Pandemi Covid-19 yang merajalela di semua belahan dunia, termasuk Dunia Arab, mendorong semua negara dan pemerintahan mengambil langkah bersama. Vaksinasi menjadi salah satu dari upaya bersama itu.
Oleh
Musthafa Abd. Rahman, dari Kairo, Mesir
·5 menit baca
Dunia Arab, seperti halnya belahan dunia lain, tak terbebas dari pandemi Covid-19. Tercatat ada 10 juta kasus positif Covid-19 di dunia Arab dengan 150.000 orang di antaranya meninggal akibat Covid-19. Dunia Arab pun memandang sangat penting vaksinasi Covid-19 sebagai salah satu upaya memutus rantai penularan Covid-19, selain secara disiplin mematuhi protokol kesehatan.
Menurut Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk wilayah Timur Tengah Ahmed al-Mandhari, semua negara Arab yang berjumlah 22 negara dan tergabung dalam organisasi Liga Arab telah masuk dalam proyek Covax, yaitu mekanisme pengadaan internasional atas vaksin Covid-19.
Al-Mandhari mengungkapkan, 11 negara Arab akan mendapatkan vaksin Covid-19 melalui skema pembelian langsung, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Irak, Lebanon, Jordania, Libya, Bahrain, Kesultanan Oman, Qatar, Mesir, dan Kuwait. Adapun 11 negara Arab lainnya akan mendapatkan vaksin Covid-19 melalui skema Covax, yaitu Sudan, Yaman, Suriah, Libya, Tunisia, Maroko, Mauritania, Djibouti, Somalia, Palestina, dan Aljazair.
Sejauh ini, di dunia Arab, tidak muncul polemik terkait kehalalan vaksin Covid-19. Publik ataupun para ulama sampai saat ini tidak mempersoalkan tentang isu halal atau haram vaksin Covid-19 itu. Barangkali publik dan ulama di dunia Arab mempraktikkan kaidah fikih atas vaksin Covid-19 itu yang menegaskan keadaan darurat membolehkan sesuatu yang terlarang. Pandemi Covid-19 dinilai sebagai satu keadaan darurat, yang salah satu ikhtiar dalam menghadapinya adalah melalui vaksinasi.
Terkait vaksinasi Covid-19 itu, Arab Saudi merancang 70 persen dari 33 juta penduduk negara itu telah tuntas mendapat vaksin Covid-19 pada akhir 2021. Arab Saudi telah menandatangani kesepakatan dengan China, Rusia, Jerman, dan AS untuk pengadaan vaksin Covid-19 tersebut.
Pada 10 Desember lalu, Riyadh telah menyetujui secara resmi pengadaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech. Dan, sejak 18 Desember 2020, Arab Saudi telah memulai vaksinasi dengan menggunakan vaksin produk Pfizer-BioNTech. Hingga akhir Desember tahun lalu, tercatat 300.000 warga Arab Saudi masuk dalam daftar yang diprioritaskan mendapat vaksin.
Menurut Menteri Kesehatan Arab Saudi Tawfiq al-Rabiah, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Arab Saudi dilakukan secara gratis. Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman dan Tawfiq al-Rabiah merupakan kelompok pertama yang telah divaksin.
Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengungkapkan, setiap hari, rata-rata 15.000 penduduk telah divaksin. Di Riyadh, setiap hari tercatat ada 10.000 warga mendapat vaksin Covid-19, disusul Jeddah dengan catatan 4.000 orang divaksin.
Selain Arab Saudi, adalah Kuwait, Bahrain, Qatar, dan UEA yang telah mulai melakukan vaksinasi Covid-19. Kuwait mulai melakukan vaksinasi Covid-19 secara gratis pada 24 Desember 2020. Kementerian Kesehatan Kuwait mengungkapkan, 150.000 dosis vaksin Covid-19 telah tiba di Kuwait untuk 75.000 warga yang diprioritaskan.
