Pandemi dan RCEP Perkuat Hubungan Baik Thailand-Indonesia
Tahun ini menandai 70 tahun perayaan hubungan diplomatik antara Thailand dan Indonesia. Meskipun demikian persahabatan kedua negara sesungguhnya telah dimulai sejak tahun 1871 silam.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Hubungan baik antara Thailand dan Indonesia diharapkan lebih kuat dalam kondisi kenormalan baru pasca-pandemi Covid-19 dan berlakunya Kemitraaan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP yang merupakan perjanjian perdagangan bebas baru bagi sejumlah negara Asia dan Pasifik. Thailand-Indonesia dapat membangun kemitraan ekonomi strategis yang lebih kuat dengan menyinkronkan keunggulan dan perbedaan kedua negara.
Harapan itu disampaikan Duta Besar Thailand untuk Indonesia, Songphol Sukchan, dalam perayaan Hari Nasional Thailand yang digelar secara virtual di Jakarta, Jumat (4/12/2020). Hari Nasioal Thailand digelar setiap tanggal 5 Desember. Tanggal itu bertepatan dengan tanggal kelahiran almarhum Yang Mulia Raja Bhumibol Adulyadej Yang Agung yang adalah Raja Rama 9. Bhumibol adalah raja yang paling lama memerintah dan paling dihormati dalam sejarah Thailand, yakni selama 70 tahun.
Sukchan menyatakan tahun ini menjadi tahun yang paling menantang bagi semua negara. Pandemi Covid-19 telah memberi efek yang sangat besar pada kehidupan sosial dan ekonomi. Pandemi juga membuka tabir kelemahan yang ada pada rantai pasokan barang dan jasa secara global. Pelajaran harus dapat diambil dari krisis global ini. “Thailand dan Indonesia harus menelaah berbagai peluang untuk membangun bersama rantai pasokan yang tangguh. Ini antara lain untuk memanfaatkan bahan baku yang melimpah, tenaga kerja dan pasar yang ada,” kata Sukchan.
Ketahanan pangan, medis, energi dan logistik, termasuk digital, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dan pengembangan sumber daya manusia adalah area yang berpotensi membawa manfaat bersama dalam kerja sama Thailand-Indonesia. Surplus neraca perdagangan Indonesia secara total pada Oktober 2020 sebesar 3,61 miliar dollar AS, meningkat dari 2,39 miliar dollar AS pada September 2020. Surplus tersebut disebabkan merosotnya nilai impor. Hingga tengah tahun ini Indonesia mencatatkan defisit perdagangan dengan Thailand sebesar 1,48 miliar dollar AS.
Sukchan mengatakan kata kunci untuk pembangunan kedua negara di masa depan adalah ketahanan dan keberlanjutan. Thailand dan Indonesia harus selamat dan berkembang setelah pandemi.
Sukchan mengatakan kata kunci untuk pembangunan kedua negara di masa depan adalah ketahanan dan keberlanjutan. Thailand dan Indonesia harus selamat dan berkembang setelah pandemi. “Akan menjadi sebuah hal yang sia-sia apabila (kita) tidak mengambil keuntungan dari situasi yang ada untuk membangun adaptasi baru dalam kolaborasi ekonomi yang akan membaik untuk masa tahun-tahun mendatang yang selaras dengan visi kita menuju negara dengan pendapatan tinggi,” kata Sukchan seraya menegaskan sikap saling membantu kedua negara dibutuhkan untuk mewujudkan visi dan memperdalam hubungan kerja sama itu.
Tahun ini menandai 70 tahun perayaan hubungan diplomatik antara Thailand dan Indonesia. Meskipun demikian persahabatan kedua negara telah dimulai sejak tahun 1871 silam. Saat itu Raja Chulalongkron (Raja Rama V) mengunjungi Pulau Jawa untuk pertama kalinya. Kunjungan itu diikuti oleh dua kunjungan berikutnya oleh sang raja.
Perayaan Hari Nasional Thailand tahun ini ditandai dengan pemutaran video pertunjukan seni sendratari kolaborasi bertajuk “Rama Kembali ke Ayodhya”. Pertunjukan itu adalah kolaborasi antara Kementerian Kebudayaan Thailand dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Pertunjukan tersebut diadakan di Bangkok pada 24 September 2020.
Pembangunan berkelanjutan
Melalui Perayaan Hari Nasional Thailand, Pemerintah Thailand mengingatkan kembali kepada warganya tentang dedikasi dan sumbangsih Raja Bhumibol bagi negeri itu. Selama memerintah Thailand sepanjang 70 tahun, Raja Bhumibol disebut telah meningkatkan taraf kehidupan masyarakat negara itu, terutama yang berada di wilayah terpencil. Raja menginisiasi lebih dari 4.000 proyek pembangunan di bidang pertanian, pendidikan dan kesehatan masyarakat untuk mengurangi tingkat kesenjangan sosial dan ekonomi.
Raja Bhumibol menyokong konsep pembangunan berkelanjutan selama beberapa dekade. Raja mengenalkan program Kebijakan Ekonomi Berkecukupan (SEP) yang mengarahkan masyarakat Thailand untuk hidup secara berkelanjutan. Artinya hidup dengan perilaku sederhana, hati-hati dan wajar untuk menghadapi aneka tantangan globalisasi. “Kita harus mengalahkan kelaparan. Kita tidak melawan warga masyarakat. Kita ingin membantu mereka agar kehidupan mereka lebih baik,” kata Raja Bhumibol dalam penggalan video yang ditampilkan di sela-sela perayaan itu.
Dalam pidatonya, Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha menyatakan wejangan-wejangan sang raja telah menjadi dukungan moral dan sekaligus solidaritas bagi rakyat Thailand. Hal itu sangat berperan dalam menjadi penyemangat negara itu dalam mengarungi sejarah termasuk beberapa kali krisis. Dijelaskan bahwa hingga saat ini konsep SEP telah diakui dan diterapkan sebagai model pembangunan alternatif di 23 negara di dunia. Konsep SEP digunakan sebagai payung dalam kemitraan pembangunan berkelanjutan.