Ada gelagat positif antara Uni Eropa dan Inggris meraih kemajuan dalam proses negosiasi yang digelar kembali pada Senin kemarin.
Oleh
BENNY D KOESTANTO/MAHDI MUHAMMAD
·4 menit baca
Uni Eropa dan Inggris terus berupaya memecah kebuntuan dalam negosiasi perdagangan karena masih terkunci pada hal-hal pokok. Jika tak ada kesepakatan, hubungan mereka bisa memburuk.
BRUSSELS, SENIN — Kecemasan akan tidak tercapainya kesepakatan perdagangan antara Uni Eropa dan Inggris setelah Inggris keluar dari UE atau Brexit dikemukakan sejumlah pihak. Tanpa kesepakatan, banyak pihak memperkirakan hubungan ekonomi kedua belah pihak akan memburuk dan menjadi tekanan bagi para pelaku ekonomi dan warga secara umum.
Sejumlah sumber dari kalangan diplomat UE dan Inggris mengungkapkan, ada gelagat positif kedua belah pihak meraih kemajuan dalam proses negosiasi yang kembali digelar pada Senin (7/12/2020) malam. Namun, dalam sejumlah hal pokok, kedua belah pihak tetap bergeming dengan sikap mereka masing-masing.
Tiga hal masih menjadi batu sandungan perundingan, yakni standar barang ekspor dan impor, hak penangkapan ikan, dan penyelesaian perselisihan atau sengketa hukum di antara para pihak.
Seorang sumber diplomat dari salah satu negara UE mengatakan, dibandingkan dengan dua permasalahan lain, hak penangkapan ikan mulai mengarah kepada kompromi.
”Negosiasi perikanan perlahan menuju zona pendaratan. Ini bukan lagi batu sandungan utama,” kata sang diplomat.
Perdana Menteri Irlandia Micheal Martin pesimistis terjadi kesepakatan antara kedua belah pihak. ”Perasaan saya, setelah berbicara dengan beberapa pelaku utama, ini adalah masalah yang sangat menantang untuk diselesaikan, terutama di sekitar lapangan permainan yang setara. Banyak hal berada di ujung pisau di sini dan ini serius,” katanya ketika berbicara dengan televisi nasional RTE, Minggu (6/12/2020).
Menteri Luar Negeri Irlandia Simon Coveney malah mengatakan, negaranya akan menderita kerugian paling besar jika perundingan UE-Inggris ini tidak membuahkan hasil atau gagal mencapai kesepakatan. ”Kami berada di tempat yang sulit,” kata Coveney.
Hanya tersisa waktu kurang dari empat pekan sebelum Inggris benar-benar lepas dari blok UE, 1 Januari 2021. Ini membuat para perunding memiliki waktu kurang dari 48 jam lagi untuk mencari terobosan baru dan membuat kesepakatan yang saling menguntungkan.
Saham anjlok
Saham perusahaan-perusahaan menengah yang terdaftar di bursa saham London jatuh pada awal perdagangan awal pekan ini. Investor dan para pelaku pasar khawatir UE dan Inggris akan mengalami kebuntuan hingga batas akhir negosiasi. Indeks FTSE 250 yang dianggap sebagai barometer sentimen terkait Brexit turun 0,6 persen.
Saham perusahaan-perusahaan otomotif, bank yang sensitif secara ekonomi, dan perusahaan real estat termasuk di antara perusahaan yang mengalami penurunan terbesar. ”Sekarang pasar menjadi sedikit cemas,” kata Stefan Koopman, ekonom senior di Rabobank. ”Ada kemajuan pada tingkat teknis di balik layar, tetapi belum ada kesepakatan politik.”
Nilai tukar poundsterling Inggris turun lebih dari 1 persen ke posisi terendah enam pekan terhadap euro dan juga dollar AS, awal pekan ini. Posisi poundsterling berbalik arah dari posisi Jumat (4/12/2020). Saat itu, nilai tukar poundsterling, yang diperdagangkan di atas level 1,35 dollar AS per 1 poundsterling, merupakan level terkuat yang teraih pertama kali pada tahun ini.
Media BBC menjelaskan, UE dan Inggris harus menyetujui aturan baru tentang cara hidup, bekerja, dan berdagang bersama pasca-Brexit.
Saat Inggris masih menjadi bagian UE, perusahaan dapat membeli dan mnjual barang melintasi perbatasan UE tanpa dikenai tarif. Pasca-Brexit, para pelaku bisnis harus mulai berurusan dengan tarif. Hal itu dapat membuat segalanya menjadi lebih mahal.
Selain kesepakatan tentang barang, Inggris juga menginginkan aturan tentang jasa dengan UE. Perjanjian terpisah tentang hal-hal seperti perbankan masih memungkinkan diatur. Kesepakatan di bidang-bidang seperti keselamatan penerbangan, pengobatan, dan berbagi informasi tentang ancaman keamanan juga dinilai penting.
Jika tidak ada kesepakatan perdagangan antara UE dan Inggris, harga-harga barang asal UE diperkirakan lebih tinggi di toko-toko Inggris. Pengiriman barang-barang UE bisa juga terlambat sampai ke Inggris. Sebab, truk yang membawa produk-produk mereka juga akan membutuhkan lebih banyak pemeriksaan di perbatasan UE dan Inggris.
Persyaratan akhir
Surat kabar Inggris, The Guardian, melaporkan, telah terjadi terobosan besar dalam perundingan soal perikanan. Menurut sumber media Inggris tersebut di markas besar UE di Brussels, Belgia, kedua belah pihak tinggal menyelesaikan persyaratan akhir pada tingkat akses agar kapal-kapal penangkap ikan berbendera UE bisa melakukan aktivitasnya di laut dalam zona ekonomi eksklusif (ZEE) Inggris. Salah satu klausul yang disepakati keduanya ialah periode transisi perubahan izin tangkap itu antara lima dan tujuh tahun.
Para pejabat Pemerintah Inggris menolak berkomentar terkait soal itu. Sumber di kalangan pejabat Pemerintah Inggris menyatakan, tak ada terobosan baru tentang hak penangkapan ikan bagi armada penangkap ikan UE di ZEE Inggris. Sementara para pejabat UE tidak segera mengomentari laporan tersebut.
Sejak Inggris secara resmi meninggalkan UE pada 31 Januari, negosiator telah melewatkan beberapa tenggat untuk mencapai kesepakatan dengan blok perdagangan itu sebelum masa transisi usai, 31 Desember 2020. Kecepatan menjadi sangat penting dan bernilai bagi UE karena negara-negara anggota harus dengan suara bulat mendukung kesepakatan apa pun.
Sebanyak 27 negara anggota blok perdagangan itu ingin sepenuhnya memahami peluang untuk mendapatkan kesepakatan sebelum para pemimpin UE tiba di Brussels untuk mengikuti pertemuan puncak pada Kamis (10/12/2020).