Biden Tunjuk Eks Komandan Serangan ke Irak-Afghanistan Jadi Menteri Pertahanan
Selama 41 tahun jadi tentara, kandidat Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin cenderung menghindar dari sorotan umum. Kini, ia menjadi pejabat di produsen senjata yang banyak mendapat kontrak dari Departemen Pertahanan AS.
Oleh
kris mada
·4 menit baca
WILMINGTON, SELASA — Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden dikabarkan memilih Lloyd Austin, pensiunan jenderal berbintang empat Angkatan Darat, menjadi menteri pertahanan. Austin pernah memimpin pasukan pendudukan AS di Irak dan Afghanistan. Kini, jenderal berkulit hitam itu bekerja di Raytheon, salah satu produsen persenjataan terbesar di AS.
Informasi penunjukan Austin tersiar pada Senin (7/12/2020) malam waktu AS atau Selasa pagi WIB. Austin menyisihkan beberapa nama yang sebelumnya santer disebut bakal menjadi menhan, antara lain, yaitu mantan Wakil Menteri Pertahanan AS Michele Flournoy dan mantan Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Jeh Johnson.
Austin menambah daftar calon anggota kabinet Biden yang telah diumumkan. Dalam pemerintahan AS, kabinet terdiri dari 15 menteri. Selain itu, ada sejumlah jabatan setingkat menteri.
Jika penunjukannya dikonfirmasi oleh Senat AS, Austin menjadi warga kulit hitam pertama di negara itu yang menjadi menhan sekaligus memimpin Pentagon.
Sebelum menominasikan Austin, Biden telah mengumumkan penunjukan Xavier Becerra sebagai calon Menteri Kesehatan, Janet Yellen sebagai Menteri Keuangan, Anthony Blinken sebagai Menteri Luar Negeri, dan Alenjandro Mayorkas sebagai Menteri Keamanan Dalam Negeri.
Adapun untuk jabatan setingkat anggota kabinet, Biden telah menunjuk Ron Klain sebagai Kepala Kantor Staf Presiden, Avril Heines sebagai Direktur Intelijen Nasional, Cecilia Rouse sebagai Kepala Dewan Penasihat Ekonomi (CEA), dan Neera Tanden sebagai Kepala Kantor Pengelolaan dan Anggaran (OMB).
Persetujuan Senat
Di antara daftar pejabat yang pernah diumumkan Biden, Austin dan Tanden paling disorot. Sejumlah senator Republikan secara terbuka keberatan terhadap Tanden. Sebab, Tanden mempunyai catatan suka mencemooh politisi Republikan.
Di AS, penunjukan anggota kabinet dan pejabat setingkat anggota kabinet membutuhkan persetujuan Senat. Untuk Austin, dibutuhkan dua persetujuan, yakni untuk penunjukan sebagai menteri dan untuk masa jeda di antara jabatan sipil dengan militer.
Austin baru pensiun sebagai jenderal Angkatan Darat pada 2016. AS menetapkan, perwira tinggi harus pensiun sekurangnya tujuh tahun sebelum bisa bebas ditunjuk menduduki jabatan tinggi di ranah sipil. Jika penunjukan sebelum tujuh tahun, dibutuhkan persetujuan khusus dari Senat.
Meski sejumlah menteri pertahanan sebelumnya pernah bertugas singkat di bidang militer, hanya dua–George C Marshall dan James Mattis–yang berlatar belakang pejabat karier militer. Marshall juga menjabat menteri pertahanan. Seperti Mattis, Austin membutuhkan persetujuan khusus dari Kongres untuk menjabat menhan.
Ketika posisi menhan dibentuk tahun 1947, Kongres AS menginginkan posisi itu dijabat orang sipil dan melarang mantan pejabat militer yang belum lama pensiun untuk menduduki jabatan tersebut. Salah satu sumber menyebutkan, terpilihnya Austin selain didasarkan pada pertimbangan mencari orang terbaik, juga dilandasi pertimbangan memilih kandidat dari warga kulit berwarna.
Serbuan ke Irak
Austin adalah alumnus Akademi Militer AS di West Point tahun 1975 dan berdinas di militer selama 41 tahun. Ia merupakan salah satu tentara kulit hitam yang bisa menduduki jabatan tinggi.
Ia pernah jadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat AS. Ia juga pernah menjadi Panglima Komando Tengah AS. Dengan demikian, ia pernah menjadi penanggung jawab operasi militer AS di Asia Selatan, Asia Tengah, Timur Tengah, hingga sebagian Afrika Utara.
Sebagai perwira, ia pernah menjadi Asisten Operasi Divisi III Infanteri Fort Stewart. Dalam jabatan itu, ia ikut mengatur pengerahan pasukan AS yang menyerbu Irak pada 2003. Ia juga menjadi komandan Satuan Tugas 108, pasukan pendudukan AS di Afghanistan. Selanjutnya, ia menjadi komandan tertinggi AS di Irak pada 2010. Jabatan itu diduduki setahun sebelum dipromosikan sebagai Wakil KSAD AS pada 2011.
Sebagai Panglima Komando Tengah, ia memimpin perang melawan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). Jabatan itu merupakan posisi terakhirnya sebelum pensiun pada 2016.
Di masa pensiun, ia bergabung dengan sejumlah perusahaan, seperti Ratyheon dan Nucor. Raytheon dikenal sebagai salah satu produsen dan pemasok aneka produk pertahanan dan persenjataan bagi AS dan mitra AS. Sementara Nucor merupakan produsen baja.
Selama 41 tahun jadi tentara, Austin cenderung menghindar dari sorotan umum. Selepas pensiun, ia memang disorot dalam penyelidikan soal pelatihan terhadap aparat Irak. AS menghabiskan 500 juta dollar AS dan diketahui hanya sedikit aparat Irak yang ikut pelatihan. Belakangan, para pemeriksa memastikan Austin tidak bersalah.
Seorang anggota tim Biden menyebut, Austin sebagai pilihan yang relatif aman dibandingkan Johnson dan Fluornoy. Meski akan tetap ada perdebatan soal pencalonannya, Austin cenderung lebih bisa diterima dibandingkan Johnson atau Fluornoy.
Penunjukan salah satu dari tiga orang itu akan menambah rekor dalam pemerintahan Biden. Fluornoy berpeluang menjadi perempuan pertama yang jadi Menhan AS. Sementara Johnson dan Austin sama-sama menjadi orang kulit hitam pertama di kursi itu.
Penunjukan Austin sebagai menhan AS menunjukkan kabinet Biden sangat beragam. Sampai sekarang, sudah dua keturunan hispanik dan tiga orang berkulit hitam di daftar calon anggota kabinet Biden. Calon kabinet Biden juga menunjukkan 5 dari 11 kursi yang sudah diumumkan akan diduduki perempuan. (AP/REUTERS)