Pesan Natal Paus Takkan Dibacakan dari Balkon Basilika Santo Petrus
Selain pesan Natal ”Urbi et Orbi”, ada lima pesan yang akan disampaikan Paus Fransiskus antara 26 Desember 2020 dan 6 Januari 2021.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
VATICAN CITY, RABU — Kondisi pandemi Covid-19 akan mengubah kebiasaan Vatikan dalam memperingati Hari Natal tahun ini. Vatikan, Selasa (22/12/2020), menyebutkan, Paus Fransiskus takkan membaca pesan Natal seperti biasanya dari balkon tengah luar Basilika Santo Petrus.
Dengan memperhitungkan keamanan dan karena masa pembatasan wilayah akibat pandemi Covid-19, pembacaan pesan Natal oleh Paus Fransiskus akan dilakukan dari dalam sebuah ruangan di kompleks Vatikan.
Selain pesan Natal Urbi et Orbi, ada lima pesan yang akan disampaikan Paus Fransiskus antara Sabtu (26/12/2020) dan 6 Januari 2021. Vatikan memastikan pesan-pesan itu akan disampaikan dari dalam ruangan di Vatikan. Itu artinya tahun ini Vatikan tidak akan membuka dan mengizinkan kunjungan warga di Lapangan Santo Petrus.
Acara kepausan selama perayaan Natal akan disiarkan secara langsung melalui sejumlah jaringan televisi. Langkah serupa dilakukan Vatikan pada perayaan Paskah, April 2020, yang juga telah berada di tengah suasana pandemi Covid-19.
Penutupan atau penguncian wilayah secara nasional akan diterapkan di seluruh wilayah Italia pada sebagian besar masa liburan Natal dan Tahun Baru.
Toko-toko di luar yang menyediakan kebutuhan pokok dan penting lainnya akan diwajibkan tutup antara 24-27 Desember 2020, 31 Desember 2020-31 Januari 2021, 3 Januari, dan 5-6 Januari 2021. Di hari-hari itu, warga diperbolehkan keluar atau bepergian hanya karena dan dengan alasan pekerjaan, kesehatan, atau kondisi darurat.
Terkait perayaan Natal, aturan penutupan wilayah tersebut akan membatasi jumlah orang yang diizinkan untuk menghadiri acara besar kepausan di dalam Basilika Santo Petrus. Meliputi Misa Malam Natal, Misa Malam Tahun Baru, Misa Hari Perdamaian Sedunia pada 1 Januari, dan misa Pesta Epifani pada 6 Januari.
Misa malam Natal Paus akan dimulai pada 19:30 waktu setempat atau dua jam lebih awal dari biasanya. Hal itu untuk memungkinkan sejumlah terbatas orang yang dapat hadir untuk tiba di rumah pada pukul 22.00. Jam itu adalah waktu makan malam bagi warga Italia pada umumnya.
Saat gelombang kedua pandemi Covid-19 melanda Italia, audiensi umum mingguan Paus Fransiskus telah dipindahkan kembali ke dalam ruangan. Audiensi itu juga diadakan hampir tanpa partisipasi publik. Langkah itu dilakukan setelah Vatikan mengizinkan keikutsertaan umat dalam jumlah yang terbatas dalam beberapa bulan terakhir.
Kebijakan yang diambil didasarkan pada kondisi pandemi di Italia secara umum. Sebagai negara di Eropa pertama yang terpapar virus korona tipe baru, Italia harus menelan pil pahit mengalami kematian 69.214 warganya akibat Covid-19.
Jumlah kematian akibat penyakit itu di Italia adalah yang tertinggi di Eropa dan tertinggi kelima di dunia. Total kasus terkonfirmasi Covid-19 di Italia hingga saat ini tercatat mencapai 1,96 juta kasus.
Terkait keberadaan vaksin Covid-19 dan vaksinasi, media BBC melaporkan bahwa Gereja Katolik menyatakan bahwa penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan menggunakan garis sel yang berasal dari janin yang diaborsi ”dapat diterima secara moral”. Vatikan menyatakan jika tidak ada alternatif lain, vaksin semacam itu ”dapat digunakan dengan hati nurani yang baik”.
Beberapa calon vaksin dilaporkan dikembangkan menggunakan sel yang berasal dari janin yang diaborsi beberapa dekade lalu. Namun, tidak ada sel janin dalam vaksin mana pun.
”Semua vaksinasi yang diakui aman dan efektif secara klinis dapat digunakan dengan hati nurani yang baik dengan pengetahuan tertentu bahwa penggunaan vaksin semacam itu bukan terkait secara langsung dengan aborsi dari mana sel-sel yang digunakan dalam produksi vaksin berasal,” kata Kongregasi untuk Doktrin Iman dalam pernyataannya di Vatikan.
Teks itu telah disetujui oleh Paus Fransiskus. Dalam pernyataan itu juga disampaikan ada ”keharusan moral” untuk memastikan bahwa negara-negara yang lebih miskin seyogianya menerima akses ke vaksin yang efektif. Akses kesetaraan terhadap vaksin itu juga didorong oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan sejumlah negara.
Dari Jerman dilaporkan, vaksinasi Covid-19 di negara itu akan mulai digelar pada 27 Desember mendatang. Vaksinasi itu akan dimulai di panti-panti jompo, seperti diungkapkan Menteri Kesehatan Jens Spahn awal pekan ini.
Spahn menyambut baik persetujuan vaksin yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech oleh European Medicines Agency sebagai tonggak penting dalam memerangi pandemi.
”Vaksinasi membuka jalan bagi kami keluar dari krisis. Kami melakukan segala yang kami bisa untuk mengambil jalan ini secepat mungkin,” kata Spahn.
Spahn menyatakan, pemerintah federal berencana untuk mendistribusikan lebih dari 1,3 juta dosis vaksin kepada otoritas kesehatan lokal di 16 negara bagian federal Jerman pada akhir tahun ini.
Diungkapkan, pada Januari 2021, setidaknya 670.000 dosis vaksin akan dibagikan setiap pekannya. Ini berarti sekitar 4 juta suntikan vaksin akan dilakukan di Jerman dalam lima pekan dari 27 Desember 2020 hingga 31 Januari 2021. (AFP/REUTERS)