Indonesia-Turki mempererat hubungan bilateralnya. Presiden Recep Tayyip Erdogan dijadwalkan ke Indonesia pada tahun depan.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menandai 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki, kedua negara meningkatkan lagi hubungan mereka ke tatanan baru yang lebih strategis. Keduanya kini menjajaki terbentuknya Dewan Strategis Tingkat Tinggi menjelang kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdoğan.
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menerima kunjungan timpalannya dari Turki, Mevlut Cavusoglu, di Jakarta, Selasa (22/12/2020). Retno menyampaikan, kunjungan Mevlut yang dilakukan di tengah pendemi Covid-19 ini menandai peningkatan hubungan Indonesia-Turki ke tatanan yang baru.
Retno dan Mevlut menandatangani nota kesepahaman tentang kerja sama peningkatan kapasitas diplomasi. Juga rencana kunjungan Erdogan pada tahun depan untuk membalas lawatan Presiden Joko Widodo ke Ankara pada 2017.
Menurut rencana, dalam kunjungan itu, Indonesia-Turki akan menjajaki pembentukan Dewan Strategis Tingkat Tinggi. Dewan itu akan menjadi forum para pemimpin kedua negara membahas secara reguler isu-isu strategis bilateral, regional, dan multilateral yang menjadi kepentingan bersama.
Kunjungan Mevlut merupakan yang pertama oleh Menteri Luar Negeri Turki secara bilateral dalam kurun 15 tahun terakhir. Kunjungan ini sekaligus bertepatan dengan peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Turki.
Setelah bertemu Retno, Mevlut menemui Presiden Jokowi. Terkait kerja sama bilateral, Retno dan Mevlut juga sepakat melanjutkan perundingan Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA). Harapannya, kesepakatan ini selesai pada 2021.
”IT-CEPA berpotensi meningkatkan perdagangan bilateral Indonesia-Turki. Ini juga akan menunjukkan komitmen kita terhadap sistem perdagangan multilateral yang terbuka, adil, dan bebas, serta upaya bersama untuk mendukung pemulihan ekonomi pasca-pandemi,” kata Retno.
Selain kerja sama bilateral, Retno dan Mevlut juga membahas isu-isu global, kawasan, dan multilateralisme, khususnya dalam menghadapi pandemi. Penting bagi kedua negara terus mendukung vaksin multilateral dan memastikan ketersediaan akses yang adil dan merata bagi semua.
Perkembangan terakhir di Timur Tengah juga menjadi salah satu topik bahasan kedua Menlu, terutama terkait Palestina. Retno dan Mevlut menegaskan kembali komitmennya untuk selalu mendukung Palestina. Mevlut telah bertolak ke Dhaka, Bangladesh, pada Selasa malam. (ADH)