Macron Positif Covid-19, Para Pemimpin UE Buru-buru Tes dan Isolasi Diri
Presiden Perancis Emmanuel Macron dinyatakan positif Covid-19. Diduga ia terpapar di KTT UE. Pertemuannya dengan sejumlah pemimpin negara Eropa sepekan terakhir membuat mereka melakukan pengetesan dan isolasi mandiri.
Oleh
Mahdi Muhammad
·4 menit baca
PARIS, JUMAT — Sejumlah pemimpin negara-negara Eropa, termasuk pimpinan Uni Eropa, yang pernah bertemu dengan Presiden Perancis Emmanuel Macron buru-buru melakukan tes usap setelah Macron dinyatakan positif Covid-19, Kamis (17/12/2020). Macron dalam beberapa hari terakhir menggelar banyak pertemuan, termasuk di antaranya dengan makan siang bersama, antara lain pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Uni Eropa, menjelang akhir pekan lalu.
Kini Macron, yang akan berusia 43 tahun pada Senin mendatang, mengisolasi diri di tempat peristirahatan presiden di La Lanterne di dekat Istana Versailles. Adapun sang istri, Brigitte, telah dinyatakan negatif, tetapi tetap mengisolasi diri di Istana Elysee, di pusat kota Paris.
Kamis pekan lalu, Macron bertemu para pemimpin negara-negara Eropa dalam Konferensi Tingkat Tinggi UE di Brussels, Belgia. Pada awal pekan ini, dia melakukan pertemuan lanjutan dengan koleganya dari Eropa, termasuk makan siang dengan Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, dan Kepala Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) Angel Gurria, serta Perdana Menteri Portugal Antonio Costa pada Rabu (17/12).
PM Sanchez, menurut pernyataan kantornya, telah melakukan tes usap dan dinyatakan negatif. Namun, dia memilih melakukan isolasi mandiri dan menangguhkan semua aktivitasnya hingga 24 Desember mendatang.
Adapun PM Costa, menurut kantornya, mengisolasi diri dan telah melakukan tes usap. Ia kini tengah menunggu hasil tesnya. Dalam pernyataannya, kantor PM Portugal mengatakan, Costa tidak memperlihatkan gejala seperti umumnya penderita Covid-19.
PM Italia Micheal Martin, yang bertemu Macron saat KTT UE pekan lalu, juga segera melakukan tes usap untuk berjaga-jaga dan hasilnya negatif. Kantor OECD hingga saat ini belum mengeluarkan pernyataan tentang Gurria, yang berusia 70 tahun.
Istana Elysee, kantor PM Perancis, mengatakan kepada Reuters bahwa dalam pertemuan mereka, Macron dan Gurria sempat berjabat tangan. Elysee menyebut jabat tangan antara Macron dan Gurria adalah sebuah kesalahan yang tidak tepat.
Diyakini terpapar di KTT UE
Juru bicara Pemerintah Perancis, Gabriel Attal, mengatakan, upaya pelacakan kontak tengah berlangsung. Menteri Kesehatan Perancis Olivier Veran mengatakan, sumber infeksi kemungkinan besar adalah pada saat Macron menghadiri KTT UE di Brussels.
”Macron tampaknya tidak terkontaminasi saat makan siang atau makan malam di Elysee. Akan tetapi, tampaknya, menurut apa yang kami dengar, setidaknya mungkin adalah di KTT,” kata Veran sambil menambahkan bahwa para pemimpin Eropa sempat berada di sebuah ruangan makan malam bersama-sama.
Perdana Menteri Perancis Jean Castex juga akan mengisolasi diri setelah melakukan kontak dengan Macron selama beberapa hari terakhir meskipun dia dinyatakan negatif. Begitu juga dengan ketua partai politik di Majelis Nasional, majelis rendah di parlemen Perancis. Mereka juga menjalani isolasi setelah bertemu Macron pada awal pekan.
Seorang pejabat kepresidenan menggambarkan Macron dalam kondisi baik, tetapi memperlihatkan sejumlah gejala, seperti kelelahan dan batuk. Meski begitu, Macron memilih tetap bekerja, mengendalikan Perancis dari La Lanterne.
Pada sore hari, Macron berbicara dalam sebuah konferensi tentang kebijakan bantuan luar negeri Perancis melalui tautan video. Mengenakan baju hangat dengan leher gulung dan jas, ia duduk di belakang meja dan mengenakan masker wajah, tidak menunjukkan tanda-tanda mengalami sakit.
Perancis merupakan salah satu negara di Eropa Barat dengan jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi. Penyakit ini telah menewaskan hampir 60.000 orang. Hasil tes bahwa Macron positif Covid-19 keluar tepat setelah Perancis mengganti penutupan wilayah secara nasional dengan pemberlakuan jam malam. Padahal, kasus baru Covid-19 menunjukkan tanda-tanda bertambah lagi.
Gabriel Attal mengatakan, Macron terdeteksi memperlihatkan gejala awal pada Rabu malam, beberapa jam setelah memimpin rapat kabinet.
Kondisi Eropa
Berdasarkan data Worldometer.info, jumlah kasus di Perancis nyaris menyentuh angka 2,5 juta dan tingkat kematian telah mendekati angka 60.000 jiwa.
Selain Perancis, negara lain, seperti Jerman, Denmark, Turki, dan Belanda, mulai melakukan pengetatan kembali pergerakan warganya. Kanselir Jerman Angela Merkel telah memerintahkan penguncian parsial mulai pekan ini di tengah meledaknya kasus baru yang mencapai angka 30.000, Kamis (17/12/2020).
Semakin tidak terkendalinya laju infeksi membuat Uni Eropa bergerak cepat untuk memulai program vaksinasi, yang akan dimulai pada 27, 28, dan 29 Desember mendatang. ”Ini momen Eropa. Pada 27, 28, dan 29 Desember, vaksinasi akan dimulai di seluruh UE,” cuit Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen di Twitter. (AP/AFP/REUTERS)