Biden Jalani Vaksinasi Covid-19, Yakinkan Vaksin Aman bagi Warga AS
Presiden terpilih AS, Joe Biden, menjalani vaksinasi di depan sorotan kamera televisi. Dia mencoba meyakinkan warga AS bahwa vaksinasi, selain protokol kesehatan, adalah hal yang dibutuhkan untuk melawan virus Covid-19.
Oleh
Mahdi Muhammad
·6 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, dan istrinya, Jill Biden, telah menjalani vaksinasi Covid-19 di sebuah rumah sakit di dekat kediaman mereka di Newark, Delaware, AS, Senin (21/12/2020) waktu setempat atau Selasa dini hari WIB. Wakil Presiden terpilih, Kamala Harris, dan sang suami, Douglas Emhoff, akan menerima vaksinasi yang sama pada pekan depan.
Vaksinasi terhadap Biden disiarkan secara langsung oleh berbagai stasiun televisi AS sebagai bagian dari upaya meyakinkan publik bahwa vaksin itu aman digunakan. Sang istri, Jill, menjalani vaksinasi beberapa jam sebelum Biden.
”Saya siap,” kata Biden sambil menggulung lengan kiri bajunya hingga ke bahu. Tidak lama berselang, seorang perawat menyuntikkan alat suntik yang sudah terisi satu dosis vaksin Pfizer.
Vaksinasi terhadap Biden dan istrinya bersamaan dengan tibanya vaksin Moderna Inc, yang telah mendapat persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) untuk digunakan karena kondisi kedaruratan, di sejumlah negara bagian.
”Saya melakukan ini untuk menunjukkan bahwa orang harus siap ketika tersedia untuk mengambil vaksin. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Biden.
Biden menekankan soal keamanan vaksin. Ia juga mengatakan, pemerintahan Presiden Donald Trump layak mendapat pujian berkat langkah distribusi vaksin ke berbagai wilayah di AS.
Biden menambahkan, bagaimanapun, distribusi vaksin akan memakan waktu dan mendesak agar warga AS untuk berhati-hati selama musim liburan perayaan Natal dan Tahun Baru guna menekan laju infeksi yang semakin tak terkendali, termasuk disiplin mengenakan masker.
”Jika Anda tidak harus bepergian, jangan bepergian. Ini sangat penting,” katanya.
Biden juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh petugas kesehatan atas dedikasi mereka merawat warga AS yang terpapar Covid-19. Seusai menjalani vaksinasi, alih-alih menjabat erat tangan sang perawat, Biden menggunakan punggung lengan untuk bersalaman dengan Tabe Mae, perawat kulit hitam yang menyuntikkan vaksin ke lengan kirinya.
Selain Biden dan Harris, pejabat tinggi Pemerintah AS lainnya juga dijadwalkan masuk gelombang pertama program vaksinasi sebagai bagian dari kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah negara itu. Wakil Presiden Mike Pence, Ketua DPR Nancy Pelosi, Pemimpin Mayoritas Senat Mitch McConnell, dan anggota parlemen lainnya telah menjalani vaksinasi pada Jumat pekan lalu.
Mereka memilih untuk memublikasikan suntikan mereka sebagai bagian dari kampanye untuk meyakinkan orang Amerika bahwa vaksin itu aman dan efektif di tengah skeptisisme, terutama di kalangan pendukung Republik.
Adapun Presiden Donald Trump tengah mendiskusikan dengan dokternya waktu untuk mengambil vaksin, kata Gedung Putih. Trump sempat mencuit bahwa dirinya tidak dijadwalkan untuk mengambil vaksin, tetapi dia berharap untuk melakukannya pada waktu yang tepat. Gedung Putih beralasan, Trump memilih menunggu agar kelompok yang paling paling rentan bisa memperoleh vaksin terlebih dahulu.
Trump pernah dirawat di rumah sakit karena positif Covid-19 pada Oktober. Ia mendapat perawatan antibodi untuk pemulihan kondisinya dengan cepat. Dewan Penasihat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan bahwa orang yang menerima pengobatan tersebut harus menunggu setidaknya 90 hari untuk divaksinasi guna menghindari kemungkinan gangguan.
Anthony Fauci, pakar penyakit menular terkemuka di negara itu, dan pakar lainnya merekomendasikan agar Trump divaksinasi tanpa penundaan sebagai tindakan pencegahan.
Stimulus disepakati
Secara terpisah, anggota parlemen AS pada Senin mengambil langkah pertama untuk menyetujui paket bantuan senilai 900 miliar dollar AS bagi warga AS yang terpukul parah oleh pandemi.
