Biden Peringatkan Trump Konsekuensi Penolakan UU Paket Bantuan Pandemi
Keputusan Presiden AS Donald Trump tidak menandatangani UU Bantuan Pandemi Covid-19 membahayakan kehidupan belasan juta warga AS yang kini menganggur. Selain itu, ada kemungkinan operasional pemerintah federal terdampak.
Oleh
Mahdi Muhammad
·5 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak menandatangani Undang-Undang Paket Bantuan Pandemi Covid-19 senilai 2,3 triliun dollar AS yang sudah disepakati para anggota Kongres baik dari Partai Demokrat maupun Partai Republik. Penolakan ini memiliki konsekuensi serius terhadap jutaan warga AS dan juga terhadap jalannya pemerintahan federal.
Menurut data Departemen Tenaga Kerja, jika UU itu tidak ditandatangani Trump, sekitar 14 juta orang bisa kehilangan manfaat ekstra. Selain itu, tanpa dana untuk pengeluaran pemerintah, sebagian pemerintahan federal akan berhenti beroperasi mulai Selasa (29/12/2020), yang menempatkan jutaan pendapatan pegawai pemerintah dalam risiko.
Penolakan Trump ini membuat Presiden AS terpilih Joe Biden memperingatkan konsekuensi yang akan timbul dari langkah Trump tersebut. ”Pelepasan tanggung jawab ini memiliki konsekuensi yang menghancurkan. Hari ini sekitar 10 juta orang Amerika akan kehilangan tunjangan asuransi pengangguran,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
Tanpa bantuan dari pemerintah, Biden mengingatkan bahwa moratorium penggusuran akan berakhir. Kondisi ini menempatkan jutaan orang berisiko menjadi tunawisma karena diusir dari rumah mereka.
Tidak hanya bagi pengangguran, langkah Trump itu dinilai Biden juga akan membahayakan keberlangsungan operasional pemerintahan federal. ”Hanya dalam beberapa hari, pendanaan pemerintah akan habis masa berlakunya, menempatkan layanan vital dan gaji bagi personel militer dalam bahaya,” kata Biden.
Kejutan Trump
Partai Republik dan Demokrat terkejut ketika Trump menyatakan bahwa dirinya tidak senang dengan jumlah uang yang besar, yang akan dikucurkan bila UU tersebut ditandatangani, yaitu sebesar 892 miliar dollar AS untuk paket bantuan kepada warga, termasuk perpanjangan tunjangan bagi pengangguran yang berakhir, Sabtu (26/12/2020). Di samping itu ada dana senilai 1,4 triliun dollar AS untuk pengeluaran pemerintahan.
Dalam pandangan Trump, nominal yang tertera di dalam UU tersebut sangat kecil karena produk legislasi itu memberikan terlalu banyak dana untuk kepentingan khusus, proyek budaya dan bantuan asing. Sementara untuk warga AS, mereka hanya mendapat 600 dollar.
”Saya hanya ingin mendapatkan orang-orang hebat kami 2.000 dollar daripada 600 dollar yang sekarang ada dalam UU,” cuit Presiden pada hari Sabtu.
Sebuah sumber yang mengetahui situasi tersebut mengatakan, keberatan Trump terhadap RUU tersebut mengejutkan banyak pejabat Gedung Putih. Kritiknya terhadap RUU tersebut, seperti diungkapkan dalam beberapa cuitannya, memupus harapan bahwa dia akan menandatangani RUU tersebut pada akhir pekan kemarin.
Trump menghabiskan sebagian besar Kamis dan Hari Natal dengan bermain golf di klubnya di West Palm Beach, Florida. RUU itu telah dikirim ke Mar-a-Lago, kediamannya di Florida, tempat Trump menghabiskan hari Sabtu bersama anggota keluarganya, termasuk penasihat senior Jared Kushner, yang merupakan menantu laki-lakinya dan putrinya, Ivanka Trump.
