Johannesburg
Jerapah kerap digambarkan sebagai binatang yang tinggi sekali, memiliki leher jenjang, dan kaki panjang. Tinggi hewan ini, diukur hingga kepala, mungkin bisa lebih dari 4 meter atau bahkan 5 meter. Namun, keajaiban ditemukan di Namibia dan Uganda.
Julian Fennesy, salah satu pendiri Yayasan Konservasi Jerapah, mengatakan, mereka menemukan beberapa jerapah kerdil di beberapa negara di Afrika. ”Kami sangat terkejut,” kata Fennesy.
Ia mengungkapkan, staf yayasan menemukan jerapah kerdil tiga tahun lalu di semacam lokasi konservasi satwa liar di Namibia. Tinggi jerapah itu sekitar 2,6 meter.
Pemandangan yang sama ditemukan di lokasi konservasi satwa liar di Uganda pada 2015. Jerapah di negara itu setinggi 2,8 meter. Rekaman yang dipublikasikan yayasan tersebut memperlihatkan jerapah Uganda berdiri di atas kaki yang terlihat lebih tebal dan berotot ketika mereka tengah berjalan di Taman Nasional Air Terjun Mucrhison di wilayah utara Uganda. Sementara jerapah ”normal” memiliki kaki yang ”lebih langsing” dibandingkan dengan jerapah kerdil.
Fennesy mengatakan, jerapah normal memiliki anatomi leher yang panjang dan kaki yang jenjang untuk bisa mencapai puncak pohon yang lebih tinggi. Di pucuk pohon itu, biasanya terdapat dedaunan muda kegemaran jerapah. Sedangkan jerapah kerdil tentu sulit menjangkau puncak pohon dan hanya bisa mencapai dahan yang sejajar dengannya.
Dalam British Medical Journal disebutkan, jerapah kerdil ini mengidap sebuah penyakit yang disebut sebagai skeletal dysplasia, yang bisa menyerang manusia dan hewan peliharaan.
Fennesy menduga kondisi itu terjadi karena sebagian habitat jerapah telah hilang dan lebih banyak lahan berubah menjadi lahan budidaya, seiring dengan penurunan jumlah jerapah di dunia. (REUTERS)