Tiga Mantan Presiden AS Mau Divaksin dan Disiarkan demi Tepis Keraguan Rakyat
Tiga mantan presiden AS, yakni Barack Obama, George W Bush, dan Bill Clinton, bersedia segera divaksin dan disiarkan luas melalui televisi-televisi. Inisiatif itu dimaksudkan menghilangkan keraguan rakyat pada vaksinasi.
Oleh
Luki Aulia
·4 menit baca
WILMINGTON, JUMAT — Demi menepis keraguan dan kekhawatiran rakyat Amerika Serikat terhadap keamanan vaksin Covid-19, tiga mantan presiden Amerika Serikat, yakni Barack Obama, George W Bush, dan Bill Clinton, bersedia divaksin, bahkan disiarkan melalui stasiun-stasiun televisi. Ketiganya akan segera divaksin setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS atau FDA memberikan persetujuan penggunaan vaksin Covid-19 melalui mekanisme penggunaan darurat.
”Mungkin nanti akan disiarkan televisi atau dijadikan film supaya masyarakat tahu saya percaya pada sains,” kata Obama saat diwawancarai radio Sirius XM, Rabu (2/12/2020).
Juru bicara Clinton, Angel Urena, juga menyebutkan bahwa Clinton mau divaksin segera setelah vaksin Covid-19 tersedia. Clinton juga mau proses vaksinasi dirinya dipublikasikan jika memang bisa membantu meyakinkan seluruh rakyat AS agar mau divaksin juga.
Bukan hanya ketiga mantan presiden itu saja yang mau divaksin dan disiarkan televisi. Presiden terpilih AS Joe Biden pun mau melakukannya hanya untuk menunjukkan kepada masyarakat soal keamanan vaksin itu. ”Orang tidak percaya dengan keampuhan vaksin itu,” kata Biden kepada CNN.
Panel FDA yang melibatkan sejumlah penasihat non-pemerintah akan bersidang pada 10 Desember mendatang untuk membicarakan tentang rekomendasi penggunaan otorisasi darurat vaksin yang dikembangkan Pfizer Inc dengan mitra Jerman, BioNTech. Hasil uji coba vaksin produksi mereka menunjukkan tingkat efektivitas sampai 95 persen. Kementerian Kesehatan AS memperkirakan vaksin itu sudah bisa digunakan beberapa hari atau beberapa pekan ke depan.
Vaksin produksi Moderna Inc yang juga menggunakan teknologi serupa, seperti Pfizer yang menunjukkan tingkat efektivitas 95 persen saat uji klinis beberapa waktu lalu. Meski hasil-hasil uji klinis sejumlah calon vaksin baru itu menunjukkan hasil menjanjikan, masih banyak warga AS yang skeptis pada proses pengembangan vaksinnya.
Jajak pendapat Gallup bulan lalu menyebutkan sekitar 58 persen warga AS bersedia divaksin. Pada September, sekitar 50 persen warga mau divaksin.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres juga menyatakan akan segera divaksin jika vaksinnya telah tersedia. Namun, juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa Guterres akan mendahulukan vaksinasi untuk mereka yang paling membutuhkan terlebih dahulu seperti petugas medis.
”Nanti kita lihat saja, apakah ia mau disorot televisi. Saya tidak yakin publik mau melihat dia membuka kausnya di depan publik,” ujar Dujarric.
Posisi Fauci
Untuk menangani pandemi Covid-19, Biden berjanji tetap mempertahankan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS Anthony Fauci sebagai penasihat kesehatan pemerintah sekaligus pemimpin tim gugus tugas pandemi Covid-19, posisi yang dipegang Fauci saat ini.
Biden meminta Kongres AS meloloskan RUU senilai 908 miliar dollar AS yang diusulkan oleh kelompok moderat di Senat AS. Anggaran itu, kata Biden, harus dilihat sebagai langkah awal untuk memberikan bantuan selama pandemi. ”Rakyat menderita dan ketakutan setengah mati,” kata Biden.
Trump beberapa kali mengkritik Fauci yang bersikeras mengambil langkah-langkah agresif untuk melawan pandemi Covid-19. Selama dua hari berturut-turut kasus kematian di AS akibat Covid-19 mencapai 2.000 orang. Sekitar 200.000 kasus baru dilaporkan Rabu lalu.
Vaksin produksi Pfizer Inc sudah disetujui otoritas di Inggris. Sementara FDA belum memutuskan. Jika sudah disetujui, vaksin itu akan langsung didistribusikan di AS.
Fauci sempat menyikapi secara kritis proses pemberian izin vaksin di Inggris. Proses izinnya dinilai terlalu cepat. Namun, Fauci kemudian meminta maaf dan mengatakan tidak bermaksud menilai proses di Inggris.
Tim khusus pandemi
Jika ia sudah resmi menjadi presiden, Biden akan mewajibkan penggunaan masker di semua gedung pemerintah dan lokasi-lokasi transportasi. Untuk menangani pandemi, Biden akan membentuk tim khusus dan menunjuk Jeffrey Zients sebagai koordinator pandemi di Gedung Putih. Penasihat Biden, Vivek Murthy, akan kembali memegang posisi sebagai kepala layanan kesehatan masyarakat yang pernah dipegangnya semasa pemerintahan Obama.
Zients akan menangani pendistribusian ratusan juta dosis vaksin baru di AS dan mengoordinasikan distribusi vaksin itu dengan berbagai lembaga pemerintah federal.
Dalam beberapa pekan terakhir, Zients telah menjadi penghubung pandemi antara gubernur dan pejabat negara. Ia juga kerap menghadiri rapat untuk berbagi data dan membahas persoalan pandemi. (REUTERS/AFP/AP)