Tim Medis Rawat 350 Pelajar Korban Penculikan Boko Haram
Sebagian pelajar SMP sains milik pemerintah yang sempat diculik kelompok bersenjata Boko Haram dibebaskan. Sebagian lain masih dalam sekapan kelompok itu.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
ABUJA, JUMAT — Sejumlah 350 pelajar Nigeria korban penculikan Boko Haram telah dibebaskan pasukan pemerintah sejak Jumat pekan lalu. Namun, hingga Jumat (18/12/2020), mereka masih dalam perawatan tim medis. Pasukan keamanan juga masih mengejar kelompok ekstremis itu dan berusaha keras membebaskan sebagian anak yang tersisa.
Kabar pembebasan ratusan pelajar itu disampaikan Gubernur Negara Bagian Katsina, Aminu Bello Masari. ”Sebanyak 344 sekarang bersama badan keamanan dan akan dipindahkan ke Katsina malam ini,” kata Masari, Jumat (18/12/2020), dalam wawancana dengan stasiun televisi NTA. Pada saat yang sama, dia mengakui masih ada sebagian kecil pelajar yang masih belum berhasil dibebaskan.
Ratusan pelajar yang berhasil dibebaskan disekap di hutan Rugu yang terletak di Provinsi Zamfara, provinsi tetangga Katsina, Nigeria. Seluruh pelajar yang ditahan dalam perawatan tim medis pasukan pemerintah. Menurut rencana, mereka akan dipindahkan ke Katsina pada Jumat malam.
Presiden Nigeria Muhammadu Buhari menyatakan lega bahwa para pelajar berhasil dibebaskan. ”Ini sangat melegakan bagi seluruh rakyat dan komunitas internasional,” cuit Buhari melalui akun Twitter miliknya.
Seorang pensiunan tenaga kesehatan, Shuaibu Kankara, orangtua Annas Shuaibu yang menjadi korban penculikan, tidak dapat menahan kegembiraannya atas pembebasan mereka. ”Saya sangat senang. Kami sangat berterima kasih kepada Gubernur Katsina dan semua yang telah bekerja keras untuk membebaskan mereka,” kata Kankara.
Namun, masih belum jelas apakah semua anak sekolah yang diculik telah dibebaskan di tengah ketidakpastian mengenai jumlah pelajar yang diculik pada Jumat pekan lalu.
Dalam video yang dirilis oleh Boko Haram, Kamis (17/12/2020), seorang remaja dengan putus asa mengatakan dia termasuk di antara 520 siswa yang diculik.
”Tidak ada yang bisa memberikan jumlah pasti anak-anak itu,” kata seorang sumber keamanan kepada AFP, Kamis. Dia mengatakan, anak-anak sekolah itu ditinggalkan di hutan setelah negosiasi dengan pemerintah. Menurut sumber tersebut, para pelajar yang diculik kini tengah berada dengan pasukan keamanan di kota Tsafe, sebuah kota di Negara Bagian Zamfara.
Sumber yang sama menyatakan, jumlah pelajar yang dibebaskan harus menunggu penghitungan secara aktual saat mereka tiba di Katsina. ”Setiap angka yang diberikan adalah dugaan,” katanya.
Beberapa jam sebelum dibebaskan, sebuah video banyak beredar secara daring yang diduga menunjukkan kelompok militan Boko Haram dengan sejumlah anak laki-laki, yang diduga adalah para pelajar yang diculik.
Kantor berita Reuters dan AFP tidak dapat dengan segera memverifikasi keaslian rekaman video yang beredar itu, termasuk obyek di dalamnya.
Video yang menampilkan lambang Boko Haram itu memperlihatkan sekelompok anak laki-laki di atas kayu memohon, ”Tolong kami, bantu kami.”
Ayah dari salah satu pelajar yang diculik, Umar, mengatakan, putranya yang bernama Shamsu Ibrahim adalah salah satu anak laki-laki yang suaranya terdengar dalam video tersebut.
”Semua tentara yang datang ke sini untuk membantu kami, tolong kirim mereka kembali. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu,” kata bocah itu.
Peristiwa penculikan itu terjadi pada Jumat (11/12/2020) malam. Kelompok bersenjata menggerebek sekolah menengah sains milik pemerintah di Katsina dan menggiring ratusan pelajar laki-laki ke hutan Rugu. Ini adalah insiden terbesar di wilayah Katsina dalam beberapa tahun terakhir.
Sumber AFP di kalangan otoritas keamanan menyebutkan, penculikan itu dilakukan oleh seorang kriminal di wilayah tersebut, yakni Awwalun Daudawa. Daudawa bekerja sama dengan Idi Minorti dan Dankarami, dua penjahat kelas kakap lain yang memiliki pengikut kelompok kriminal lokal, bertindak atas nama Boko Haram.
Kerja sama kejahatan
Sejumlah analis keamanan baru-baru ini memperingatkan bahwa kelompok Islam militan yang beroperasi di timur laut negara itu berusaha menjalin kerja sama dengan kelompok kriminal di barat laut Nigeria. Juru bicara Presiden Buhari, Garba Sehu, mengatakan, Pemerintah Nigeria ingin memadamkan ”tantangan” di wilayah barat laut negeri itu tanpa menjelaskan detail tantangan yang dimaksud.
”Sangat disayangkan bahwa para bandit dan teroris terus mendapatkan senjata, bahkan dalam situasi penutupan perbatasan. Kami akan menantang mereka,” kata Sehu.
Kelompok bersenjata sangat berkuasa di wilayah barat laut Nigeria. Mereka merampok, menculik untuk mendapatkan uang tebusan, dan melakukan serangan terhadap warga di wilayah itu. Lemahnya penjagaan keamanan di wilayah tersebut menyulitkan penduduk setempat untuk bertani, bepergian, atau menambang aset mineral beberapa negara bagian, seperti emas.
Menurut catatan Amnesty Internasional, pada paruh pertama tahun 2020 saja, kelompok bersenjata di wilayah itu telah menewaskan lebih dari 1.100 orang. International Crisis Group, yang mengamati situasi keamanan di wilayah itu, menyatakan, 8.000 orang tewas sejak 2011 terkait kelompok tersebut.
Di timur laut, Boko Haram dan cabangnya, Negara Islam Provinsi Afrika Barat, telah melancarkan pemberontakan selama satu dekade yang diperkirakan telah membuat sekitar 2 juta orang mengungsi dan menewaskan lebih dari 30.000 orang.
Warga menilai, apa yang dilakukan oleh pemerintahan Buhari belum cukup untuk menjamin rasa aman warganya. ”Tuan Presiden telah mengecewakan kami,” kata Jamilu Aliyu Turanci. (AFP/Reuters)