Indonesia, Contohlah China dan Singapura yang Berhasil Tangani Pandemi Covid-19
China dan Singapura dinilai sangat baik dalam mengendalikan pandemi Covid-19. Indonesia dapat belajar dari cara kedua negara tersebut menekan penyebaran virus korona jenis baru penyebab Covid-19.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penanganan pandemi Covid-19 di China dan Singapura dinilai baik karena dapat menekan penyebaran virus SARS-CoV-2. Cara kedua negara menangani pandemi dapat dicontoh Indonesia karena ada kesamaan karakter. China sebagai negara besar dengan banyak penduduk, sementara Singapura negara kota yang dianalogikan sebagai pulau di Indonesia.
Duta Besar RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun, Selasa (5/1/2020) waktu Indonesia, mengatakan, ada 96.972 kasus Covid-19 di China per Senin malam. Selain itu, ada 1.330 pasien, sebanyak 4.791 kasus kematian, dan 90.851 orang sembuh. Sementara per Minggu ada 33 kasus positif Covid-19 baru.
”Karena ada kasus baru, kedisiplinan (terhadap protokol kesehatan) ditingkatkan. Semua orang yang masuk ke Beijing harus menjalani karantina 28 hari, sebelumnya hanya 14 hari. Beberapa acara dianjurkan ditunda. Warga juga diminta membatasi perjalanan saat libur Tahun Baru Imlek nanti,” kata Djauhari secara daring.
Menurut dia, Pemerintah China menerapkan aturan yang ketat untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Pemerintah melakukan pelacakan digital untuk memantau mobilitas dan riwayat kontak penduduk. Orang yang terdeteksi positif Covid-19 akan dijemput untuk diisolasi.
Upaya meredam wabah di China pun dilakukan sejak awal, salah satunya dengan menutup Kota Wuhan dan kota-kota terdekat di Provinsi Hubei pada 23 Januari 2020. Kebijakan penutupan atau lockdown dicabut setelah 76 hari, tepatnya pada 8 April 2020.
Minimnya kasus positif Covid-19 baru yang muncul dinilai sebagai keberhasilan China menekan penyebaran virus. Padahal, Provinsi Hubei di China adalah lokasi awal Covid-19 merebak.
”Selain aturan yang ketat, di sini berlaku juga sanksi sosial yang kuat. Jika kita keluar (daerah) tanpa pemberitahuan, saat pulang kita tidak boleh masuk sehingga harus melapor ke polisi. Penduduk sekitar yang tahu akan marah,” ujar Djauhari.
Singapura
Aturan ketat dan pelacakan digital juga dilakukan pemerintah Singapura. Hasilnya, Singapura kini menjalani pembatasan fase ketiga, yakni saat pembatasan dilonggarkan.
Pengendalian (pandemi) di China sebagai negara besar dan banyak penduduk perlu dicontoh Indonesia. Lalu, penanganan pandemi di pulau-pulau Indonesia bisa belajar dari Singapura. Ini perlu peran dari masing-masing pemerintah daerah
Publik dapat makan di restoran maksimal delapan orang pada satu meja, sedangkan sebelumnya hanya lima orang semeja. Warga juga bisa mengadakan pertemuan maksimal 250 orang, sementara sebelumnya maksimal hanya 50 orang.
”Pengawasan di sini sangat ketat, kemudian diikuti oleh pelacakan kasus Covid-19. Pemerintah Singapura belajar dari pengalaman April 2020 ketika ada lonjakan sekitar 1.300 kasus. Itu terjadi ketika warga Singapura pulang dari Eropa dan Inggris,” kata Dubes RI untuk Singapura Suryopratomo.
Warga pun turut mengawasi kepatuhan sesama warga di ruang publik. Warga yang tidak patuh akan dikenai denda progresif jika terus melanggar. Nominal dendanya ratusan hingga ribuan dollar Singapura. Sementara itu, WNA yang melanggar akan dideportasi.
Per hari ini, Singapura mencatat kasus Covid-19 sebesar 58.721 kasus, sebanyak 58.497 orang sembuh, dan 29 orang meninggal dunia.
”Saat ini Pemerintah Singapura fokus ke vaksinasi setelah berhasil menekan penyebaran virus. Ada 5,6 juta warga yang akan divaksin, termasuk WNA yang sudah lama tinggal di Singapura. Vaksin yang digunakan adalah Pfizer, Moderna, dan Sinovac,” kata Suryopratomo.
Belajar dari negara lain
Menurut Juru Bicara Pemerintah Indonesia untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito semua negara harus saling belajar menangani pandemi. Ia menambahkan, kita perlu melakukan solusi dengan ketahanan jangka panjang karena pandemi masih akan lama terjadi.
”Pengendalian (pandemi) di China sebagai negara besar dan banyak penduduk perlu dicontoh Indonesia. Lalu, penanganan pandemi di pulau-pulau Indonesia bisa belajar dari Singapura. Ini perlu peran dari masing-masing pemerintah daerah,” kata Wiku.
Pemerintah China menerapkan aturan yang ketat untuk memutus mata rantai penyebaran virus. Pemerintah melakukan pelacakan digital untuk memantau mobilitas dan riwayat kontak penduduk.
Ia mengatakan, kasus Covid-19 di Indonesia masih banyak karena virus masih bersirkulasi di antara masyarakat. Itu sebabnya, penting untuk tidak berkerumun, mengenakan masker, mencuci tangan, dan mengurangi mobilitas.
Adapun pemerintah sedang mendistribusikan vaksin ke sejumlah provinsi. Vaksin dari Sinovac itu dikirim ke 14 provinsi kemarin dan ke 18 provinsi hari ini.
Secara terpisah, Ketua Umum Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla mengatakan, PMI akan terus membantu pemerintah mencegah penyebaran Covid-19. ”Sebelum vaksin siap didistribusikan, upaya pencegahan tetap harus dilakukan. Untuk itu, PMI akan mendistribusikan paket PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), APD (alat perlindungan diri) kepada masyarakat dan kepada petugas medis di wilayah Jabodetabek,” tutur Kalla dalam keterangan tertulis.