan dengan mudah memperbaiki hubungan,” kata Ischinger. (AP/AFP/REUTERS/BEN)