Bendungan Tinggi Aswan: Impian Nasser, Mimpi Buruk Nubia
Pembangunan fisik yang dimulai pada 1960 bermula dari mimpi besar Gamal Abdel Nasser, Presiden Mesir periode Juli 1956-September 1970.
Oleh
Pascal S Bin Saju
·3 menit baca
Hari ini, 15 Januari 2021, genap 50 tahun Bendungan Tinggi Aswan, Mesir, resmi beroperasi. Pembangunan fisik yang dimulai pada 1960 bermula dari mimpi besar Gamal Abdel Nasser, Presiden Mesir periode Juli 1956-September 1970. Namun, peresmian lima dekade lalu itu dibayar dengan harga yang mahal.
Bendungan batu yang terletak di perbatasan utara antara Mesir dan Sudan itu mulai beroperasi pada 15 Januari 1971 atas dukungan dana dari Uni Soviet di masa puncak Perang Dingin. Bendungan dibangun untuk menyediakan sumber energi listrik bagi seluruh warga Mesir, meningkatkan potensi irigasi dan pengolahan lahan pertanian negara itu, serta mengatasi siklus panjang bencana banjir dan kekeringan di tepi Sungai Nil.
Bendungan Tinggi Aswan itu juga dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan yang luar biasa oleh masyarakat di setiap sudut Mesir. Listrik dapat menjadi daya dorong yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi dan modernisasi Mesir. Bahkan, menurut situs web Water Technology, air bendungan bisa melayani kebutuhan irigasi hingga Sudan.
Namun, pembangunan bendungan menyebabkan puluhan ribu penduduk lokal Nubia, kaum nomad dari Sudan, terusir dan mengancam ratusan monumen kuno. Kuil Firaun dan Yunani-Romawi, termasuk kuil milik Ramses II di Abu Simbel, terkena dampak. Bahkan, diperlukan relokasi mahal terhadap kompleks kuil Mesir kuno Abu Simbel yang dibangun pada abad ke-13 pra-Masehi.
Para penentang atau kelompok yang tidak setuju dengan pembangunan Bendungan Tinggi Aswan juga mengeluh bahwa proyek tersebut telah mengurangi jumlah endapan lumpur Sungai Nil yang menyuburkan lahan setelah luapan air sungai saat banjir dan juga menyempitkan Delta Nil yang subur.
Megaproyek
Sejak merebut kekuasaan pada 1954 setelah menggulingkan Jenderal Mohamed Naguib, Nasser telah memimpikan megaproyek pembangunan bendungan di seberang Sungai Nil, yang akan memungkinkannya menambah luasan lahan
yang bisa diolah menjadi area pertanian Mesir yang potensial.
Sebelum Bendungan Tinggi Aswan selesai dibangun, terdapat satu bendungan yang dibangun di Aswan selama era kolonial Inggris pada 1902. Namun, ledakan populasi negara itu membuat ketersediaan air bendungan tidak mencukupi lagi sehingga muncul ide untuk membangun Bendungan Tinggi Aswan pada 1950-an.
Sayangnya, pada 1956, Amerika Serikat dan Inggris mencabut tawaran untuk mendanai pembangunan bendungan setelah Mesir diketahui semakin mesra dengan Soviet yang ditandai dengan perjanjian senjata rahasia dua negara itu.
Sebagai balasan, Nasser menasionalisasi Terusan Suez, yang memicu krisis. Inggris, Perancis, dan Israel bersatu menyerbu Mesir hingga menduduki Terusan Suez. Soviet dan AS kemudian memaksa tiga negara itu untuk mundur dan akhirnya Terusan Suez kembali ke tangan Mesir pada 1957. Soviet turun tangan untuk membiayai proyek pembangunan bendungan.
Pada 9 Januari 1960, Nasser memulai pekerjaan pembangunan tersebut yang ditandai peledakan dengan menggunakan dinamit seberat 10 ton. Empat tahun kemudian, Nasser dan pemimpin Soviet, Nikita Khrushchev, bersama-sama meresmikan pengisian air ke bendungan. Nasser menyebutnya sebagai ”simbol persahabatan abadi” dengan Soviet.
Akan tetapi, proyek itu mengharuskan perlunya operasi penyelamatan arkeologi terbesar di dunia. Kompleks kuil Mesir kuno yang cukup besar dibongkar dan diangkat ke tempat yang lebih tinggi untuk mencegahnya terendam luapan air bendungan. Kini, situs aslinya telah benar-benar tenggelam oleh Waduk Nasser.
Penduduk Nubia terpaksa meninggalkan ”Taman Eden” mereka di sepanjang Sungai Nil yang subur menuju ke kota-kota yang gersang di selatan.
Pembangunan fisik bendungan rampung pada 21 Juli 1970. Pada 15 Januari 1971, tiga bulan setelah kematian Nasser, penggantinya—Anwar Sadat—meresmikan pengoperasian bendungan itu. Potret Nasser tergantung di setiap sisi bendungan yang juga menampung air pembangkit listrik tenaga air raksasa dengan 12 turbin. Turbinnya menghasilkan 10 miliar kilowatt listrik atau setara dengan setengah dari pasokan listrik negara.
Bendungan Tinggi Aswan ini membentuk Waduk Nasser yang dapat menampung lebih dari 160 miliar meter kubik air per tahun. Pembangunan bendungan selama 11 tahun melibatkan 36.000 pekerja Mesir dan lebih dari 2.000 ahli Soviet.
Menurut situs Water Technology, bendungan itu memiliki tinggi 111 meter dengan panjang 3.830 meter dan lebar dasar 980 meter. Air limpasan bendungan ini juga memiliki kapasitas pembuangan 11.000 meter kubik per detik. (AFP)