Italia Tutup Tempat Wisata untuk Mencegah Penularan Korona
Warga membanjiri jalan-jalan di beberapa kota di Italia sepanjang akhir pekan lalu. Polisi pun kemudian menutup sejumlah tempat dan kawasan wisata.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
AFP/VINCENZO PINTO
Warga berjalan-jalan di Via dei Condotti di pusat kota Roma untuk berbelanja kebutuhan perayaan Natal, Minggu (13/12/2020).
MILAN, MINGGU — Pemerintah Italia pada Minggu (13/12/2020) memutuskan penutupan sejumlah tempat wisata dan kawasan yang umumnya menjadi tempat berkumpulnya warga di sejumlah kota. Langkah-langkah itu dilakukan menjelang perayaan Natal dan liburan akhir tahun sebagai antisipasi lonjakan kasus Covid-19 pada pekan kedua Januari tahun depan.
Warga dilaporkan membanjiri jalan-jalan di beberapa kota di Italia sepanjang akhir pekan lalu. Polisi pun kemudian menutup sejumlah tempat dan kawasan, salah satunya di kawasan air mancur Trevi di Roma. Pemerintah masih menyusun rencana sekaligus berdebat tentang seberapa ketat pembatasan akan dilakukan sekaligus kawasan-kawasan mana yang akan ditutup. Sejauh ini, liburan Natal dan Tahun Baru akan menjadi pertimbangan utama waktu pembatasan.
Italia pada Sabtu (12/12/2020) pekan lalu mengambil alih posisi Inggris sebagai negara Eropa dengan jumlah kematian tertinggi akibat Covid-19. Italia mencatat ada 64.520 kematian karena Covid-19. Hampir satu dari 30 orang Italia telah terinfeksi sejak Februari. Italia adalah negara Eropa pertama yang dilanda pandemi Covid-19.
AFP/VINCENZO PINTO
Warga berkumpul di Via del Corso di pusat kota Roma pada Minggu (13/12/2020). Umumnya mereka hendak berbelanja untuk kebutuhan perayaan Natal.
Italia memilih melonggarkan sejumlah pembatasan aktivitas warganya pada bulan lalu. Praktis warga pun kemudian banyak yang beraktivitas di luar rumah. Pusat-pusat kota dipenuhi warga yang mulai menyiapkan aneka hal yang diperlukan untuk Natal dan Tahun Baru.
Namun, lonjakan jumlah kasus kematian di negara itu membuat para pengambil kebijakan kembali memikirkan langkah antisipasi. Pembatasan kembali diberlakukan guna mengantisipasi lonjakan pada Januari mendatang.
Italia memilih melonggarkan sejumlah pembatasan aktivitas warganya pada bulan lalu. Praktis warga pun kemudian banyak yang beraktivitas di luar rumah.
”Semua situs informasi utama saat ini penuh dengan gambar pusat kota yang dipenuhi dengan pertemuan besar yang tidak dapat diterima,” kata Domenico Arcuri, komisaris khusus Italia untuk darurat perawatan kesehatan, kepada program TV Che Tempo Che Fa. ”Kami tidak ingin melihat hal itu lagi. Kita harus menghindari gelombang ketiga dengan segala cara. Akan sangat rumit untuk meluncurkan kampanye vaksinasi di tengah kebangkitan kasus.”
Arcuri mengatakan, Italia berharap untuk memulai vaksinasi Covid-19 pada 12-15 Januari 2020.
Merespons kondisi saat ini, pemerintah pun menggelar pertemuan darurat pada Minggu (13/12/2020). Para pemangku kepentingan membahas perihal batasan pembatasan aktivitas warga. Menjelang Natal dan Tahun Baru, warga biasanya cukup banyak yang meninggalkan tempat tinggal mereka dan menuju kampung halaman. Kebijakan pembatasan pergerakan warga dikaji untuk dilonggarkan di kota-kota kecil dengan pertimbangan agar ekonomi negara tidak berhenti.
AP PHOTO/ALESSANDRA TARANTINO
Seorang perawat tengah memasangkan oksimeter pada jari seorang pasien yang terinfeksi Covid-19. Pasien itu tengah dirawat di ruang ICU Rumah Sakit Tor Vergata, Roma, Minggu (13/12/2020).
Vincenzo De Luca, Gubernur Napoli, mengatakan, dia cenderung tidak sepakat dengan kebijakan pembatasan yang terlalu ketat. Ia menyebutkan, wilayahnya yang terkena dampak parah pengetatan aktivitas adalah Campania. ”Jika pemerintah mengizinkan pergerakan bebas orang-orang ke kota-kota dengan penduduk kurang dari 5.000 jiwa, kami perlu membuka bangsal kediaman perdana menteri,” katanya kepada Che Tempo Che Fa.
Pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit-rumah sakit di Italia mencapai 27.735 orang pada Minggu. Jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya, jumlahnya berkurang sebanyak 331 orang. Pada puncak gelombang kedua pandemi di Italia, paruh pertama November, penerimaan rumah sakit meningkat sekitar 1.000 pasien per hari, sementara okupansi perawatan intensif meningkat sekitar 100 pasien per hari.
Spanyol
Dari Madrid dilaporkan, Spanyol ditargetkan mencapai kekebalan komunitas atas Covid-19 pada akhir musim panas 2021. Menteri Kesehatan Spanyol Salvador Illa mengatakan, hal itu tercapai jika jumlah warga yang telah divaksin mencakup sebagian besar warga di negara itu. Illa mengatakan, program vaksinasi akan dimulai pada Januari tahun depan.
Pada akhir musim panas mendatang, lebih dari dua pertiga dari populasi 47 juta jiwa harus telah divaksinasi. ”Kondisi di Spanyol diharapkan berada di level yang berbeda di Eropa sekiranya posisi Covid-19 belum berhasil dikendalikan. Saya pikir rentang waktu lima-enam bulan mendatang akan menentukan,” kata Illa sebagaimana dimuat di surat kabat Publico.
Ditanya apakah ini berarti Spanyol akan mencapai kekebalan komunitas, Illa menjawab secara diplomatis. ”Ya, hal itu yang disebut oleh para ahli, bahwa orang memiliki kekebalan baik karena mereka divaksinasi atau karena mereka terpapar penyakit itu,” ujar Illa sembari mengingatkan warga Spanyol agar tidak menurunkan kewaspadaan mereka selama Natal dan perayaan Tahun Baru.
Di Eropa, Spanyol telah menjadi salah satu negara yang paling parah terkena Covid-19. Kementerian kesehatan setempat melaporkan, kasus terkonfirmasi baru Covid-19 naik 10.519 menjadi 1.730.575 kasus pada Jumat pekan lalu. Jumlah kematian akibat Covid-19 di Spanyol pun meningkat 280 kasus sehingga total kematian akibat penyakit itu menjadi 47.624 kasus. (AFP/REUTERS)