Senator French Hill dari Arkansas, seorang Republikan yang duduk di Komite Jasa Keuangan DPR, kepada Stasiun Televisi Fox, mengatakan, dirinya berharap Trump mengajukan angka nominal bantuan senilai 2.000 dollar AS itu ketika UU tersebut masih dalam tahap pembahasan. ”Saya berharap dia membuat penawaran 2.000 dollar setidaknya dalam tiga minggu terakhir setelah RUU itu disahkan,” kata Hill.
”Itu mungkin akan memberi kami lebih banyak pengaruh untuk mendapatkan pembayaran yang sedikit lebih tinggi,” kata Hill. Dengan kondisi sekarang, menurut dia, akan sangat sulit.
Penolakan Trump untuk menandatangani UU tersebut membuatnya berselisih dengan Pemimpin Mayoritas Senat Partai Republik Mitch McConnell dan Pemimpin Minoritas DPR Kevin McCarthy. Keduanya, dalam negosiasi dengan Partai Demokrat, selalu mengesampingkan langkah-langkah stimulus yang lebih besar.
Banyak ekonom setuju bantuan RUU itu terlalu rendah, tetapi mengatakan dukungan langsung masih sangat dibutuhkan. Lauren Bauer, peneliti pada Brookings Institution, menghitung, sebanyak 11 juta orang akan segera kehilangan bantuan dari program tanpa bantuan tambahan; jutaan lainnya akan menghabiskan tunjangan pengangguran lainnya dalam beberapa minggu. Kondisi ini akan terjadi bila Trump tetap menolak menandatangani UU ini hingga Selasa (29/12/2020).
Angka yang digambarkan oleh Bauer, menurut Andrew Stettner, analis pada Yayasan Century, terus bertambah menjadi sekitar 14 juta orang karena terjadi peningkatan jumlah penangguran sejak perayaan Thanksgiving. ”Semua orang ini dan keluarga mereka akan menderita jika Trump tidak menandatangani undang-undang itu,” kata Heidi Shierholz, Direktur Kebijakan di Institut Kebijakan Ekonomi Liberal, Rabu.
Bagaimana dan kapan orang akan terpengaruh oleh penyimpangan bergantung pada negara tempat mereka tinggal, program yang mereka andalkan, dan kapan mereka mengajukan permohonan untuk mendapatkan keuntungan. Di beberapa negara bagian, orang-orang dengan asuransi pengangguran reguler akan terus menerima pembayaran di bawah program yang memperpanjang tunjangan ketika tingkat pengangguran melampaui ambang tertentu, kata Stettner.
Sekitar 9,5 juta orang, bagaimanapun, telah mengandalkan program Bantuan Pengangguran Pandemi berakhir Sabtu (26/12/2020). Program itu membuat asuransi pengangguran tersedia bagi pekerja lepas, pekerja pertunjukan, dan orang lain yang biasanya tidak memenuhi syarat. Setelah menerima cek terakhir mereka, penerima tersebut tidak akan dapat mengajukan bantuan lebih lanjut, kata Stettner.
Meski pembayaran bisa berlaku surut, setiap kekosongan waktu akan membuat kesulitan dan ketidakpastian bagi orang Amerika yang telah bergulat dengan penundaan birokrasi. Bahkan, mereka telah menghabiskan banyak tabungan mereka untuk tetap bertahan sambil menunggu pembayaran dilakukan.
Salah satunya adalah Earl McCarthy, ayah empat anak yang tinggal di South Fulton, Georgia. Kini, dia dan keluarganya pada subsidi pengangguran sejak kehilangan pekerjaannya sebagai perwakilan penjualan untuk komunitas lansia. Dia mengatakan, dia tidak akan memiliki penghasilan pada minggu kedua Januari jika Trump menolak untuk menandatangani RUU tersebut.
McCarthy mengatakan, dia sudah menghabiskan banyak tabungannya saat dia menunggu lima bulan untuk mulai menerima sekitar 350 dollar AS seminggu sebagai tunjangan pengangguran. ”Seluruh pengalaman itu mengerikan. Saya ngeri membayangkan jika saya tidak menabung apa pun atau memiliki dana darurat selama lima bulan itu. Kini, akan sulit bagi kami jika presiden tidak menandatanganinya,” kata McCarthy. (AP/AFP/REUTERS)