Jumlah Kasus Baru Covid-19 di Beberapa Negara Terus Melonjak
Negara-negara di dunia berjuang menekan lonjakan penambahan kasus Covid-19 dengan mengeluarkan otorisasi vaksinasi. Dunia memulai fase vaksinasi guna menahan laju infeksi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·5 menit baca
SEOUL, SABTU — Negara-negara di berbagai belahan dunia, Sabtu (12/12/2020), terus melaporkan peningkatan jumlah kasus baru Covid-19. Di Korea Selatan, jumlah kasus harian pada akhir pekan ini mencapai angka tertinggi sejak awal pandemi. Di Jerman, fasilitas kesehatan di negara itu berada di titik kritis dan dikhawatirkan kolaps jika ledakan kasus tak terkendali.
Merujuk pada data yang dihimpun kantor berita AFP, kasus baru Covid-19 pada pekan ini bertambah sekitar 4 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya. Hingga Sabtu pukul 19.00 WIB, AFP mencatat sedikitnya 71 juta kasus Covid-19 di dunia, sebanyak 1,5 juta orang meninggal dan 44,7 juta orang sembuh.
Tak hanya Korsel dan Jerman, negara-negara lain juga melaporkan lonjakan penambahan kasus baru. Belanda dalam 24 jam terakhir membukukan lebih dari 9.000 kasus baru atau jumlah kasus harian tertinggi sejak Oktober lalu. Di Jepang, radio NHK melaporkan, lebih dari 3.000 kasus baru untuk pertama kali dalam sehari.
Virus korona tipe baru penyebab Covid-19 terdata menyebar paling cepat di Amerika Serikat dan Kanada dengan peningkatan 19 persen kasus baru. Benua Afrika menyusul dengan peningkatan 9 persen.
AS melaporkan jumlah kasus baru tertinggi pada pekan ini dengan rata-rata 210.100 kasus setiap hari, diikuti Brasil dengan 42.100 kasus dan India 33.200 kasus. Kondisi di India dilaporkan membaik karena ada penurunan kasus baru sekitar 13 persen. Adapun Afrika Selatan mengalami peningkatan kasus baru terbesar pekan ini dengan rata-rata 5.100 kasus per hari, melonjak 61 persen.
Tingkat kematian akibat Covid-19 dilaporkan juga tetap tinggi. AS, misalnya, rata-rata mengalami 2.286 kematian per hari, disusul Italia 655 kasus per hari, Brasil 642, Meksiko 593, dan Rusia 525 kasus per hari. Jumlah kasus yang dikonfirmasi itu hanya mencerminkan sebagian kecil dari jumlah penularan yang sebenarnya. Negara-negara memiliki praktik penghitungan dan tingkat pengujian yang berbeda.
Kehilangan kendali
Korsel pada Sabtu melaporkan jumlah kasus Covid-19 harian tertinggi, yakni 950 kasus. Kini, jumlah kasus yang terkonfirmasi di negara itu menjadi 36.800. Sebelumnya, kasus harian Covid-19 di Korsel berkisar 500-600 kasus.
Lonjakan kasus tersebut diidentifikasi terpusat di Seoul. Muncul kekhawatiran pemerintah setempat dapat kehilangan kendali atas penyebaran Covid-19. ”Ini merupakan rintangan terakhir sebelum peluncuran vaksin,” kata Presiden Korsel Moon Jae-in melalui pernyataan tertulis.
Ia menyebut situasi sekarang ”sangat parah”. ”Pemerintah akan berupaya maksimal menggunakan kekuasaan administratif guna mengendalikan penyebaran,” kata Moon.
Lonjakan kasus di Korsel terjadi meski pemerintah memperketat pembatasan sosial di wilayah ibu kota awal pekan lalu. Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel memastikan penambahan 150 pusat tes Covid-19 di sejumlah tempat. Titik pergerakan warga, termasuk stasiun kereta, menjadi tempat yang diutamakan untuk pengetesan.
Meski penambahan kasus terus terjadi, Korsel menjadi salah satu negara yang tak ingin tergesa-gesa menggelar vaksinasi Covid-19. Korsel ingin memastikan lebih dulu proses pengendalian wabah dapat berjalan optimal.
