Kemenangan Joe Biden dalam pemilu presiden Amerika Serikat kian kuat setelah meraih suara mayoritas Dewan Elektoral dengan 306 suara, mengalahkan Donald Trump yang mengumpulkan 232 suara elektoral.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·4 menit baca
Kompas
Presiden terpilih AS, Joe Biden, menghampiri istrinya, Jill Biden, seusai berpidato terkait dengan hasil pengesahan Dewan Elektoral atas hasil pemilu di Teater Queen di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (14/12/2020).
WASHINGTON, SELASA — Dewan Elektoral secara resmi memilih Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke-46 dengan perolehan suara mayoritas 306 sekaligus menegaskan kemenangan Biden dalam pemilu bulan lalu. Pemungutan suara elektoral dari setiap negara bagian tahun ini menjadi penting karena Presiden Donald Trump menolak untuk mengakui kekalahannya.
Dengan perolehan suara elektoral itu, Biden mengalahkan Trump yang hanya memiliki 232 suara elektoral. Pada hari pemilu, 3 November lalu, Demokrat juga unggul lebih dari 7 juta suara rakyat (popular vote) di seluruh AS dari Republikan.
Hasil resmi Dewan Elektoral tersebut tetap tidak mengubah sikap sejumlah Republikan, yang terus menolak kenyataan itu. Meski begitu, sikap penentangan tersebut tidak berdampak apa pun terhadap proses pemilihan. Biden tetap akan diambil sumpahnya sebagai Presiden AS pada 20 Januari mendatang.
Pengamanan saat Dewan Elektoral berkumpul untuk memberikan surat suara di beberapa negara bagian diperketat. Mereka juga tetap menerapkan protokol kesehatan dengan mengenakan masker, menjaga jarak, dan protokol lainnya untuk mencegah penularan Covid-19. Hasil pemilihan ini akan dikirim ke Washington dan dihitung dalam sesi bersama Kongres pada 6 Januari 2021 yang akan dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence.
Kompas
Gubernur Michigan Garlin Gilchrist (berdiri di podium) membuka sesi Dewan Elektoral negara bagian di Capitol, negara bagian di Lansing, Michigan, Senin (14/12/2020).
Sebanyak 55 suara elektoral di California memilih Biden. Vermont dengan tiga suara elektoral menjadi negara bagian yang melaporkan pertama kali, sedangkan Hawaii dengan empat suara elektoral menjadi negara bagian yang melaporkan terakhir.
”Sekali lagi di AS, supremasi hukum, konstitusi kita, dan keinginan rakyat telah menang. Demokrasi kita–—ditekan, diuji, dan diancam—terbukti tangguh, benar, dan kuat,” kata Biden dalam pidatonya yang menekankan kemenangannya dan rekor 81 juta warga AS yang memilihnya.
Biden juga memperbarui janji kampanyenya untuk menjadi presiden bagi semua warga AS, baik yang memilihnya maupun tidak, serta menegaskan kembali bahwa AS memiliki tugas berat mengatasi pandemi dan memulihkan ekonomi.
AFP
Hasil sementara penghitungan suara elektoral tiap negara bagian per 5 November 2020.
Menurut seorang ajudan di Gedung Putih, Trump tetap berada di Ruang Oval hingga larut malam. Ia memanggil lingkaran terdekatnya sesama Republikan sambil memantau penghitungan suara elektoral. Presiden Trump sering kali pergi ke ruang tengah pribadinya untuk menonton televisi, mengeluh jaringan televisi kabel memperlakukan dia, seperti pada malam pemilu dengan tidak memberinya kesempatan untuk tampil.
Presiden Trump juga kecewa atas skala demonstrasi ”Stop the Steal” di seluruh AS dan upaya Republikan memasukkan suara pemilihnya di sejumlah negara bagian. Keinginan Trump mempertahankan pemerintahannya diakomodasi dalam siaran televisi yang dipandu oleh Stephen Miller, salah seorang pembela Trump, Senin pagi. Acara itu berusaha mengecilkan pentingnya suara elektoral dan menyebut gugatan hukum Trump akan berlanjut hingga hari pelantikan, 20 Januari 2021.
Jaksa Agung mundur
Menjelang siang hari, Trump mengumumkan mundurnya Jaksa Agung William Barr melalui Twitter. Mundurnya Barr sebelum Natal ini merupakan buntut ketegangan atas klaim kecurangan Trump yang tak berdasar. ”Sesuai surat pengunduran dirinya, Barr akan pergi sebelum Natal untuk menghabiskan liburan bersama keluarganya,” cuit Trump.
Sebelumnya, Barr menyampaikan kepada kantor berita AP bahwa hasil pemilu tidak terpengaruh oleh kecurangan apa pun.
AP PHOTO/SUSAN WALSH
Jaksa Agung Amerika Serikat William Barr (tengah) meninggalkan kantor Senat Mitch McConnell di Capitol Hill, Washington, AS, Senin (9/11/2020).
Trump menyampaikan, Wakil Jaksa Agung Jeff Rosen akan menjadi pelaksana tugas jaksa agung ketika Barr mengundurkan diri pekan depan. ”Hubungan kami sangat baik, dia telah bekerja dengan luar biasa!” cuit Trump di Twitter.
Dalam rekaman wawancara dengan Fox News selama akhir pekan, Trump mengatakan, ”Saya takut negara ini memiliki presiden tidak sah, itu yang saya takutkan. Seorang presiden yang kalah dan kalah telak.”
Pada Senin, Dewan Elektoral enam negara bagian yang jadi rebutan, yaitu Arizona, Georgia, Michidan, Nevada, Pennsylvania, dan Wisconsin, memberikan suara mereka kepada Biden dan Wakil Presiden AS Terpilih Kamala Harris dalam pemungutan suara secara sederhana. Dewan Elektoral Nevada bertemu via Zoom karena situasi pandemi Covid-19.
Upaya Trump untuk merusak hasil pemilu juga memunculkan kekhawatiran akan keselamatan para Dewan Elektoral, sesuatu yang tidak pernah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Di Michigan, anggota parlemen dari kedua belah pihak melaporkan mendapat ancaman. Kantor legislatif pun ditutup karena khawatir terhadap ancaman kekerasan. Biden menang di Michigan dengan selisih 154.000 suara atau unggul 2,8 persen atas Trump.
Kepolisian Georgia pun dikerahkan untuk berjaga di Gedung capitol di Atlanta sebelum para Dewan Elektoral Demokrat bertemu dengan Biden. Dilaporkan tidak ada unjuk rasa di sana. (AP/REUTERS)