Kondisi Darurat Korona Diperluas, Olimpiade di Jepang Bisa Ditunda Lagi
Prefektur yang ditambahkan dalam status keadaan darurat adalah Osaka, Kyoto, Hyogo, Fukuoka, Aichi, Gifu, dan Tochigi. Status itu mulai berlaku Kamis (14/1/2021) ini.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
TOKYO, RABU — Setelah sebelumnya menetapkan Tokyo dalam status keadaan darurat untuk menekan penularan Covid-19, pada Rabu (13/1/2021), Pemerintah Jepang memberlakukan status serupa pada beberapa wilayah lain. Prefektur yang ditambahkan dalam status keadaan darurat adalah Osaka, Kyoto, Hyogo, Fukuoka, Aichi, Gifu, dan Tochigi. Status itu mulai berlaku mulai Kamis pekan ini.
Penetapan tersebut dilakukan setelah Gubernur Osaka, Kyoto, dan prefektur lain yang terpukul parah oleh pandemi meminta Pemerintah Jepang mengumumkan keadaan darurat tersebut. Deklarasi darurat sejauh ini ditetapkan berlangsung hingga 7 Februari mendatang dengan cakupan atas sekitar 55 persen dari populasi Jepang yang berjumlah 126 juta.
Cakupan kebijakan itu jauh lebih sempit daripada pemberlakuan kondisi darurat pertama pada musim semi lalu. Kebijakan ini berfokus pada upaya untuk memerangi penularan Covid-19 di bar dan restoran sambil mendesak warga untuk tetap tinggal di rumah.
Kondisi darurat memberi otoritas lokal dasar hukum dan kewenangan terkait pembatasan pergerakan orang dan juga aktivitas bisnis ataupun perkantoran. Perdana Menteri Yoshihide Suga sebelumnya khawatir langkah itu berpotensi menghambat aktivitas ekonomi.
”Pernyataan keadaan darurat adalah cara yang ampuh, berdasarkan hukum, untuk mengatasi penyebaran infeksi, tetapi juga menempatkan pembatasan besar atas aktivitas warga,” kata Suga dalam sebuah konferensi pers. ”Karena itu, diperlukan keputusan yang sangat hati-hati dari pemerintah.”
Di tengah tidak menentunya pengendalian pandemi penyakit itu, muncul pendapat dari kalangan warga Jepang agar negara tersebut kembali menunda dan bahkan membatalkan gelaran Olimpiade Musim Panas. Sebelumnya, Olimpiade Tokyo telah ditunda dari jadwal semula, yakni pertengahan 2020.
Jajak pendapat yang dihimpun oleh media NHK menggambarkan meningkatnya desakan warga agar pemerintah menunda dan atau bahkan membatalkannya. NHK menyebutkan hingga tengah pekan ini kasus Covid-19 di Jepang mencapai 300.000 kasus dan kematian mencapai 4.187 jiwa. Dalam survei akhir pekan lalu oleh NHK, hanya 16 persen responden mendukung Olimpiade dilanjutkan.
Jajak pendapat yang dihimpun oleh media NHK menggambarkan meningkatnya desakan warga agar pemerintah menunda dan atau bahkan membatalkan kompetisi olahraga empat tahunan itu.
Olimpiade Musim Panas, menurut rencana, akan digelar pada 23 Juli hingga 8 Agustus mendatang. Takeshi Niinami, CEO perusahaan raksasa minuman Suntory Holdings dan penasihat ekonomi Suga, mengatakan kepada Reuters bahwa dia tidak yakin apakah Olimpiade dapat diselenggarakan sesuai rencana.
Suga telah dikritik oleh sejumlah pihak karena respons yang lambat dan membingungkan terhadap pandemi. Kritik itu adalah pembalikan tajam dari dukungan kuat yang dia nikmati di awal masa jabatannya. Pada awal kepemimpinannya, Suga dinilai mewakili suara warga Jepang pada umumnya. Kehadirannya diharapkan dapat mendorong reformasi di Jepang.
Analis politik Atsuo Ito mengatakan, dirinya melihat dua masalah utama atas respons Suga terhadap pandemi. Pertama, langkah yang diambil Suga dinilainya cenderung bertahap, tetapi lambat. Kedua, Suga dilihat sebagai komunikator yang buruk. ”Dia hampir tidak memiliki keahlian dalam mengolah pesan. Bahkan, pada konferensi pers, dia melihat ke bawah dan membaca catatan. Hal itu tidak mengundang kepercayaan dari warga. Hasilnya adalah tingkat dukungan terhadapnya turun,” kata Ito.
Jajak pendapat NHK juga menunjukkan, 88 persen responden menganggap 7 Februari adalah terlalu dini untuk mencabut keadaan darurat. Pandangan senada juga dianut oleh banyak ahli. ”Sangat tidak mungkin kita akan melihat kasus turun hanya dalam waktu sebulan,” kata Yoshihito Niki, spesialis penyakit menular dan profesor di Rumah Sakit Universitas Showa. ”Jepang telah disebut sebagai (negara dengan) kisah sukses dan ada pendapat tentang apa yang disebut sebagai faktor X—sesuatu yang membuat orang Jepang lebih kebal terhadap virus—tapi itu fantasi semata.”
Pemerintah Jepang sendiri dilaporkan tetap melanjutkan persiapan untuk menyelenggarakan Olimpiade Tokyo musim panas ini sesuai dengan rencana setelah ditunda tahun lalu. Hal itu dinyatakan Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato, Rabu. Ini merupakan penegasan baru untuk menjawab pertanyaan tentang jadi atau tidak, ditunda atau tidak Olimpiade Tokyo.
Komentar itu muncul ketika media lokal melaporkan PM Suga dan filantropis AS Bill Gates telah berbicara tentang Olimpiade pada Selasa lalu. Keduanya menjalin komunikasi melalui telepon yang diatur oleh Niinami. Suga mengatakan kepada Gates bahwa Olimpiade itu ”sangat penting” dan ”pasti” akan terus berlanjut, kata kantor berita Kyodo, mengutip Niinami. Namun, Kato mengatakan, Suga tidak memberikan komentar itu kepada Gates. (AFP/REUTERS)