Terkait Pesta Bunga Sakura, Kejaksaan Bidik Dua Pejabat di Kantor Abe
Kejaksaan Tokyo kini mulai membidik dua pembantu mantan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam dugaan skandal pendanaan pesat bunga sakura.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Kejaksaan Tokyo mempertimbangkan untuk mendakwa singkat dua pejabat di kantor mantan Perdana Menteri Shinzo Abe dengan tuduhan melanggar undang-undang pendanaan politik, Jumat (4/12/2020).
Harian Asahi melaporkan, jaksa yakin dua pejabat tersebut tidak melaporkan pemasukan dan pengeluaran pesta bunga sakura yang digelar untuk para pendukung Abe ketika Abe menjabat perdana menteri, senilai total 30 juta yen atau 289.000 dollar AS.
Dalam hukum di Jepang, dakwaan singkat berarti terdakwa dimungkinkan untuk tidak hadir dalam proses persidangan. Akan tetapi, karena telah mengemuka di tengah-tengah publik, kasus ini juga membayangi Perdana Menteri Yoshihide Suga yang merupakan sekretaris kabinet ketika Abe menjabat dan membela Abe dalam hal pendanaan pesta bunga sakura di hadapan parlemen.
Kedua pejabat yang disasar kejaksaan itu mengakui kelalaian pelaporan pendanaan pesta tersebut. Kepada jaksa mereka menyatakan bahwa tindakan ilegal itu merupakan keputusannya masing-masing. Jaksa memilih mengembangkan dakwaan ringkas mengingat pengakuan bersalah terdakwa dan jumlah uangnya tidak dilaporkan.
Ketika dimintai komentar, kantor Abe tidak segera menanggapi.
Awal pekan ini media lokal harian Yomiuri melaporkan bahwa Abe telah diminta oleh kejaksaan Tokyo untuk secara sukarela memberikan keterangan. Abe mengatakan bahwa dirinya ”belum pernah mendengar” permintaan itu.
Asahi melaporkan bahwa kemungkinan jaksa akan meminta keterangan mantan perdana menteri itu setelah sesi luar biasa parlemen berakhir 5 Desember 2020.
Tanpa menyebut sumbernya dengan jelas, media lokal Jepang melaporkan bahwa kantor Abe menanggung kekurangan biaya pesta bunga sakura sebesar delapan juta yen.
Ini merupakan bagian dari 30 juta yen pemasukan dan pengeluaran yang tidak dilaporkan. Ketika masih menjabat perdana menteri, berulang kali Abe menyangkal hal tersebut di hadapan parlemen.
Dugaan skandal pendanaan pesta bunga sakura ini menyeruak ke publik setelah lebih dari 900 pengacara dan akademisi hukum meminta jaksa di Tokyo untuk menginvestigasi dugaan pelanggaran dalam acara tersebut.
Kantor berita NHK 1 Desember lalu melaporkan bahwa kelompok pengacara itu menyerahkan petisi agar Kantor Kejaksaan Negeri Tokyo melakukan penyelidikan dan menjadikan Abe serta dua pejabat di kantornya sebagai tersangka dugaan korupsi.
Petisi itu menyebutkan bahwa jaksa tidak seharusnya menghentikan kasus itu atau mengesampingkan dakwaan singkat karena berhadapan dengan mantan perdana menteri. Jika itu yang terjadi, kepercayaan publik terhadap kejaksaan akan hilang.
Onodera Yoshikata, sekretaris jenderal kelompok pengacara tersebut, mengatakan, mereka berharap jaksa akan menyelidiki skandal tersebut secara adil dan tidak memihak, menemukan kebenaran, dan meminta pertangjungjawaban dari tiga orang yang bertanggung jawab.
Kelompok pendukung Abe yang diketuai oleh sekretaris Abe diyakini telah membayar setidaknya 77.000 dollar AS untuk pesta bunga sakura selama lima tahun hingga tahun 2019. (REUTERS)