Pemulihan Ekonomi dan Pembangunan Hijau Jadi Fokus Diplomasi RI
Pemulihan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan menjadi satu dari lima prioritas diplomasi RI tahun ini. Perluasan akses pasar dan integrasi kawasan dilakukan dengan aneka jalur diplomasi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Luar Negeri RI menjadikan pemulihan ekonomi dan pembangunan hijau atau berkelanjutan sebagai salah satu fokus diplomasi sepanjang tahun 2021. Perluasan akses pasar dan integrasi kawasan serta implementasi maupun finalisasi kemitraan ekonomi antara Indonesia dan sejumlah negara menjadi bagian dari misi diplomasi Kementerian Luar Negeri Indonesia di bawah koordinasi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi.
Dalam pernyataan pers tahunan yang dilaksanakan secara virtual di Jakarta, Rabu (6/1/2021), Retno menyampaikan lima prioritas diplomasi RI tahun 2021. Pertama, membangun kemandirian dan ketahanan kesehatan nasional. Kedua, mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan hijau atau pembangunan berkelanjutan. Ketiga, memperkuat sistem perlindungan WNI. Keempat, terus berkontribusi untuk memajukan berbagai isu kawasan dan dunia. Kelima, menjaga kedaulatan dan integritas wilayah RI.
”Tahun 2020 merupakan tahun yang sangat berat bagi kita semua dan bagi dunia. Namun, kita perlu terus berikhtiar dan optimistis. Optimisme inilah yang harus terus kita perkuat memasuki tahun 2021,” kata Retno di awal pidatonya. Retno mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya kerja sama global. Kerja sama itu memperkokoh infrastruktur dan tata kelola kesehatan, ketahanan ekonomi dunia, serta memperkuat multilateralisme dan mengesampingkan rivalitas.
Ia menyampaikan harapannya secara bertahap pandemi Covid-19 akan dapat teratasi. Ketersediaan vaksin dari sejumlah produsen menimbulkan optimisme baru. Namun, kesetaraan akses terhadap vaksin bagi semua negara diakuinya masih menjadi tantangan, terutama di triwulan pertama dan kedua tahun ini.
Vaksin juga menimbulkan harapan mulai terungkitnya kegiatan ekonomi secara global. Hal itulah yang dalam proses dan hasilnya diharapkan dapat ikut dinikmati oleh Indonesia.
Vaksin juga menimbulkan harapan mulai terungkitnya kegiatan ekonomi secara global. Hal itulah yang dalam proses dan hasilnya diharapkan dapat ikut dinikmati oleh Indonesia. Lembaga Dana Moneter Internasional, misalnya, memperkirakan pertumbuhan ekonomi global dapat mencapai 5,2 persen, bahkan untuk kawasan Asia mencapai 6,9 persen.
Pembangunan berkelanjutan
Untuk mendukung pemulihan ekonomi dan pembangunan hijau atau berkelanjutan, Retno menyampaikan sejumlah prioritas, antara lain mendorong implementasi kesepakatan pengaturan koridor perjalanan di ASEAN (ASEAN TCA), penggunaan APEC Travel Card, dan kesepakatan TCA lainnya. Kemlu juga siap mendorong perluasan investasi ke Indonesia.
Dua hal itu diharapkan mendukung perluasan akses pasar dan integrasi kawasan yang dilakukan melalui ratifikasi dan implementasi sejumlah kemitraan ekonomi. Sejumlah kemitraan ekonomi yang disebut Retno antara lain Indonesia-Australia dan Indonesia-Korea Selatan. Retno juga menyebutkan target finalisasi kemitraan ekonomi dengan Uni Eropa serta Turki dan dimulainya perundingan perdagangan dengan Serbia. Retno menyebut pula perihal pembuatan perjanjian perdagangan terbatas dengan Amerika Serikat.
Retno menyampaikan, Kemlu siap mendukung upaya pemerintah membangun hilirisasi industri nasional yang memiliki nilai tambah. Salah satunya industri baterai litium. Kemlu juga akan melanjutkan rangkaian kerja sama dengan Forum Ekonomi Dunia (WEF) dalam investasi dan kerja sama di industri spesifik dengan melibatkan pemimpin bisnis global terkait. Selain itu, Kemlu juga akan mengonsolidasikan aset investasi Indonesia di luar negeri melalui penyelenggaraan Indonesia Outbound Investment Dialogue 2021.
Retno juga menegaskan tekad Kemlu untuk memperkuat upaya diplomasi menghadapi berbagai hambatan perdagangan. Hal ini termasuk melawan kampanye negatif terhadap komoditas unggulan Indonesia, terutama kelapa sawit. Kemlu juga akan aktif mendorong penyetaraan standar keberkelanjutan bagi seluruh minyak nabati, baik secara bilateral, regional maupun multilateral.
Hal itu akan dilakukan dengan melakukan pendekatan holistik, nondiskriminatif, adil, dan dalam konteks pencapaian tujuan-tujuan pembangunan global. Adapun untuk mendorong kerja sama ekonomi dan pembangunan hijau, Kemlu akan mewujudkan proyek khusus berbasis ekonomi hijau dengan negara mitra RI. Proyek itu ditargetkan dapat mulai berjalan pada paruh kedua tahun ini.