PM Singapura Divaksin Covid-19, Minta Warga Menyusul Dirinya
Singapura memastikan vaksin Covid-19 akan tersedia untuk semua warganya paling lambat akhir tahun ini. Proses vaksinasi nasional dimulai dengan pemberian vaksin terhadap Perdana Menteri Lee Hsien Loong.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
SINGAPURA, JUMAT — Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menerima suntikan pertama vaksin Covid-19 pada Jumat (8/1/2021). Vaksinasi atas Lee itu sekaligus menandai dimulainya program vaksinasi Covid-19 di Singapura. Di tengah studi pemerintah setempat yang menunjukkan hampir 60 persen warga Singapura bersedia divaksinasi, Lee mendorong agar semua warga negara itu mendukung program vaksinasi.
”(Vaksin) akan membuat kita lebih aman dan hal itu akan membuatmu dan orang yang kamu cintai juga lebih aman, jadi tolong vaksinlah saat kamu bisa,” kata Lee (68) setelah menerima suntikan di rumah sakit setempat. Ia akan divaksin kembali untuk kedua kalinya selang tiga pekan kemudian. Singapura sejauh ini baru menyetujui vaksin yang dikembangkan Pfizer-BioNTech, tetapi mengaku mengatakan telah mengamankan dosis yang cukup untuk 5,7 juta populasinya, termasuk dari pengembang vaksin lain, seperti Moderna dan Sinovac.
Vaksinasi atas Lee menandai dimulainya program vaksinasi secara nasional di Singapura. Beriringan dengan Lee, turut divaksinasi Direktur Layanan Medis Kementerian Kesehatan Singapura Kenneth Mak bersama dengan 88 petugas kesehatan dari Rumah Sakit Umum Singapura (SGH). ”Vaksin ini tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi efektif dan juga penting,” kata Lee berbicara kepada wartawan setelah periode observasi 30 menit setelah suntikan dilakukan, sebagaimana dikutip The Strait Times. ”Saya berharap warga Singapura akan ikut divaksin selanjutnya.”
Baca juga: Warga Singapura Merasa Vaksin Covid-19 Tak Lagi Mendesak
Tidak seperti program vaksinasi massal di negara lain, seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris di mana kasus Covid-19 masih tinggi, program itu dilakukan di Singapura yang notabene dinilai relatif mampu melawan pandemi Covid-19. Singapura hanya melaporkan beberapa kasus lokal dalam beberapa bulan terakhir. Pemerintah Singapura mengatakan, studi menunjukkan hampir 60 persen penduduknya bersedia divaksinasi. Namun, sejumlah pendapat mengemuka tentang adanya kekhawatiran tentang kemungkinan efek samping dari vaksin yang dikembangkan dengan cepat.
Vaksinasi awal terhadap para pekerja garis depan di Singapura sudah dimulai pada akhir Desember lalu. Lee mengatakan, vaksinasi yang lebih luas untuk staf perawatan kesehatan dimulai beriringan dengan dirinya. Warga yang berusia lanjut akan mulai divaksin bulan depan. Ia memastikan vaksin Covid-19 akan tersedia untuk semua warga di Singapura paling lambat akhir tahun ini. Vaksinasi bersifat sukarela, tetapi pihak berwenang di Singapura mengatakan bahwa mereka akan mempertimbangkan pelonggaran pembatasan perjalanan bagi warga yang telah divaksinasi.
Lee mengatakan, vaksinasi yang lebih luas untuk staf perawatan kesehatan dimulai beriringan dengan dirinya. Warga yang berusia lanjut akan mulai divaksin bulan depan.
Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo ketika dihubungi dari Jakarta mengungkapkan, vaksin Covid-19 akan diberikan bagi warga Singapura dan warga asing yang punya izin tinggal panjang di negara itu. Itu artinya, warga negara Indonesia yang masuk dalam klasifikasi itu dipastikan akan ikut divaksin. Diperoleh informasi bahwa semua kebutuhan vaksin akan diterima otoritas Singapura pada triwulan ketiga tahun ini dan proses vaksinasi ditargetkan selesai digelar akhir tahun ini. Vaksinasi di Singapura, dijelaskan Suryopratomo, bersifat sukarela dan warga tidak dapat memilih jenis vaksin yang tersedia.
Persiapan vaksinasi juga dilakukan di sejumlah negara. Dari Paris dilaporkan, Alain Fischer, ahli imunologi yang mengoordinasikan strategi vaksinasi negara itu, mengungkapkan, vaksinasi pertama Covid-19 akan mulai digelar pekan depan. Vaksin yang akan digunakan Perancis adalah vaksin yang dikembangkan Moderna. Vaksin itu akan tiba dalam hari-hari ini.
Dari Ankara, melalui Twitter-nya, Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca mengatakan, Turki telah memulai proses mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Sinovac. Turki telah mengamankan setidaknya 50 juta dosis vaksin Sinovac dan telah menerima 3 juta dosis.
Sebagai basis memulai program vaksinasi, Pemerintah Turki, menurut Koca, telah meminta hasil sementara dari tim ahli yang melakukan uji klinis atas vaksin itu. Menurut Koca, dari laporan sementara itu, vaksin tersebut dinyatakan aman dam efektif.
Uni Eropa mencapai kesepakatan dengan Pfizer dan BioNTech untuk 300 juta dosis tambahan vaksin Covid-19 mereka. Hal itu diungkapkan Kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Dengan tambahan itu, UE menggandakan jumlah dosis vaksin Pfizer-BioNTech. ”Ini akan memungkinkan UE untuk membeli hingga 600 juta dosis vaksin ini yang telah digunakan di seluruh UE,” kata Von Der Leyen dalam sebuah pernyataan. Ia menambahkan, sebanyak 75 juta dari dosis vaksin tambahan akan diberikan pada triwulan kedua tahun ini.
Negara-negara UE tidak diizinkan untuk merundingkan kesepakatan vaksin terpisah dengan perusahaan farmasi secara paralel dengan upaya UE secara keseluruhan.
”Satu-satunya kerangka kerja yang kami negosiasikan adalah UE sebagai kesatuan. Kami melakukan ini bersama-sama dan tidak ada negara anggota atas dasar pengikatan hukum ini yang diizinkan untuk bernegosiasi secara paralel atau memiliki kontrak secara paralel,” kata Von der Leyen kepada wartawan di Brussels. ”Keseluruhan portofolio mencakup 2,3 miliar dosis vaksin, jadi ini lebih dari cukup untuk memvaksinasi semua penduduk Eropa.” (AP/AFP/REUTERS)