Dalam rekaman video selama enam menit itu, Melania Trump berpesan agar rakyat AS selalu bersemangat dalam melakukan apa pun.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
"Empat tahun terakhir ini tidak terlupakan. Dengan berakhirnya waktu saya dan Donald di sini, saya akan terus mengenang orang-orang yang berarti buat saya, mengenang rasa cinta, patriotisme, dan kisah mereka yang luar biasa," kata Ibu Negara Amerika Serikat Melania Trump (50), Senin (18/1/2021), sebelum bersiap meninggalkan Gedung Putih.
Dalam rekaman video selama enam menit itu, Melania juga berpesan agar rakyat AS selalu bersemangat dalam melakukan apapun. "Tetapi harus selalu ingat, kekerasan bukanlah jawabannya dan hal itu tidak akan pernah bisa dibenarkan," ujarnya.
Melania hanya sekilas menyinggung suaminya, Presiden AS Donald Trump, saat ia memberikan penghormatan kepada keluarga militer, tim medis pandemi Covid-19, dan semua yang terlibat membantu korban penyalahgunaan opioid atau obat pereda nyeri.
"Ketika pertama kali datang ke Gedung Putih, saya merasa bertanggungjawab sebagai ibu yang memberi dukungan, kekuatan, dan mengajarkan nilai-nilai kebaikan," kata Melania.
Berakhirnya masa tugas Trump berakhir tidak baik karena selama berbulan-bulan Trump menolak mengakui kemenangan Presiden AS terpilih, Joe Biden. Trump bahkan tidak mau memberikan selamat kepada Biden.
Trump dan Melania juga tidak mengundang Biden dan istrinya Jill ke acara minum teh di Kantor Oval dan tidak akan menghadiri pelantikan Biden, Rabu.
"Janji bangsa ini milik kita semua yang tidak melupakan integritas dan nilai-nilai kita, memanfaatkan setiap kesempatan untuk menunjukkan perhatian pada orang lain, dan membangun kebiasaan baik dalam kehidupan sehari-hari," kata Melania.
Kecewa
Sejak para pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol, 6 Januari lalu, Trump menghilang dari muka publik. Selama ini Melania tidak pernah angkat bicara soal penyerbuan itu.
Baru sekarang, Melania mengaku kecewa dan putus asa dengan kerusuhan di Capitol oleh para pendukung Trump. Segala uneg-unegnya ini ia tumpahkan di blog Gedung Putih yang dirilis, Senin dini hari.
Melania juga mengecam orang-orang yang menurutnya memanfaatkan peristiwa tragis itu untuk menyebarkan gosip cabul, serangan ke pribadi yang tidak beralasan, tuduhan palsu, dan menyesatkan tentang dirinya.
Ia tidak menyebutkan siapa yang melakukannya. Namun, pada pekan lalu, mantan asisten di Gedung Putih dan bekas teman Melania, Stephanie Winston Wolkoff, menulis editorial yang menuding Melania terlibat menghancurkan AS.
Pertemanan Melania dan Wolkoff berakhir pahit. Wolkoff yang dulu mengatur segala hal untuk pelantikan Trump tahun 2017 itu mengaku Melania tidak berusaha membela dan membantu ketika Wolkoff digugat soal anggaran pengeluaran untuk pelantikan itu. Kini masalah itu sedang diselidiki kongres dan pemerintah.
Dalam blog itu, Melania juga menulis kini tiba saatnya untuk menyembuhkan AS dan seluruh rakyatnya dan ia meminta agar tidak seorang pun memanfaatkan masa-masa ini untuk kepentingan pribadi.
"Bangsa kita harus sembuh. Jangan sampai ada kesalahan. Saya mengecam kekerasan di Gedung Capitol karena kekerasan tidak akan pernah bisa diterima," tulisnya.
Ia juga meminta rakyat AS untuk tidak menilai orang lain dari warna kulit atau memakai ideologi politik sebagai alasan agresi dan bertindak kejam. Melania sama sekali tidak menyinggung soal peran suaminya dalam mendorong para pendukungnya mendatangi Capitol.
Padahal sejak kalah dalam pemilihan presiden, November lalu, Trump selalu menyebarkan tuduhan tidak berdasar bahwa terjadi kecurangan dalam pemilu.
Para pejabat negara bagian dan federal termasuk mantan Jaksa Agung AS, William Barr, menyatakan tidak ada bukti kecurangan dalam skala masif yang bisa sampai memengaruhi hasil pemilihan.
Trump lalu mendorong para pendukungnya beramai-ramai datang ke Washington, Rabu lalu, untuk memprotes proses sertifikasi hasil pemilihan oleh kongres.
Saat berpidato di dekat Gedung Putih, Trump meminta para pendukungnya untuk tetap berjuang. Setelah itu, ribuan pendukung Trump mendatangi Capitol. Akibatnya, lima orang tewas termasuk seorang polisi yang bertugas di Capitol. (AFP/AP/LUK)