Tak Mau Kebobolan Saat Pelantikan Biden, FBI Periksa Aparat Keamanan di Ibu Kota
Otoritas keamanan memeriksa seluruh anggota Garda Nasional yang akan ditugaskan mengamankan pelantikan Joe Biden sebagai Presiden AS di Washington DC, pekan ini.
Oleh
Mahdi Muhammad
·5 menit baca
WASHINGTON, SENIN — Pejabat keamanan Amerika Serikat mengkhawatirkan kemungkinan adanya orang dalam atau ancaman lain yang berasal dari lingkungan keamanan sendiri saat pelantikan Presiden terpilih AS Joe Biden, Rabu (20/1/2021). Hal itu membuat otoritas keamanan memeriksa seluruh anggota Garda Nasional yang diterjunkan ke ibu kota Washington untuk mengamankan pelantikan tersebut.
Pemeriksaan khusus terhadap seluruh anggota Garda Nasional dan tim keamanan lainnya itu dilakukan oleh Biro Investigasi Federal (FBI). Hal ini memperlihatkan adanya kekhawatiran yang luar biasa terkait masalah keamanan, efek dari penyerbuan dan pendudukan Gedung Capitol oleh pendukung Presiden Donald Trump dua pekan lalu.
Pemeriksaan khusus itu juga menggarisbawahi kekhawatiran sejumlah pihak tentang kemungkinan adanya orang-orang yang ditugaskan menjaga keamanan Kota Washington berbalik dan menjadi ancaman bagi Biden serta pada tamu penting pada upacara pelantikan.
Pemeriksaan tersebut terkait adanya anggota militer dan otoritas keamanan dari berbagai angkatan yang berada di lokasi kejadian saat peristiwa penyerbuan dan pendudukan Gedung Capitol, 6 Januari lalu. Sejauh ini, beberapa anggota aktif atau anggota Garda Nasional telah ditangkap.
Sekretaris Angkatan Darat AS Ryan McCarthy, kepada kantor berita AP, Minggu (17/1/2021), mengatakan bahwa para pejabat keamanan menyadari adanya berbagai potensi ancaman keamanan. Dia memperingatkan para komandan pasukan untuk mewaspadai masalah apa pun, termasuk dalam barisan atau pasukan mereka sendiri jelang pelantikan yang akan berlangsung dua hari lagi.
Sejauh ini, berdasarkan laporan, menurut McCarthy, tidak ada bukti ancaman dari internal aparat keamanan itu. Ia menambahkan, mereka akan terus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua aspek, termasuk para personel itu sendiri.
”Kami terus melakukan setiap proses, melihat dan memeriksa ulang untuk kedua dan bahkan ketiga kali setiap individu yang ditugaskan untuk operasi ini,” kata McCarthy seusai latihan persiapan pengamanan pelantikan. Dia mengatakan, anggota Garda juga mendapatkan pelatihan tentang cara mengidentifikasi potensi ancaman orang dalam.
Sekitar 25.000 anggota Garda Nasional dikerahkan ke Washington dari seluruh negeri. Jumlah itu dua setengah kali lipat lebih banyak daripada jumlah personel yang diterjunkan pada pelantikan sebelumnya. Secara internal, anggota Garda Nasional sudah menjalani pemeriksaan khusus, termasuk dengan koneksi dengan kelompok ekstremis. FBI melakukan pemeriksaan lebih detail sebagai tindakan pencegahan ekstra.
Beberapa pejabat yang tidak mau disebutkan namanya mengungkapkan, proses pemeriksaaan dimulai ketika Garda Nasional pertama mulai dikerahkan ke Washington DC lebih dari seminggu yang lalu. Pemeriksaan itu dijadwalkan akan selesai pada Rabu mendatang.
”Apakah itu semuanya? Apakah ada yang lain? Kami harus menyadarinya dan kami perlu menerapkan semua mekanisme untuk memeriksa pria dan wanita yang akan mendukung operasi seperti ini secara menyeluruh,” kata McCarthy.