Bahrain pada 24 Desember lalu juga mulai melakukan vaksinasi Covid-19 secara gratis dengan menggunakan vaksin dari Pfizer-BioNTech (AS) dan Sinopharm (China). Kementerian Kesehatan Bahrain menyediakan 27 pusat vaksinasi di seantero negara dan 40.000 orang telah tercatat mendapat vaksin.
UEA mencanangkan program vaksinasi Covid-19 atas 50 persen dari 9,6 juta penduduk negara itu pada kuartal pertama tahun ini. Juru bicara Kementerian Kesehatan UEA, Farida al-Hosani, mengatakan, UEA kini berusaha agar sebanyak mungkin penduduk divaksinasi sehingga mencapai keamanan yang cukup dari penularan Covid-19 di negara ini.
Menurut Al-Hosani, proses vaksinasi Covid-19 di UEA sudah dimulai sejak Oktober 2020 dan terus berlanjut sampai saat ini. Ia mengungkapkan, sampai sekarang sudah 826.000 penduduk telah divaksinasi, sekitar 8 persen dari keseluruhan penduduk UEA.
Al-Hosani menyebut Pemerintah UEA telah melalukan sosialisasi besar-besaran kepada seluruh warga agar mereka mendapat informasi yang memadai dan benar tentang proses vaksinasi tersebut. Ia mengklaim vaksinasi Covid-19 yang sedang berlangsung di UEA mencapai kesuksesan 100 persen.
Al-Hosani mengatakan, Pemerintah UEA telah menandatangani kontrak pengadaan vaksin Covid-19 dengan Pfizer-BioNTech (AS), Sinopharm (China), dan Sinovax (China) untuk mendapat vaksin sebanyak dan secepat mungkin.
Di Doha, Kementerian Kesehatan Qatar menyampaikan telah mulai melakukan vaksinasi Covid-19 terhadap penduduknya pertengahan Desember lalu. Qatar saat ini mengandalkan vaksin dari Pfizer-BioNTech untuk memvaksin penduduknya yang mencapai 2,7 juta jiwa.
Di Mesir, Menteri Kesehatan Hala Zayed menyampaikan telah menyetujui penggunaan secara darurat vaksin Covid-19 produk Sinopharm (China). Menurut Zayed, vaksin Covid-19 dari Sinopharm sudah tiba di Mesir dan akan digunakan untuk tenaga kesehatan mulai pekan kedua Januari. Zayed mengungkapkan, Mesir juga telah menandatangani kontrak dengan Sinovax (China) dan AstraZeneca dari Inggris untuk pengadaan vaksin Covid-19.
Ia menyebut proses vaksinasi dengan menggunakan vaksin produk AstraZeneca sudah bisa dimulai di Mesir pada akhir Januari ini.
Palestina
Di Palestina, Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan akan mendapat suplai vaksin Covid-19 pada awal Februari 2021 dan dicanangkan akan digunakan untuk vaksinasi sekitar 20 persen penduduk di Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Palestina Yasser Bouziah mengungkapkan, Palestina sudah masuk dalam skema pembiayaan Covax untuk pengadaan vaksin Covid-19 di mana WHO akan menanggung biaya pengadaan dan proses vaksinasi Covid-19 di Palestina.
Amnesty Internasional telah menyerukan agar Israel ikut membantu pengadaan vaksin Covid-19 untuk penduduk Palestina. Menurut Amnesty Internasional, Israel ikut bertanggung jawab atas penduduk di wilayah Palestina yang mereka duduki.
Sejumlah negara lain, seperti Aljazair, Maroko, dan Irak, juga telah mengamankan atau tengah memfinalisasi pengadaan vaksin Covid-19 dari sejumlah produsen. Aljazair, misalnya, menggunakan vaksin Sputnik V dari Rusia dan Irak memilih vaksin buatan Pfizer-BioNTech. Sebelum vaksinasi dilakukan, Pemerintah Irak terus menekankan agar warga mematuhi protokol kesehatan.
Sementara Suriah dan Libya, yang masih dilanda perang saudara, pemerintah mengandalkan dan berharap pada WHO dalam pengadaan vaksin Covid-19.