Korban Meninggal akibat Covid-19 di Seluruh Dunia Menembus 2 Juta Jiwa
Amerika Serikat masih menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi, 389.581 jiwa, disusul Brasil 207.095 jiwa, dan India 151.918 jiwa. Angka rata-rata kasus baru Covid-19 di dunia kini adalah 724.000 kasus per hari.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·5 menit baca
WASHINGTON, SABTU — Angka kematian akibat Covid-19 secara global menembus 2 juta jiwa pada Jumat (15/1/2021). Negara dengan jumlah kematian tertinggi adalah Amerika Serikat dengan jumlah kematian 389.581 jiwa, disusul Brasil 207.095 jiwa, dan India 151.918 jiwa.
Data yang dihimpun kantor berita AFP menunjukkan, jumlah kematian akibat penyakit itu per Jumat kemarin adalah 2.000.066 orang. Adapun jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 sejak pertama kali ditemukan pada manusia atas salah satu warga di Wuhan, China, pada akhir 2019 adalah 93,32 juta kasus. Jika dibandingkan dengan jumlah kasus terkonfirmasi tersebut, persentase jumlah kematian akibat Covid-19 mencapai 2,14 persen.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak vaksinasi massal dapat digelar secara global di tengah wabah yang menular dengan kecepatan tinggi. Namun, di tengah upaya negara-negara mempercepat vaksinasi, muncul kabar buruk. Raksasa farmasi pengembang vaksin Covid-19, Pfizer, mengungkapkan bahwa pengiriman vaksinnya akan melambat untuk periode akhir Januari.
Pukulan terkait vaksinasi juga bertambah setelah ditemukannya kasus meninggal atas setidaknya 23 warga Norwegia berusia lanjut seusai divaksinasi.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, gelaran program vaksinasi Covid-19 didorong simultan dengan upaya untuk mempelajari asal dan urutan virus korona tipe baru. Hal itu dinilainya penting untuk menghadapi strain-strain baru virus tersebut di dunia.
”Saya ingin melihat vaksinasi dilakukan di setiap negara dalam 100 hari ke depan sehingga petugas kesehatan dan mereka yang berisiko tinggi dilindungi terlebih dahulu,” kata Tedros dalam konferensi pers di Geneva, Swiss.
Seruan Tedros tersebut mengemuka di tengah penambahan kasus terkonfirmasi penyakit itu secara global. Dalam sepekan terakhir, rata-rata jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19 di dunia adalah 724.000 kasus per hari.
Kasus harian terus naik
Dibandingkan dengan catatan rata-rata penambahan kasus harian sepekan lalu, telah terjadi kenaikan 10 persen. Negara seperti Spanyol dan Lebanon telah mengumumkan rekor penambahan kasus. Terjadi lonjakan jumlah kasus penyakit itu di dua negara tersebut, yakni hingga 26 persen sepanjang sepekan terakhir.
Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden, Jumat, mengatakan bahwa dirinya akan memanfaatkan kekuatan penuh pemerintah federal dalam program vaksinasi di negerinya. Ia akan melaksanakan strategi pembuatan tempat-tempat vaksinasi, menyebarkan klinik keliling, dan sekaligus memperluas cakupan tenaga kesehatan masyarakat.
Pegang kata-kata saya: Kami siap melaksanakan operasi ini. (Joe Biden).
”Pegang kata-kata saya, ’Kami siap melaksanakan operasi ini’,” kata Biden yang bakal dilantik sebagai Presiden AS pada Rabu (20/1/2021) pekan depan.
Di Eropa, tercatat lebih dari 650.000 kematian akibat Covid-19. Muncul kekhawatiran tersendiri di benua itu akibat penundaan pengiriman vaksin Pfizer. Pengiriman yang terlambat otomatis akan memperlambat pula proses vaksinasi. Kondisi ini dikhawatirkan semakin memicu kritik keras dari warga negara-negara ”Benua Biru”.
Pfizer, yang mengembangkan vaksin Covid-19 bersama perusahaan Jerman, BioNTech, mengatakan bahwa tertundanya pengiriman vaksin itu di negara-negara Uni Eropa dapat terjadi selama beberapa pekan dari jadwal semula. Penundaan terjadi karena terganggunya proses pengembangan secara teknis di pabriknya di Belgia. Pihak Pfizer berjanji mengakselerasi pengiriman pada Maret.
Komisi Eropa mengatakan, semua vaksin yang dipesan oleh Uni Eropa (UE) dengan jadwal pengiriman pada triwulan pertama tahun ini akan dikirimkan tepat waktu. Namun, sejumlah menteri dari Denmark, Estonia, Finlandia, Latvia, Lituania, dan Swedia mengatakan dalam sebuah surat bersama bahwa situasi itu ”tidak dapat diterima” dan ”menurunkan kredibilitas proses vaksinasi”.
Di tengah upaya vaksinasi, negara-negara di dunia terus berupaya menghadang laju penularan Covid-19. Penutupan atau penguncian wilayah diperketat atau ditambah waktunya oleh sejumlah negara. Portugal, misalnya, memasuki fase penguncian wilayah baru pada akhir pekan ini. Negara Bagian Amazonas di wilayah utara Brasil mengumumkan jam malam dari pukul 19.00 hingga 06.00.
Peti jenazah menumpuk
Penanganan atas pasien dan juga warga yang meninggal akibat penyakit itu juga membuat kewalahan otoritas-otoritas di sejumlah wilayah. Krematorium Meissen di Negara Bagian Sachsen, Jerman, misalnya, harus mengalami penumpukan peti mati untuk dikremasi.
Manajer krematorium, Joerg Schaldach, mengatakan bahwa siapa pun yang masih mempertanyakan tingkat keparahan pandemi harus melihat banyaknya jenazah yang menumpuk itu.
Unit gawat darurat rumah sakit kota di Manaus, Amazonas, telah mencapai kapasitas 100 persen selama dua pekan terakhir. Para pekerja medis dilaporkan berjuang keras melawan kekurangan oksigen dan peralatan penting lainnya.
Ketakutan telah berkembang secara global terkait perkembangan ditemukannya strain baru virus korona tipe baru. Kabar terbaru hal tersebut terjadi di Brasil, katika Covid-19 yang terdeteksi dilaporkan bisa lebih menular, seperti varian yang baru-baru ini ditemukan di Inggris dan Afrika Selatan. Inggris telah melarang semua kedatangan pengunjung dari AS dan Portugal dalam upaya untuk mencegah kedatangan kasus Covid-19 varian baru.
Peringatan dari perusahaan dan pemerintah yang kekurangan dana tentang dampak ekonomi dari krisis akibat pandemi juga terus bermunculan. Italia, misalnya, mengatakan sedang berusaha untuk meminjam tambahan 32 miliar euro.
Adapun eksekutif senior perusahaan kereta api Perancis Eurostar, Christophe Fanichet, mengatakan bahwa kondisi perusahaannya berada dalam keadaan ”sangat kritis”. Pandemi telah mengharuskan perseroan memangkas layanannya menjadi hanya satu koneksi London-Paris per hari.
Laporan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional menunjukkan, perjalanan udara global anjlok 60 persen pada 2020 ketika negara-negara menutup perbatasan dan membatasi perjalanan untuk memperlambat penyebaran Covid-19. Pandemi juga telah memperlambat migrasi global hampir 30 persen. Dalam laporan PBB yang dirilis Jumat, terungkap imigran yang bermigrasi di dunia berkurang hingga 2 juta orang dari tahun sebelumnya. (AFP/REUTERS)