Meski sudah memesan 44 juta vaksin Covid-19, Presiden Moon ingin tes dilakukan lebih luas dan penelusuran kontak dilakukan lebih gencar. Selain itu, pembatasan sosial lebih ketat diberlakukan, termasuk terhadap jam buka malam hari untuk restoran dan tempat-tempat usaha lain.
Di Jerman, jumlah kasus Covid-19 yang dikonfirmasi meningkat 28.438 pada akhir pekan ini sehingga total menjadi 1.300.516 kasus. Hal itu merujuk pada data yang dikompilasi lembaga Robert Koch Institute (RKI). Korban meninggal akibat Covid-19 dilaporkan naik 496 menjadi 21.466 kasus.
Uwe Janssens, dokter perawatan intensif serta anggota Asosiasi Perawatan Kritis dan Pengobatan Darurat Jerman (DIVI), kepada media Deutsche Welle mengatakan, Jerman berisiko kekurangan tempat tidur unit perawatan intensif jika beban kasus Covid-19 terus meningkat.
Ia mengungkapkan, kapasitas layanan unit gawat darurat (UGD) di rumah sakit-rumah sakit berada pada taraf kritis. ”Ada wilayah dengan kapasitas UGD hanya menyisakan 5-10 persen tempat tidur. Jumlah itu tidak cukup untuk melayani sejumlah pasien yang sakit parah,” tutur Janssens.
Menurut Janssens, hingga saat ini sejumlah rumah sakit di Jerman masih dapat menampung pasien. Namun, tekanan semakin besar terus terjadi seiring bertambahnya kasus.
Jansens juga menyuarakan keprihatinan tentang para lansia Jerman yang memiliki tingkat infeksi dan kematian yang sangat tinggi: ”Bahkan, ketika mereka datang ke unit perawatan intensif dalam usia di atas 70 atau 80 tahun, angka kematian di unit perawatan intensif mencapai di atas 80 persen,” ujarnya.
Vaksinasi
Di tengah jumlah kasus baru yang terus meningkat, Amerika Serikat dan Meksiko menjadi dua negara terbaru yang memberikan otorisasi darurat penggunaan vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. Mereka menyusul Inggris, Kanada, Arab Saudi, dan Bahrain yang telah mengeluarkan persetujuan serupa. Inggris bahkan memulai vaksinasi, Selasa (8/12).
Pada Jumat kemarin, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengesahkan penggunaan darurat vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech. Sebanyak 100 juta dosis vaksin Covid-19 telah dipesan Pemerintah AS dan lebih banyak lagi dosis sedang dinegosiasikan. Vaksinasi di negara berpenduduk sekitar 330 juta jiwa itu dijadwalkan digelar beberapa hari lagi.
Wakil Menteri Kesehatan Meksiko Hugo Lopez-Gatell mengatakan, pemerintahnya melalui badan pengatur kesehatan, Cofepris, telah memberikan otorisasi penggunaan darurat vaksin Pfizer-BioNTech. Meksiko akan memulai vaksinasi, akhir Desember.
Sebanyak 250.000 dosis disiapkan untuk mengimunisasi 125.000 orang dengan prioritas bagi staf medis di Mexico City dan Negara Bagian Coahuila dengan mempertimbangkan fasilitas pembeku vaksin dan persyaratan logistik lainnya. Meksiko telah menandatangani perjanjian untuk membeli 34,4 juta dosis vaksin Pfizer.
Menurut Direktur Utama BioNTech Ugur Sahin, pemenuhan pesanan vaksin yang jumlahnya sangat banyak itu menjadi tantangan terbesar yang dihadapi perusahaan. Bersama Pfizer, BioNTech akan memproduksi hingga 1,3 miliar dosis vaksin tahun depan. ”Kami perlu mencari jalan keluar dari tantangan manufaktur ini,” kata Sahin dalam sebuah wawancara.
”Sangat jelas, dibutuhkan lebih banyak dosis. Kami pun menghadapi pertanyaan itu, yakni bagaimana menghasilkan lebih banyak dosis.”
Sahin berharap perusahaan akan menerima persetujuan bersyarat dari Badan Obat-obatan Eropa akhir bulan ini dan dapat mulai meluncurkan vaksin di negara-negara Eropa awal tahun depan. BioNTech merencanakan untuk memproduksi vaksin Covid-19 di pabrik barunya di Marburg, Jerman, paruh pertama 2021. (AFP/REUTERS)