Butuh persetujuan dari sekurangnya 51 senator untuk penunjukan calon anggota kabinet Biden. Sebagian calon anggota kabinet sudah mendapat respons negatif dari Senat.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WASHINGTON DC, SENIN — Keinginan presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, untuk bekerja cepat selepas dilantik bisa terkendala. Hingga Selasa (19/1/2021), belum satu pun dari 15 calon anggota kabinet periode 2021-2025 di bawah Biden disetujui Senat. Padahal, semua presiden AS sejak 1993 punya sebagian anggota kabinet pada hari pelantikan.
Biden telah mengagendakan sejumlah rencana kerja terkait kondisi mutakhir. Ia, antara lain, dijadwalkan menandatangani sejumlah instruksi presiden pada pekan pertama masa jabatannya. Ia, antara lain, akan mencabut larangan masuk AS bagi sejumlah warga negara asing, membawa AS kembali ke Kesepakatan Paris tentang perubahan iklim, memperpanjang masa pembayaran pinjaman uang sekolah, serta memerintahkan kewajiban memakai masker di seluruh kompleks pemerintahan dan kendaraan lintas negara bagian.
Selain itu, Biden juga direncanakan akan memerintahkan anggota kabinetnya untuk mempercepat bantuan bagi warga terdampak Covid-19. Kabinet juga diharapkan ligat mendorong stimulus 1,9 triliun dollar AS atau setara dengan Rp 26.696 triliun yang disampaikan Biden beberapa hari lalu.
”Persetujuan kabinet belum pernah sepenting sekarang karena kita berurusan dengan krisis ekonomi, krisis politik, dan krisis kesehatan,” kata David Marchick dari Center for Presidential Transition at the Partnership for Public Service.
Pertimbangan risiko
Masalahnya, Biden sama sekali belum punya anggota kabinet. Senat, yang sampai Rabu (20/1/2021) siang masih dikendalikan Republikan, belum kunjung menggelar uji kelayakan dan kepatutan terhadap calon anggota kabinet Biden.
”Saya berharap Senat segera mengonfirmasi para calon secara cepat dan adil. Saya menominasikan mereka sejak November. Mempertimbangkan negara kita telah melalui empat tahun, beberapa hari terakhir, mempertimbangkan ancaman dan risiko di dunia, mereka seharusnya dikonfirmasi sedekat mungkin dengan 20 Januari,” tutur Biden, pekan lalu.
Kondisi itu membuat Biden menjadi satu-satunya presiden AS dalam 28 tahun terakhir yang tidak kunjung punya kepastian calon anggota kabinet hingga sehari sebelum dilantik. Biden akan dilantik di pelataran Gedung Capitol, Rabu siang waktu setempat. Bill Clinton, George Bush, Barack Obama, hingga Donald Trump punya sebagian anggota kabinet pada hari pelantikan.
Sementara untuk Biden, Senat baru menjadwalkan uji kelayakan dan kepatutan terhadap empat calon anggota kabinet Biden, Selasa siang waktu Washington DC atau Rabu dini hari WIB.
Padahal, 15 calon anggota kabinet dan pejabat nonkabinet Biden telah tuntas diumumkan secara bertahap sejak November 2020 sampai awal Januari 2021.
Uji kepatutan para calon anggota kabinet, Selasa ini, akan dilakukan terhadap Janet Yellen (Menteri Keuangan), Alejandro Mayorkas (Menteri Keamanan Dalam Negeri), Antony Blinken (Menteri Luar Negeri), Lloyd Austin (Menteri Pertahanan), dan Avril Haines (Direktur Intelijen Nasional).
Pendudukan Gedung Capitol, kantor Parlemen AS, 6 Januari 2021, oleh para loyalis Trump membuat pengisian kursi menteri pertahanan, menteri keamanan dalam negeri, dan direktur intelijen nasional amat penting. Ketiganya menjadi penanggung jawab utama keamanan nasional.
Sayangnya, sudah ada indikasi kesulitan untuk Mayorkas dan Austin. Sejumlah senator Republikan menyebut Mayorkas tidak mampu untuk jabatan itu. Kendala pada Austin adalah ia baru pensiun sebagai jenderal AD pada 2016 sehingga butuh persetujuan khusus Senat.
Hukum AS mewajibkan jeda minimal tujuh tahun i antara tanggal pensiun dan penunjukan pensiunan perwira militer untuk menduduki jabatan sipil.
Persetujuan dari DPR tidak masalah karena 221 dari 433 kursi DPR AS kini diduduki Demokrat, partai yang mendukung Biden. Persetujuan dari Senat menjadi kendala. Butuh persetujuan dari minimal 51 senator untuk penunjukan Austin dan calon anggota kabinet lain.
Padahal, mulai Senin, 18 Januari, Demokrat hanya punya 49 kursi Senat setelah Kamala Harris mundur menjelang pelantikan sebagai wakil Biden. Pengganti Harris, Alex Padilla, belum jelas kapan dilantik.
Langkah antisipasi
Tim peralihan kekuasaan Biden telah mempersiapkan pelaksana tugas menteri untuk mengantisipasi keterlambatan persetujuan Senat. Beberapa pejabat di sejumlah kementerian sudah didata untuk menjadi pelaksana tugas menteri. Tim Biden perlu mempersiapkan hal itu karena Senat amat sibuk pada hari-hari awal masa pemerintahan Biden.
Selain menguji calon anggota kabinet, Senat juga akan memulai sidang pemakzulan terhadap Trump. Senat pun dijadwalkan membahas tambahan stimulus 1,9 triliun dollar AS yang diusulkan Biden.
Oleh karena itu, sejak pekan lalu, Biden terus berharap Senat bisa memberikan perhatian terhadap uji calon menteri dan pembahasan tambahan stimulus. Biden berharap Senat tidak kehabisan energi sehingga pembahasan program-program pemerintahannya terkendala.
Sementara itu, menjelang pelantikan Biden, AS makin waspada pada potensi gangguan keamanan dari kelompok dalam negeri.
Kementerian pertahanan mengerahkan 25.000 personel yang hampir setara dengan tiga divisi anggota Garda Nasional ke Washington DC, kota yang belum pernah dimasuki tentara sejumlah itu dalam 1,5 abad ini.
Kepala Biro Garda Nasional Jenderal Daniel R Hokanson mengatakan, pasukan sangat siap menghadapi segala bentuk ancaman. Ada pula pemeriksaan untuk memastikan tidak ada anggota garda yang bersimpati atau mendukung ekstremis. (AP/REUTERS/RAZ)