Armin Laschet, Anak Pekerja Tambang, Calon Kuat Kanselir Jerman
Menteri Utama Negara Bagian North Rhine-Westphalia Armin Laschet terpilih menjadi Ketua Partai Kristen Demokrat Jerman (CDU). Anak pekerja tambang itu berpotensi menggantikan Angela Merkel menjadi Kanselir Jerman.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
Armin Laschet (59) terpilih sebagai Ketua Partai Kristen Demokrat (CDU) yang berkuasa di Jerman. Ia berpotensi menggantikan posisi Kanselir Angela Merkel sebagai pemimpin Jerman mendatang dalam pemilihan federal, September nanti. Laschet, Menteri Utama North Rhine-Westphalia, negara bagian di Jerman dengan penduduk terpadat, memperoleh 521 suara, mengungguli lawannya, Friedrich Merz dari konservatif, yang meraih 466 suara.
”Saya akan melakukan apa saja supaya kita tetap bisa bersatu dan memastikan kanselir selanjutnya berasal dari persatuan CDU/CSU (Partai Kristen Sosialis),” kata Laschet dalam pidato kemenangannya, Sabtu (16/1/2021).
Pada tahun lalu, Merkel menilai Laschet memiliki bekal dan kemampuan mencalonkan diri menjadi kanselir. Sebelumnya, Merkel belum pernah memberikan dukungan kepada siapa pun. Secara tradisi, ketua CDU biasanya, tidak selalu, juga calon kanselir untuk CDU, CSU, dan blok konservatif yang kemungkinan besar menang dalam pemilihan federal.
Meski demikian, hasil jajak pendapat beberapa waktu lalu menunjukkan Ketua CSU Markus Soeder dari konservatif lebih disukai pemilih. Sejumlah anggota parlemen CDU juga sebenarnya menginginkan Menteri Kesehatan Jens Spahn yang mencalonkan diri sebagai kanselir meski Spahn mendukung Laschet menjadi pemimpin partai.
Multikulturalisme
Laschet selama ini dikenal sebagai pembela multikulturalisme yang berjanji melanjutkan aliran tengah Merkel. Ia juga dikenal sebagai politisi moderat bersuara lembut yang pragmatis. Ia pengikut setia Merkel, bahkan semakin setia sejak Jerman membuka pintu perbatasannya bagi ratusan ribu migran dari Suriah dan negara-negara lain pada 2015. Ia bahkan dianggap lebih pro-migrasi ketimbang Merkel.
Selama kampanye pemilihan ketua CDU, Laschet sudah memosisikan dirinya sebagai kandidat penerus Merkel dengan mengatakan ”memisahkan diri dari Angela Merkel akan mengirimkan pesan yang keliru” kepada majalah Stern. Nama Laschet mulai populer ketika kampanye partai dimulai tahun lalu atau setelah pengunduran diri Annegret Kramp-Karrenbauer yang mengagetkan.
Namun, perjalanan Laschet ke posisi puncak tidak selalu mulus. Ia banyak menerima kritik karena sikapnya yang dinilai tidak konsisten dan ketidakmampuannya menangani pandemi Covid-19 di North Rhine-Westphalia. Pada musim semi lalu, Laschet agresif mendorong pelonggaran pembatasan fisik, tetapi kemudian rencananya dibatalkan setelah banyak kasus Covid-19 di sebuah rumah jagal.
Laschet juga memicu perdebatan ketika ia menyalahkan warga dari Eropa timur yang mengimpor kasus-kasus baru Covid-19 ke Jerman. Meski sering dipuji karena kemampuannya untuk menyatukan publik, menurut harian Sueddeutsche Zeitung, Laschet juga dianggap sebagai orang yang peragu, tidak tegas, dan terkadang impulsif.
Posisi Laschet di partai menguat karena CDU unggul di pemilu lokal North Rhine-Westphalia, September lalu, dan dikatakannya berkat dukungan dari kebijakan partai yang moderat. ”Saya berpengalaman memimpin negara bagian dan penting bagi partai untuk bisa menyatukan rakyat,” ujarnya.
Anggota-anggota partai CDU juga mungkin terpengaruh oleh aliansi Laschet dengan Spahn yang juga favorit publik karena berhasil mengarahkan Jerman melalui masa-masa pandemi yang berat. Laschet dan Spahn menulis artikel bersama untuk mingguan Der Spiegel yang menjanjikan akan membuat CDU menjadi ”salah satu partai politik paling modern di Eropa” dan mengingatkan kepemimpinan tidak bisa berhasil jika hanya dilakukan oleh satu orang.
Keturunan Charlemagne
Laschet lahir di Aachen, kota di Jerman barat yang berdekatan dengan perbatasan Belgia dan Belanda. Ia penggemar berat Charlemagne atau Karel Agung atau Charles I, Raja Bangsa Frank yang kekaisarannya berbasis di Aachen. Ia dikenang karena berhasil menyatukan Eropa. Keluarga Laschet mengklaim mereka keturunan langsung dari Charlemagne.
Meski keturunan Charlemagne, Laschet selalu menggambarkan dirinya sebagai orang biasa yang lahir dari keluarga biasa-biasa saja. Ayahnya yang bekerja di tambang mengajarkannya keberagaman. ”Ketika ada di dalam tambang, tidak peduli latar belakang rekan-rekanmu. Yang paling penting apakah kamu bisa mengandalkan mereka,” cerita Laschet.
Istri Laschet berasal dari Wallonia, daerah di Belgia selatan yang berbahasa Perancis. Keduanya dikarunia tiga anak. Laschet mendalami hukum dan ilmu politik di Muenchen dan Bonn kemudian menjadi wartawan di stasiun radio dan televisi Bavaria serta menjadi editor harian Katolik. Laschet terpilih menjadi anggota parlemen federal Jerman pada 1994 dan Parlemen Eropa pada 1999. Ia lalu memimpin partai CDU di tingkat negara bagian pada 2012 dan menjadi menteri utama negara bagian sejak 2017. (REUTERS/AFP)