DPR AS memilih untuk menyetujui paket tersebut pada Senin malam setelah perdebatan berbulan-bulan dan diperumit oleh dendam kampanye kepresidenan AS serta penolakan Donald Trump untuk mengakui kekalahan dari Joe Biden. Senat akan mengirimkannya ke Trump, yang harus menandatanganinya agar RUU itu berlaku.
Kesepakatan itu akan memberi harapan bagi jutaan pekerja yang menganggur untuk meneruskan kehidupan mereka dengan tunjangan itu. Para pemilik usaha kecil akan mendapat lebih banyak hibah pemerintah dan bantuan uang sewa serta bantuan lainnya bagi keluarga yang terancam penggusuran dari kontrakan mereka.
”Ini kesepakatan bipartisan yang bagus. Kami akan melakukan kebaikan dengan undang-undang ini,” kata Nancy Pelosi, Ketua DPR dari Partai Demokrat.
Menurut Pelosi, ini baru langkah pertama. Selain itu, para anggota parlemen perlu melakukan lebih banyak langkah lagi untuk memberikan bantuan bagi warga.
AS, kekuatan ekonomi terbesar di dunia, sedang menghadapi wabah virus korona terbesar di dunia. Penyebaran virus itu kembali mengganas dalam beberapa bulan terakhir, mengancam pemulihan ekonomi tentatif. Jumlah kasus di negara ini mencapai 18,47 juta kasus dan korban meninggal, menurut data Worldometer.info, telah mencapai 326.772 jiwa.
Perayaan Natal dan Tahun Baru biasanya diharapkan pengusaha bisa mendorong tingkat konsumsi warga. Akan tetapi, data terbaru menunjukkan perlambatan penjualan ritel.
Pemimpin Minoritas Senat Demokrat Chuck Schumer mengatakan, bantuan itu tidak cukup untuk mengatasi krisis. ”RUU ini adalah permulaan, tetapi ini bukanlah akhir dari cerita. Siapa pun yang menganggap RUU ini cukup, dia belum pernah mendengar keputusasaan dalam suara orang Amerika,” cuit Schumer.
Skema bantuan
Paket besar-besaran itu merupakan bagian dari perundangan yang disebut coronabus senilai 2,3 triliun dollar AS, yang mencakup anggaran pendapatan dan belanja pemerintah tahun depan. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan, cek 600 dollar AS bagi setiap pekerja akan keluar paling cepat minggu depan.
”Jumlah 2.400 dollar AS untuk sebuah keluarga beranggotakan empat orang sangat membutuhkan bantuan akan datang tepat pada waktunya untuk liburan,” kata Mnuchin.
Subsidi senilai 600 dollar AS, menurut Mnuchin, hanya diberikan bagi warga AS dengan pendapatan kurang dari 75.000 dollar AS atau sekitar Rp 1 miliar (kurs Rp 14.219) dan akan dikurangi untuk warga berpendapatan lebih tinggi. Sementara bagi warga yang memiliki pendapatan 99.000 dolar (sekitar Rp 1,4 miliar) atau lebih tidak akan mendapatkan tunjangan ini.
Provisi terbesar adalah 275 miliar dollar AS dalam program Perlindungan Gaji untuk bisnis. Ini pinjaman pemerintah yang diubah menjadi hibah jika dihabiskan untuk gaji dan sewa. Perjanjian tersebut juga berisi 25 miliar dollar AS untuk bantuan sewa, memperpanjang moratorium penggusuran selama satu bulan.
Biden, yang akan dilantik pada 20 Januari, menyambut baik kesepakatan itu. Namun, ia mengatakan, lebih banyak lagi yang akan dibutuhkan untuk memberikan ”dukungan kepada keluarga yang berjuang dan investasi dalam pekerjaan dan pemulihan ekonomi,” katanya dalam sebuah pernyataan, Minggu.
Perwakilan Progresif New York Alexandria Ocasio-Cortez mengatakan pada Senin pagi bahwa legislator masih belum memiliki salinan dari 5.550 lebih halaman RUU. ”Tidak cukup baik untuk mendengar tentang apa yang ada dalam RUU. Anggota Kongres perlu melihat dan membaca RUU yang diharapkan akan kami pilih,” cuitnya di Twitter.
Pejabat mengatakan kepada wartawan bahwa gangguan perangkat lunak menunda pencetakan dokumen besar-besaran. Setelah pembicaraan berbulan-bulan, kesepakatan itu sempat terancam oleh perselisihan mengenai ketentuan membatasi kemampuan Federal Reserve AS untuk memberikan lebih banyak pinjaman darurat. (AP/AFP)