Pejabat Suriah-Israel Gelar Pertemuan Rahasia Membahas Iran
Pertemuan Suriah dan Israel itu merupakan pertemuan yang pertama kali terjadi di antara delegasi dua negara yang bermusuhan di wilayah Suriah.
Oleh
MUSTHAFA ABD RAHMAN, DARI KAIRO, MESIR
·4 menit baca
KAIRO, KOMPAS — Delegasi Suriah dan Israel dengan mediator Rusia, seperti diberitakan harian berbahasa Arab, Asharq al-Awsat, Senin (18/1/2021), telah menggelar pertemuan rahasia pada akhir Desember lalu di Pangkalan Udara Khmeimim, Provinsi Latakia, Suriah, yang dikontrol Rusia guna membahas masa depan Iran dan milisi loyalisnya di Suriah.
Pertemuan rahasia tersebut melibatkan Direktur Keamanan Nasional Suriah Mayor Jenderal Ali Mamluk dan Penasihat Keamanan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Bassam Hassan, dari pihak Suriah. Adapun dari pihak Israel, hadir Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Gadi Eizenkot. Dari pihak Rusia, hadir Kepala Militer Rusia di Suriah Alexander Zhuravlyov.
Pertemuan langsung Suriah dan Israel itu merupakan pertemuan pertama kali yang terjadi di antara delegasi dua negara yang bermusuhan di wilayah Suriah. Suriah dan Israel secara resmi adalah dua negara yang masih dalam keadaan perang. Hampir dipastikan Rusia memegang peran besar dalam menekan Suriah dan Israel untuk bertemu langsung di bumi Suriah.
Dalam pertemuan rahasia tersebut, pihak Israel secara resmi meminta Suriah agar segera mengusir Iran dan milisi loyalisnya, terutama Hezbollah, dari wilayah Suriah. Israel juga meminta Suriah menghentikan upaya menjadikan wilayahnya menjadi wilayah transit penyelundupan senjata dari Iran ke milisi Hezbollah di Lebanon.
Israel menegaskan akan terus melancarkan gempuran sampai kapan pun atas sasaran Iran dan loyalisnya di Suriah selama Iran dan loyalisnya belum hengkang dari Suriah.
Menurut laporan tahunan organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR), yang dipublikasikan pada akhir Desember 2020, Israel selama 2020 telah melancarkan 40 kali serangan udara terhadap sejumlah sasaran Iran dan loyalisnya di Suriah. Serangan udara Israel tersebut telah menewaskan 215 anggota pasukan Iran dan loyalisnya di berbagai wilayah di Suriah serta menghancurkan 135 gedung atau sasaran yang diduga kuat milik Iran dan loyalisnya di Suriah.
Israel kembali melancarkan serangan udara dahsyat pada Rabu (13/1/2021) atas 13 sasaran Iran dan loyalisnya di Suriah timur, tepatnya di Provinsi Deir el-Zor. SOHR melaporkan sedikitnya 57 anggota milisi Iran dan pasukan Suriah tewas akibat serangan udara dahsyat Israel tersebut.
Kantor berita Suriah, SANA, dan media pemerintah setempat, Rabu lalu, melaporkan bahwa Israel menggempur sasaran-sasaran di Al-Bukamal, kota di wilayah Suriah yang mengontrol pos pemeriksaan perbatasan di jalan utama Baghdad-Damaskus. Jalan utama itu merupakan rute utama penghubung antara Iran dan kekuatan-kekuatan proksinya di Suriah dan Lebanon.
Bantuan lobi
Sebaliknya, delegasi Suriah meminta Israel membantu melobi Amerika Serikat agar segera mencabut sanksi atas Suriah dan melobi negara Arab Teluk yang telah memiliki hubungan dengan Israel agar membantu mengembalikan keanggotaan Suriah ke Liga Arab. Suriah juga meminta Israel melobi negara Arab Teluk agar membantu keuangan Suriah sehingga Damaskus mampu membayar utang kepada Iran dan bisa mengurangi pengaruh Teheran di Suriah.
Seperti diketahui, Israel melalui Kesepakatan Ibrahim (Abraham Accord) telah menjalin hubungan resmi dengan Uni Emirat Arab dan Bahrain. Israel juga memiliki hubungan tidak resmi dengan Kesultanan Oman dan Arab Saudi. Saat ini negara-negara Arab Teluk tersebut memiliki pengaruh besar di Liga Arab.
Menurut harian Asharq al-Awsat, pertemuan Israel-Suriah di Pangkalan Udara Khmeimim belum mencapai kesepakatan tertentu. Meski demikian, pertemuan itu bisa menjadi pintu masuk menuju pertemuan Israel-Suriah berikutnya dengan mediator Rusia. Harian tersebut mengungkapkan, pertemuan Khmeimim lebih sebagai pertemuan perkenalan untuk mengetahui aspirasi masing-masing dari pihak Suriah dan Israel.
Asharq al-Awsat juga menyebutkan, pertemuan di Khmeimim itu merupakan pertemuan historis karena untuk pertama kali digelar di bumi Suriah. Pertemuan tersebut merupakan pertemuan langsung pertama Suriah dan Israel sejak konferensi damai di Madrid, 1991.
Pascakonferensi Madrid tersebut, Israel dan Suriah pada 1990-an terlibat serangkaian perundingan damai tidak langsung dengan mediator AS di Eropa ataupun di AS, tetapi gagal mencapai kesepakatan. Pada 2008, Suriah dan Israel dengan mediator Turki menggelar perundingan damai lagi di Istanbul, tetapi juga tidak membuahkan kesepakatan.
Perundingan damai Suriah dan Israel setelah itu macet total menyusul meletupnya revolusi Suriah tahun 2011 untuk menggulingkan rezim Presiden Bashar al-Assad. AS dan Turki, yang sempat menjadi mediator perundingan Suriah-Israel itu, kemudian menjadi pendukung kubu oposisi Suriah yang ingin menggulingkan rezim Presiden Assad pasca-revolusi 2011.
Kini, muncul Rusia, pendukung rezim Presiden Assad di Damaskus, menjadi mediator pertemuan antara Suriah dan Israel, yang dimulai dari pertemuan rahasia Suriah-Israel di Pangkalan Udara Khmeimim. Rusia ditengarai akan merancang pertemuan lanjutan Suriah-Israel, baik di wilayah Suriah maupun Rusia.