David Gomez, mantan penyelia untuk keamanan nasional FBI yang berkantor di Seattle, menyatakan bahwa dalam kondisi seperti ini, pemeriksaan FBI akan memeriksa setiap nama yang ada dalam database dan daftar pantauan badan itu untuk melihat apakah ada kaitan khusus atau tidak. Tindakan itu termasuk pemeriksaan keterlibatan nama yang dicurigai dalam penyelidikan sebelumnya atau terkait masalah terorisme.
Langkah prioritas
Ancaman orang dalam telah menjadi prioritas penegakan hukum yang terus-menerus sejak serangan 11 September 2001. Tetapi, dalam banyak kasus, ancaman berasal dari individu atau kelompok lokal yang terpapar paham radikal Al Qaeda, kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) atau kelompok serupa.
Sebaliknya, ancaman terhadap pelantikan Biden dipicu oleh pendukung Presiden Donald Trump, militan sayap kanan, kelompok pendukung supremasi kulit putih, dan kelompok radikal lainnya. Kelompok-kelompok itu percaya dengan tuduhan tak berdasar oleh Trump bahwa dirinya telah dicurangi dalam pemilu. Padahal, berbagai klaim dan tuduhan tak berdasar itu telah dibantah oleh banyak pihak, mulai dari pengadilan, Departemen Kehakiman, dan bahkan juga oleh para petinggi Partai Republik sendiri.
Jenderal Daniel R Hokanson, Komandan Biro Pengawal Nasional, telah bertemu dengan anggotanya ketika mereka tiba di Washington. Dia yakin ada proses yang baik untuk mengidentifikasi potensi ancaman.
”Jika ada indikasi bahwa ada tentara atau penerbang kami yang berbicara atau mengungkapkan hal yang sejalan dengan pandangan kelompok ekstremis, mereka akan diserahkan kepada penegak hukum atau segera ditangani dengan rantai komando,” katanya.
Ancaman orang dalam, bagaimanapun, hanyalah salah satu masalah keamanan yang disuarakan para pejabat pada hari Minggu ketika puluhan anggota militer, Garda Nasional, penegak hukum, pejabat, dan komandan di Washington DC menjalani latihan keamanan di Virginia utara. Sekitar 30 pemimpin pasukan berkumpul disertai perwira dan staf Garda Nasional.
Pasukan Pengamanan Presiden atau Secret Service memang bertanggung jawab atas keamanan acara. Tetapi, banyak otoritas keamanan lain terlibat dalam kegiatan ini, seperti Garda Nasional, FBI hingga Departemen Kepolisian Metropolitan Washington, Polisi Capitol AS, dan Polisi Taman AS.
Ancaman keamanan utama yang akan dihadapi, menurut McCarthy, adalah serangan kelompok bersenjata individu, bahan peledak yang ditanam, dan perangkat lain. McCarthy mengatakan, laporan intelijen menunjukkan bahwa kelompok-kelompok sedang mengorganisasi demonstrasi dengan membawa senjata menjelang hari pelantikan dan hari-hari setelahnya.
McCarthy menyatakan, setiap unit harus mengulang terus latihan pengamanan agar bisa bekerja secara efektif dalam menggunakan kekuatan dan bekerja dengan cepat. Tujuan utamanya adalah agar transfer kekuasaan Amerika terjadi tanpa insiden.
”Ini adalah prioritas nasional. Kita harus sukses sebagai sebuah institusi. Kami ingin mengirimkan pesan kepada semua orang di Amerika Serikat dan seluruh dunia bahwa kami dapat melakukan ini dengan aman dan damai,” kata McCarthy.
Hokanson menambahkan, dirinya yakin pasukannya telah diperlengkapi dan dipersiapkan secara memadai. Dia juga menyatakan, mereka sedang berlatih sebanyak yang mereka bisa untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan. (AP/AFP)