Lebanon Desak PBB Sikapi Pelanggaran Wilayah Udara oleh Israel
Presiden Lebanon Michel Aoun meminta PBB untuk menindak Israel karena telah berulang kali melanggar wilayah udaranya.
Oleh
Mahdi Muhammad
·3 menit baca
BEIRUT, RABU — Lebanon mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa agar menindak Israel yang secara terang-terangan melanggar wilayah udaranya. Bahkan, pesawat tempur dan nirawak Israel tidak saja sekadar melintas, tetapi diduga juga melakukan aktivitas pengintaian terhadap seluruh wilayah Lebanon.
Presiden Lebanon Michel Aoun, Selasa (12/1/2021) waktu setempat, mendesak PBB untuk mengecam agresi dan pelanggaran kedaulatan wilayah udara negaranya. Presiden Aoun juga mendesak PBB untuk mengeluarkan resolusi penghentian permusuhan di antara kedua negara setelah konflik tahun 2006.
Lebanon-Israel secara teknis masih berperang. Lebanon telah berulang kali mengeluhkan pelanggaran oleh Israel atas wilayah udara dan perairannya.
Pesawat-pesawat tempur muncul di langit Beirut, menimbulkan suara keras, termasuk pada malam Natal lalu. Penerbangan tersebut meneror penduduk kota yang baru-baru ini selamat dari ledakan besar di Pelabuhan Beirut, yang menewaskan lebih dari 200 orang dan menyebabkan 300.000 orang mengungsi.
Seorang pejabat militer Lebanon yang meminta namanya tetap dirahasiakan menyebutkan, pelanggaran wilayah udara tidak hanya dilakukan oleh pesawat tempur militer, tapi juga pesawat nirawaknya. Selama 24 jam, pesawat nirawak Israel berada di wilayah udara Lebanon pada hari-hari tertentu.
Dalam beberapa pekan terakhir, pesawat tempur militer Israel berulang kali terbang rendah di atas Beirut, ibu kota Lebanon, dan beberapa kota besar lain di negara itu. Kejadian yang terus berulang tersebut telah menyebabkan kegelisahan di antara warga Lebanon yang tidak asing dengan konflik.
UNIFIL mengatakan, Israel memasuki wilayah udara Lebanon setiap hari, pelanggaran resolusi PBB dan kedaulatan negara. Dalam catatan UNIFIL, antara Juni dan Oktober 2020, terjadi rata-rata 12,63 pelanggaran harian wilayah udara oleh militer Isral dengan total waktu penerbangan 61 jam dan 51 menit.
Angka tersebut meningkat signifikan dibandingkan dengan yang terjadi pada empat bulan sebelumnya. Pesawat nirawak, dalam catatan UNIFIL, bertanggung jawab atas sebagian besar pelanggaran.
Pemerintah dan militer Israel jarang berkomentar tentang misi semacam itu. Permintaan komentar atau konfirmasi jarang berbalas. Namun, sejumlah pejabat Israel mengatakan, penerbangan tersebut diperlukan karena kelompok militan Hezbollah Lebanon dianggap terus membangun kemampuan persenjataan mereka dan melanggar resolusi PBB tahun 2006.
Selain itu, aktivitas militer Hezbollah yang tinggi di sekitar wilayah perbatasan Lebanon-Israel membuat militer Israel bertindak.
Pesawat tempur Israel memasuki wilayah udara Lebanon untuk melakukan serangan militer di wilayah negara tetangga mereka, Suriah. Militer Israel menargetkan lokasi yang dinilai menjadi basis kekuatan milisi yang didukung Iran dan kelompok Hezbollah Lebanon.
Israel telah menyatakan keprihatinan dan bertindak untuk menggagalkan peningkatan kehadiran Iran dan Hezbollah di dekat perbatasannya. Termasuk terkait peningkatan penempatan rudal-rudal dengan kemampuan menghancurkan yang lebih masif dan akurat saat menyasar target.
Pemimpin Hezbollah Hassan Nasrallah, dalam sebuah wawancara di akhir tahun 2020, menyatakan, upaya Israel menggagalkan kemampuan kelompoknya untuk memperoleh rudal tersebut telah gagal. Dia menyatakan, jumlah rudal yang ditempatkan di perbatasan meningkat dua kali lipat dari tahun lalu.
Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz, saat mengunjungi pangkalan militer Israel di Dataran Tinggi Golan, Selasa (12/1/2021), menyatakan, militer Israel akan terus bersiaga untuk mengantisipasi segala bentuk serangan ke wilayah mereka.
Israel diyakini telah melakukan sejumlah serangan udara dalam beberapa pekan terakhir terhadap target yang terkait dengan Iran dan Hezbollah di Suriah.
”Kami terus berjaga di semua perbatasan kami. Kami telah bertindak dan kami akan terus bertindak terhadap siapa pun yang mencoba menantang kami dari dekat atau jauh,” kata Gantz.
Penerbangan Israel yang sering terjadi di wilayah udara Lebanon terjadi saat ketegangan yang meningkat di wilayah tersebut pada hari-hari terakhir pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Banyak yang takut pembalasan atas pembunuhan AS atas komandan Iran Qassem Soleimani tahun lalu mungkin terjadi sebelum Trump meninggalkan jabatannya atau konflik meletus untuk menggagalkan upaya pemerintahan Joe Biden yang masuk untuk bernegosiasi dengan Iran. (AP)