Adam Malik Award diberikan Kemenlu RI sejak 2002 kepada media dan jurnalis yang dinilai konsisten membuat liputan kebijakan luar negeri RI. Periode 2011-2021, hanya 2013 dan 2020 ”Kompas” tak menerima penghargaan itu.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
Dalam acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri RI, Rabu (6/1/2021), Kementerian Luar Negeri juga mengumumkan pemenang Adam Malik Award. Sejak 2002, penghargaan dari Kemenlu RI ini diberikan kepada media dan jurnalis yang dinilai konsisten membuat laporan serta liputan kebijakan luar negeri RI.
Harian Kompas kembali meraih Adam Malik Award (AMA) tahun 2021. Dalam periode 2011-2021, hanya pada 2013 dan 2020 Kompas tak menerima penghargaan itu untuk kategori media cetak. Pada tahun-tahun lain, harian ini secara rutin menerima penghargaan tersebut. Jurnalis Kompas juga beberapa kali menerima AMA.
”Dewan juri sulit menentukan pemenang karena semua berkualitas baik,” kata Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, yang menjadi Ketua Dewan Juri Adam Malik Award 2021.
Penghargaan untuk kategori radio diraih Smart FM, sedangkan kategori media daring diraih Tribunnews.com. Kemenlu juga memberikan anugerah tersebut kepada Metro TV untuk kategori televisi, Derry Sutardi (Radar Cirebon) untuk kategori jurnalis media cetak, dan Marcheilla Ariesta (medcom.id) untuk kategori jurnalis media daring.
Nuh mengatakan, pemberian anugerah itu menunjukkan Kemenlu terus berusaha meningkatkan komunikasi publik. Dengan upaya itu, masyarakat bisa semakin mengetahui perkembangan politik luar negeri Indonesia. ”Acara ini juga meningkatkan kompetensi jurnalis,” ujarnya dalam acara yang digelar secara daring terkait situasi pandemi tersebut.
AMA dinisbatkan kepada Adam Malik Batubara, mantan menlu dan wakil presiden. Sebelum menjadi diplomat dan pejabat, ia lebih dulu menjadi jurnalis. Ia kerap disebut sebagai perpaduan jurnalis-diplomat yang sangat kompeten.
Sebagai diplomat, karya Adam sangat beragam. Ia, antara lain, menjadi salah satu sosok penting dalam perdamaian Amerika Serikat-China pada 1971. Bersama Pakistan, Indonesia menjadi penghubung AS-China yang secara resmi tidak berhubungan setelah perang saudara yang dimenangi kubu komunis. Indonesia bisa diterima AS-China karena perannya sebagai pemimpin Gerakan Non-Blok.
Selain itu, Adam juga memanfaatkan kontak pribadinya selama menjadi wartawan. Kontaknya, antara lain, adalah Situ Meisheng, mantan wartawan yang pernah bertugas di Jakarta, lalu pindah ke Makau. Secara resmi, akhirnya AS berbaikan dengan China.
Kala Adam memimpin salah satu sesi Sidang Majelis Umum PBB pada 1971, China resmi diterima sebagai anggota PBB. Sebelumnya, kursi itu diduduki Taiwan.
Kala Adam memimpin salah satu sesi Sidang Majelis Umum PBB pada 1971, China resmi diterima sebagai anggota PBB. Sebelumnya, kursi itu diduduki Taiwan.
Selain Adam Malik, diplomat lain yang namanya dijadikan penghargaan oleh Kementerian Luar Negeri RI adalah Hassan Wirajuda. Menlu periode 2001-2009 itu dianggap sebagai sosok perintis untuk menjadikan perlindungan WNI di luar negeri sebagai salah satu poros kebijakan luar negeri RI.
Dalam acara penyerahan pemenang Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award (HWPA), Desember lalu, Retno mengatakan bahwa nama penghargaan diambil dari Hassan atas perannya dalam mengubah cara pandang (mindset) dan budaya korporasi dalam perlindungan WNI di luar negeri.
Seperti halnya AMA, harian Kompas juga berkali-kali meraih Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award (HWPA). Dari enam kali penyelenggaraan HWPA sejak 2015, Kompas meraih empat kali HWPA, yakni tiga kali beruntun pada 2016-2018 dan Desember 2020.
Pada Desember lalu, penghargaan HPWA kategori jurnalis diberikan kepada wartawan Kompas, Sonya Hellen Sinombor, terkait dengan berbagai laporan tentang kasus pengantin pesanan yang ditulis sepanjang pertengahan 2019 hingga Maret 2020. Kasus tersebut menjadi perhatian dan sorotan besar karena melibatkan jaringan pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Tanah Air ataupun di luar negeri.
HWPA diberikan kepada pihak-pihak yang berkontribusi dalam peningkatan perlindungan WNI di luar negeri. Selain kepada media massa, HWPA juga diberikan kepada para diplomat, warga, dan organisasi massa yang berkontribusi pada peningkatan perlindungan WNI di luar negeri.