Rantai Pasokan Industri Perikanan Terdampak Brexit
Brexit dinilai membuyarkan kerja sama selama puluhan tahun untuk menyempurnakan rantai pasokan sektor perikanan.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
BOULOGNE-SUR-MER, RABU — Penjual ikan dan pabrik makanan laut Perancis menangguhkan pesanan dari Inggris dan berjuang menyelamatkan rantai pasokan tepat waktu. Ini setelah mereka dijungkirbalikkan oleh birokrasi pasca-Brexit yang menghambat pengiriman salmon dan lobster dari Inggris ke Eropa.
Perusahaan-perusahaan importir di Boulogne-sur-Mer, Jerman, Selasa (12/1/2021) siang waktu setempat, mengaku. pengiriman-pengiriman mereka terkadang ditahan hanya karena di dalam dokumennya tertulis nama-nama spesies ikan yang kurang tepat dalam bahasa Latin.
Alasan keterlambatan lainnya, termasuk sertifikat sanitasi yang tidak menggunakan cap yang dipersyaratkan. Agen-agen di Perancis tidak mau menoleransi kesalahan-kesalahan seperti ini.
Akibatnya, rantai suplai dari luar Kepulauan Inggris hingga Pelabuhan Boulogne di Perancis utara menjadi kisruh. Padahal, sebelum Brexit, lobster Norwegia dan kerang Skotlandia sering tersedia di toko-toko di Perancis sekitar sehari setelah dipanen. Kini pengirimannya saja membutuhkan waktu paling tidak 1-2 hari. Itu pun jika semua persyaratan terpenuhi.
”Kita tidak pernah mengalami keterlambatan seperti sekarang. Kacau sekali sekarang,” kata Arnaud Mille dari perusahaan Demarne Freres yang selama ini bergantung pada suplai dari Inggris.
Pada pekan kedua ini, gangguan keterlambatan pengiriman ini bisa berarti hampir tidak mungkin bagi para importir untuk menempatkan pesanannya di dalam truk yang membawa berbagai pesanan dari pemasok yang berbeda.
Mille sudah mengirim pesan kepada para petugas bea dan cukai Perancis untuk meminta mereka fleksibel dulu sambil industri perikanan mempelajari terlebih dulu prosedur birokrasi yang baru.
Keterlambatan itu berarti pasokan ikan tidak selalu akan sampai di pasar Eropa dalam kondisi segar seperti biasanya. Kiriman kepiting hasil tangkapan Inggris yang tiba di gudang Mille terlambat sehari saja sudah 20 persen kepiting yang mati.
Brexit dinilai sudah membuyarkan kerja sama selama puluhan tahun untuk menyempurnakan rantai pasokan. ”Kita jadi kehilangan upaya yang sudah dilakukan selama 30 tahun,” kata Mille.
Perceraian Inggris dengan Uni Eropa menandai kembalinya perbatasan pabean dan dokumen serta biaya tambahan. Importir makanan laut dari Inggris ke UE kini menghadapi persyaratan yang berat, termasuk kewajiban pemeriksaan sanitasi.
Direktur Eksekutif Pemroses Ikan JP Maree, Stephane Pruvost, mengatakan, dirinya sudah membatalkan semua impor dari Inggris. Untuk saat ini, ia memenuhi kebutuhan pesanan ikan salmon dan ikan monkfish yang berbentuk seperti lele raksasa dari pasar-pasar lain, seperti di Norwegia dan Denmark.
”Kalau pilihan pemasoknya tidak banyak, harganya tidak bervariasi dan kualitasnya pun begitu. Namun, sekarang tidak ada pilihan lain,” ujarnya.
Sopir truk Skotlandia, Robert Marshall, duduk seharian di dalam truknya di pos pemeriksaan sanitasi Boulogne, beberapa ratus meter dari kompleks, seperti hanggar tempat ia harus menurunkan kargo salmonnya. Ia menunggu dokumennya diperiksa oleh bea dan cukai. ”Kalau begini terus, saya tidak akan bisa dapat uang,” ujarnya.
Kepala Pos Pemeriksaan Sanitasi Boulogne Charles-Henri Goeury mengatakan, para petugas pengendalian sanitasi melakukan tes terhadap 15 persen pesanan ikan tangkapan liar dan 30 persen ikan yang diternakkan serta moluska.
Pemeriksaan yang dilakukan, seperti membuka peti-peti es, untuk memeriksa kesegaran ikan dan apakah disimpan sesuai dengan ketentuan suhu yang berlaku.
Goeury membantah pihaknya menahan truk-truk pengiriman sampai berjam-jam. Pemeriksaan fisiknya cepat, tetapi yang lama ada pada proses dokumen bea dan cukai. Selama ini, pihaknya fleksibel jika ada sedikit masalah administratif, tetapi mungkin ke depan akan lebih ketat.
Tidak hanya impor ikan yang terdampak Brexit, tetapi juga ekspor ikan. Kebutuhan pedagang grosir Boulogne untuk mendapatkan izin, tanda tangan dan pendaftaran kapal dari setiap nakhoda membuat pengiriman ikan belanak campuran dari Perancis, turbin dari Belgia, dan bulu babi dari Spanyol ke pembeli di Inggris tidak mungkim dilakukan. Bea dan cukai menambahkan biaya tambahan sampai ratusan euro.
Mengirimkan ikan ke London biasanya sangat mudah, semudah menjual ke pinggir jalan. Sekarang rasanya seperti mengirim ikan ke Planet Mars.
Penanggung jawab ekspor di L’Argonaute, Pierre Haem, mengatakan, dirinya kini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengurus dokumen ketimbang menjual ikan. Kini, ia hanya bisa mengirimkan cumi-cumi.
”Mengirimkan ikan ke London biasanya sangat mudah, semudah menjual ke pinggir jalan. Sekarang rasanya seperti mengirim ikan ke Planet Mars,” ujarnya. (REUTERS)