Senator Republikan Berupaya Jegal Kemenangan Biden
Berupaya menjegal kemenangan Joe Biden dalam pemilu presiden Amerika Serikat, sejumlah senator berencana menentang hasil peroleh suara Dewan Elektoral dalam sidang bersama Kongres AS pekan depan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Sekelompok senator Republikan turut serta dalam usaha Presiden Donald Trump untuk membalikkan hasil pemilu Amerika Serikat. Mereka akan menolak hasil penghitungan suara Dewan Elektoral dan menolak sertifikasi kemenangan Joe Biden saat sidang bersama Kongres pada Rabu pekan depan.
Senator Ted Cruz dari Texas, Sabtu (2/1/2021), mengumumkan koalisi 11 senator dan senator terpilih yang turut serta dalam upaya Trump menumbangkan aspirasi para pemilih AS.
Langkah ini dilakukan menyusul deklarasi Senator Josh Hawley dari Missouri yang pertama melawan kepemimpinan Senat dan bergabung dengan DPR AS Republikan untuk menyatakan keberatan atas penghitungan suara negara bagian saat rapat bersama Kongres pada Rabu depan.
Keduanya, Hawley dan Cruz, merupakan dua calon kandidat presiden Republikan yang akan maju dalam pemilu presiden tahun 2024.
Penolakan Trump atas kekalahannya dalam pemilu presiden AS telah memecah Partai Republik. Pilihan sikap yang Republik ambil saat ini bakal memiliki konsekuensi di era pasca-Trump. Pemimpin mayoritas Senat Mitch McConnell mendesak partainya untuk tidak mencoba menentang hasil pemungutan suara yang bebas dan adil.
Penentangan mereka termasuk penentangan dari DPR AS Republikan menjadi upaya membatalkan hasil pemilu terbesar sejak Perang Saudara.
Upaya 11 senator menentang hasil pemilihan umum tidak akan berhasil mencegah Biden diambil sumpahnya menjadi Presiden AS pada 20 Januari 2021 setelah memenangi 306 suara Dewan Elektoral melawan 232 suara Dewan Elektoral yang diraih Trump.
”Kami tidak menganggap enteng tindakan ini,” kata Cruz dan senator lainnya dalam pernyataan bersama mereka.
Kelompok ini terdiri dari Senator Ron Johnson dari Wisconsin, James Lankford dari Oklahoma, Steve Daines dari Montana, John Kennedy dari Louisiana, Marsha Blackburn dari Tennessee, dan Mike Braun dari Indiana. Selain itu, ada juga Senator terpilih Cynthia Lummis dari Wyoming, Roger Marshall dari Kansas, Bill Hagerthy dari Tennessee, dan Tommy Tuberville dari Alabama.
Mereka berjanji menentang suara Dewan Elektoral di negara bagian tertentu kecuali Kongres menunjuk komisi pemilu untuk segera melakukan audit hasil pemilu. Setelah itu negara bagian bisa menggelar sesi legislatif khusus yang berpotensi membatalkan hasil perolehan suara. Mereka memusatkan perhatiannya pada negara bagian di mana Trump mengklaim telah terjadi kecurangan. Kongres kemungkinan besar tidak akan mengabulkan tuntutan ini.
Anggota DPR AS Republikan, Louise Gohmert, juga mengumumkan rencananya menentang pengesahan hasil pemilu. Ia mengklaim ada lebih dari 100 anggota DPR AS Republikan yang mendukungnya.
Louise juga mengajukan gugatan hukum yang akan memberikan Wakil Presiden Mike Pence kekuasaan untuk membatalkan hasil pemilu. Pence menentang upaya ini dan hakim federal di Texas juga telah menolak gugatan ini.
Juru bicara tim transisi Biden, Mike Gwin, tidak menganggap upaya tersebut merupakan ”aksi” yang bakal mengubah pelantikan Biden pada 20 Januari 2021.
Trump, presiden AS pertama yang kalah dalam pemilu presiden untuk periode kedua dalam hampir 30 tahun terakhir, telah mengaitkan kekalahannya dengan kecurangan yang luas. Namun, penyelengara pemilu dan jaksa agung AS menyatakan klaim tersebut tidak berdasar.
Dari sekitar 50 berkas gugatan terhadap hasil pemilu yang diajukan Trump dan koleganya, hampir seluruhnya ditolak atau dibatalkan. Trump juga kalah dua kali dalam gugatan di Mahkamah Agung AS. Itu sebabnya, upaya sekelompok Senator Republikan menjelang pelantikan Presiden AS terpilih Joe Biden tidak akan berdampak besar.
Senator Amy Klobuchar dari Minnesota, anggota Demokrat dalam panel yang mengawasi penghitungan suara Dewan Elektoral, mengatakan, upaya Republikan menciptakan komisi federal ”untuk menggantikan sertifikasi negara bagian” adalah keliru.
”Ini tidak demokratis. Ini tidak Amerika dan ini tidak akan berhasil. Pada akhirnya, demokrasi akan menang,” ujar Amy dalam pernyataan tertulisnya.
Sidang bersama untuk menghitung suara Dewan Elektoral biasanya hanyalah rutinitas biasa pascapemilu. Namun, setelah tahun 2017, beberapa anggota DPR AS Demokrat menggugat kemenangan Trump dan sekarang sebaliknya, sidang bersama penghitungan suara menjadi lebih menegangkan.
Di sisi berseberangan, sesama Senator Republik menentang langkah Cruz dan Hawley. Senator Lisa Murkowski dari Alaska, misalnya, akan menegaskan hasil pemilu dan mendesak koleganya di kedua partai untuk bergabung dengannya dalam ”menjaga kepercayaan” pemilu ”sehingga bisa memiliki kepercayaan dari rakyat AS”.
Senator Pat Toomey dari Pennsylvania mengatakan, ”ciri mendasar dan menentukan dari republik demokrasi adalah hak rakyat memilih pemimpinnya sendiri”. Menurut Pat, langkah Hawley, Cruz, dan senator lain tidak mengakui hasil pemilu presiden 2020 di sejumlah negara bagian, seperti Pennsylvania, merusak hak ini secara langsung.” (AP/AFP)