Indonesia Penting bagi Perjuangan Kemerdekaan Palestina
Pada saat satu per satu negara Arab menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel, Indonesia menegaskan kembali dukungannya kepada rakyat Palestina.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN/KRIS MADA
·4 menit baca
KOMPAS/WISNU WIDIANTORO
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) dan Presiden Joko Widodo saat menggelar pertemuan bilateral dalam rangkaian KTT Luar Biasa Ke-5 OKI mengenai Palestina dan Al-Quds Al-Sharif di Jakarta Convention Center, Jakarta, Minggu (6/3/2016). Keduanya pada Rabu (16/12/2020) menjalin komunikasi lewat telepon, antara lain membicarakan solusi dua negara bagi perjuangan kemerdekaan Palestina.
Palestina mengapresiasi konsistensi dukungan Indonesia bagi kemerdekaan Palestina. Posisi Indonesia amat penting kala beberapa negara Arab jatuh ke pelukan Israel.
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyampaikan apresiasinya kepada Indonesia yang tetap mendukung perjuangan Palestina dan menolak normalisasi hubungan dengan Israel.
Abbas menyadari bahwa dukungan Indonesia bagi kemerdekaan Palestina berdasarkan solusi dua negara dan parameter internasional lain yang telah disepakati dijalankan secara konsisten.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah, Kamis (17/12/2020) malam, mengatakan, Presiden Abbas berinisiatif menelepon Presiden Joko Widodo, Rabu (16/12/2020), setelah mengikuti perkembangan di Indonesia.
”Beliau terus mengikuti perkembangan dan sikap Indonesia dan berterima kasih karena Indonesia tetap konsisten. Telepon kedua presiden adalah tindak lanjut komunikasi para menteri luar negeri,” ujar Teuku Faizasyah.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkomunikasi secara intensif dengan Menteri Luar Negeri Palestina Riyadh al-Maliki. Sikap terbaru dan terbuka Indonesia itu disampaikan Retno kala menanggapi isu Indonesia akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
”Hingga saat ini, tidak ada niatan Indonesia membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina berdasarkan two state solution dan parameter internasional lain yang telah disepakati,” kata Retno, Rabu.
KOMPAS/KRIS MADA
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memaparkan perkembangan diplomasi Indonesia, Rabu (16/12/2020), di Jakarta. Indonesia terus meningkatkan pendekatan kepada Pasifik, fokus membela Palestina, dan mendorong kerja sama penanganan Covid-19.
Kantor berita Palestina, WAFA, melaporkan, dalam percakapan itu Abbas berterima kasih kepada Indonesia atas sikap yang tetap mendukung hak-hak warga Palestina. Abbas juga mengapresiasi sikap Indonesia yang menolak normalisasi dengan Israel dan komitmen untuk mencapai perdamaian berbasis solusi dua negara sesuai dengan hukum internasional.
Abbas juga menghargai sikap Indonesia yang mendukung Palestina dalam forum-forum internasional selama menjadi anggota tidak tetap DK PBB. Selain itu, ia menyampaikan perkembangan terakhir perjuangan warga Palestina dan upaya kepemimpinan Palestina untuk melindungi hak-hak warganya.
Indonesia tidak akan mengambil langkah apa pun untuk normalisasi dengan Israel sebelum perdamaian yang abadi dan komprehensif tercapai antara rakyat Palestina dan Israel.
Presiden Jokowi, kepada Abbas, menegaskan kembali komitmen dan prinsip Indonesia dalam isu Palestina. ”Terlepas dari perubahan yang cepat terjadi di Timur Tengah, Indonesia tidak akan mengambil langkah apa pun untuk normalisasi dengan Israel sebelum perdamaian yang abadi dan komprehensif tercapai antara rakyat Palestina dan Israel.”
Berperan besar
Dukungan Indonesia sangat penting bagi Palestina, terutama setelah beberapa negara Arab jatuh ke pelukan Israel dengan menormalisasi hubungan mereka. Indonesia tak akan meninggalkan Palestina. ”Sebagai negara (berpenduduk) Muslim terbesar, Indonesia akan tetap berupaya mendukung tercapainya perdamaian dan melakukan peran yang lebih besar,” kata Jokowi.
Dalam waktu empat bulan terakhir, beberapa negara Arab, dimediasi pemerintahan Presiden AS Donald Trump, telah menormalisasi hubungan diplomatiknya dengan Israel. Ini dimulai dari Uni Emirat Arab pada September 2020, lalu berturut-turut diikuti Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Perubahan yang cepat itu dinilai melemahkan dunia Arab yang sebelumnya bersatu mendukung perjuangan Palestina merdeka.
Media Al Jazeera memberitakan, Jared Kushner, penasihat sekaligus menantu Presiden Trump, akan mengunjungi Israel dan Maroko pekan depan bersama dengan utusan khusus Timur Tengah, Avi Berkowitz, dan CEO International Development Finance Corporation AS Adam Boehler untuk membahas kelanjutan normalisasi hubungan kedua negara.
Kompas
Penasihat senior Presiden Donald Trump, Jared Kushner, berbicara saat tiba di Bandara Internasional Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 31 Agustus 2020.
Kushner, menurut rencana, akan terbang dengan pesawat komersial langsung dari Tel Aviv ke Rabat. Di Israel, Kushner dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Kushner dan timnya masih menjalin komunikasi dengan negara Arab lain dan dunia Muslim dengan harapan masih ada lagi negara Arab yang menormalisasi hubungannya dengan Israel sebelum jabatan Trump berakhir pada awal 2021.
Beberapa hari setelah Maroko menyatakan normalisasi hubungannya dengan Israel, Emir Qatar menegaskan kembali pendiriannya ”mendukung rakyat Palestina dan tujuan mereka”.
Dalam pertemuan dengan Abbas di Doha, Senin (14/12/2020), Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani menegaskan sikap Qatar mendukung perdamaian berdasarkan Inisiatif Perdamaian Arab, solusi dua negara, dan resolusi internasional yang sah.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman al-Thani menyebutkan, negara-negara Arab yang menormalisasi hubungannya dengan Israel telah merusak upaya pendirian negara Palestina.
SETPRES
Presiden Joko Widodo menyalami Presiden Palestina Mahmoud Abbas saat berlangsung sidang KTT Luar Biasa OKI di Istanbul, Turki, Rabu (13/12/2017).
Ia juga menekankan pentingnya membentuk front persatuan Arab untuk mengutamakan kepentingan Palestina dan mengakhiri pendudukan Israel.
Sementara Raja Maroko Muhammad VI mengatakan kepada Abbas, Rabat mendukung solusi dua negara. (AFP)