Aparat keamanan berhasil mengendalikan massa dan mengusir mereka dari Gedung Capitol di Washington DC. Sebelumnya, massa pendukung Presiden Donald Trump merangsek masuk, menolak sertifikasi kemenangan Joe Biden.
Oleh
B Josie Susilo Hardianto
·2 menit baca
WASHINGTON DC, KAMIS — Polisi didukung aparat keamanan lainnya segera mengusir para pendukung Presiden Donald Trump dari Gedung Capitol di Washington DC, Rabu (6/1/2021) atau Kamis (7/1) WIB. Sebelumnya, para pendukung Trump itu merangsek masuk ke Capitol untuk menyerukan tuntutan mereka, yaitu menolak sertifikasi kemenangan Presiden AS terpilih Joe Biden.
Kondisi saat ini di Gedung Capitol dilaporkan telah berangsur pulih dan aman dari pengunjuk rasa. Untuk mengantisipasi gerakan lanjutan, Wali Kota Washington Muriel Bowser telah mengumumkan pemberlakuan jam malam dan meminta bantuan dari Garda Nasional untuk memulihkan dan memastikan ketertiban wilayah ibu kota Washington DC.
Jam malam itu mulai diberlakukan pukul 18.00 waktu setempat atau Kamis pukul 06.00 WIB. Polisi dilaporkan segera menyiapkan pembatas di sekitar Gedung Capitol.
Pihak berwenang mengatakan, mereka berhasil membersihkan Capitol dari para perusuh setelah sekitar 4 jam, tetapi ratusan pendukung Trump tetap berada di luar, menentang jam malam yang diberlakukan di seluruh kota oleh Wali Kota Muriel Bowser.
Dalam unjuk rasa di Gedung Capitol itu, seorang perempuan dikabarkan tewas tertembak. Belum diketahui bagaimana ia tertembak dalam unjuk rasa itu.
Dikecam
Presiden AS terpilih Joe Biden menyebut aksi unjuk rasa di Gedung Capitol sebagai ”pemberontakan” dan menuntut agar Trump segera tampil di televisi nasional untuk mendesak para pendukungnya agar mundur dari Capitol.
”Demokrasi kita berada di bawah serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Biden di Delaware. ”Kekacauan di Capitol tidak mencerminkan Amerika yang sebenarnya,” ujarnya.
”Ini bukan perbedaan pendapat. Ini kekacauan. Ini kekacauan. Itu berbatasan dengan hasutan. Dan, harus diakhiri sekarang,” kata Biden lagi.
Trump melalui video juga telah meminta para pendukungnya mundur dari Capitol. Namun, ia masih berkukuh bahwa terjadi penipuan dalam pemilu November 2020. ”Kita harus memiliki kedamaian. Jadi, pulanglah. Kami mencintaimu, kamu sangat spesial,” kata Trump kepada para pendukungnya.
Kekacauan di Capitol terjadi sehari setelah Partai Demokrat diproyeksikan memenangi dua kursi putaran Senat. Kemenangan itu memberikan tambahan amunisi bagi Demokrat untuk mengendalikan Kongres.
Para sejarawan mengatakan, ”pembobolan” Capitol oleh pengunjuk rasa merupakan kejadian pertama sejak 1814 ketika Inggris membakarnya dalam perang 1812.
Selama lebih dari dua abad, sesi bersama Kongres telah menjadi acara seremonial yang tenang yang secara resmi mengesahkan pemenang pemilihan. Namun, seiring dengan desakan Trump agar anggota Partai Republik menolak hasil pemilu lalu, massa pendukungnya merangsek ke Capitol.
”Presiden Amerika Serikat sedang menghasut kudeta. Kami tidak akan terintimidasi. Kami tidak akan terhalang,” cuit perwakilan Demokrat, Karen Bass, dengan kata-kata yang digaungkan oleh beberapa anggota parlemen. (AP/AFP/REUTERS)