Kala Warga AS Menghayati Hari Penuh Syukur dalam Kesendirian
Delapan bulan setelah pandemi meletus di seluruh AS, sebagian besar kota besar tetap berada di bawah aturan ketat terkait protokol kesehatan.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
Perasaan ganjil menggelayuti perayaan hari raya penuh syukur atau Thanksgiving di kalangan warga Amerika Serikat tahun ini. Berkumpul dengan keluarga dan handai taulan yang menjadi tradisi tahuan perayaan ini harus berjeda karena pandemi Covid-19.
Beruntung, saling sapa dan mengucapkan selamat dapat dilakukan dengan layanan produk teknologi termutakhir.
"Tiba-tiba saya merasa kesepian, harus saya akui hal itu," kata Janis Segal (72), saat dia bersiap untuk bergabung dengan anggota keluarga dalam sebuah telewicara melalui aplikasi Zoom.
Telewicara bersama itu digelar khusus karena Thanksgiving. Segal berusaha maklum, tahun ini dia tidak dapat merayakan hari istimewa itu bersama-sama dengan keluarga besarnya secara langsung.
Delapan bulan setelah pandemi meletus di seluruh AS, sebagian besar kota besar tetap berada di bawah aturan ketat yang diberlakukan oleh pejabat negara bagian dan lokal. Pertemuan-pertemuan publik dibatasi dan warga dilarang makan malam dalam ruangan di tempat publik, seperti restauran dan pub.
Fasilitas rawat inap di seluruh AS untuk pasien Covid-19 mencapai rekor lebih dari 89.000 orang pada Rabu (25/11/2020). Para ahli pun memperingatkan bahwa pertemuan, termasuk di hari libur yang dikhawatirkan bertambah tingkat kerumunannya di sejumlah wilayah, dapat menyebabkan lonjakan kasus dan kematian.
Parade Hari Thanksgiving tradisional di New York, biasa disebut Parade Macy, yang telah menandai masa liburan warga selama hampir satu abad, telah dikurangi secara signifikan.
Rute dikurangi dari 4 kilometer menjadi satu blok saja dan para petugas pemegang balon diganti dengan kendaraan yang dirancang khusus. Penonton pun dilarang berbaris di jalan.
Menyaksikan di balik barikade logam, Brian Campbell (55) warga asli Rockaway, New Jersey, menyebut parade itu kali ini terasa mengecewakan.
Perasaan senada juga dirasakan Moriah Hargrave dari Lafayette, Louisiana. Padahal dia sudah memosisikan dirinya di dekat Macy di tengah kota Manhattan dengan harapan bisa melihat penyanyi country Dolly Parton.
"Berada dalam kesempatan seperti ini di sini masuk dalam keinginan kami selama di Kota New York," kata Hargrave (36). "Memang agak menyedihkan berada sejauh ini. Namun tidak apa-apa, bisa berada di kota ini sudah cukup menyenangkan."
Mahkamah Agung AS pada Rabu malam membatalkan perintah Gubernur New York Andrew Cuomo yang memberlakukan pembatasan ketat pada jumlah orang, khususnya tentang aturan beribadah di gereja dan sinagog di negara bagian itu.
Pengadilan, yang mengeluarkan putusan besar pertamanya sejak pengangkatan Hakim Amy Coney Barrett oleh Presiden Donald Trump, menemukan bahwa aturan tersebut adalah bentuk pelanggaran terhadap Amandemen Pertama Konstitusi AS ketika pertemuan lain diizinkan digelar.
Cuomo menolak keputusan pengadilan tersebut. Ia menilai putusan itu sebagai hal yang "tidak relevan" dan menilai para hakim telah membuat tindakan politis.
Tekanan ekonomi
Kondisi perekonomian yang tertekan juga menambah rasa gundah perayaan Thanksgiving tahun ini di Amerika. Lebih dari 20 juta orang menerima beberapa bentuk tunjangan pengangguran.
Warga negara itu harus siap, gelombang baru pemutusan hubungan kerja diperkirakan terjadi karena gubernur memberlakukan pembatasan bisnis dalam upaya untuk mengurangi infeksi yang meluas.
Asia Foreman, salah satu warga, tetap bekerja pada Kamis (26/11) petang untuk menyelesaikan pengiriman 500 piring ayam, makaroni dan keju, ubi dan sayuran di Washington DC. Foreman ikut mendirikan organisasi nirlaba bersama saudara perempuannya untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan mental di AS.
"Kami ingin memberi makan orang sebanyak mungkin sehingga kalkun tidak masuk anggaran," katanya. "Banyak orang belum dapat menemukan pekerjaan baru untuk menafkahi keluarga mereka karena Covid-19. Itu bukan salah mereka."
Meskipun peringatan telah dikeluarkan Pusat Pengendalian Penyakit agar warga tinggal di rumah, hampir 6 juta warga Amerika melakukan perjalanan melalui udara dalam sepekan terakhir.
Merujuk data Administrasi Keamanan Transportasi AS, jumlah itu kurang dari setengah periode yang sama pada tahun lalu. Banyak warga sudah tidak bertemu orang yang mereka cintai selama berbulan-bulan.
Maka mereka pun menganggap acara kumpul-kumpul tahunan cukup penting di tengah risiko besar yang mengintai mereka dan keluarga.
Margaret Bullard, warga Atlanta, mengaku dirinya dan suaminya telah mengambil setiap tindakan pencegahan sejak awal pandemi, yang terjadi beberapa saat setelah kelahiran putranya yang berusia 9 bulan.
Mereka berkendara dari rumah mereka di Marietta, Georgia, ke Carolina Utara untuk menghabiskan Thanksgiving bersama mertuanya. Keluarga sang mertua dikatakannya sudah sangat menjaga diri dari penularan Covid-19.
"Meskipun kami ingin melihat beberapa anggota keluarga lainnya, kami tahu bahwa kami akan mengambil risiko yang jauh lebih besar dengan melakukannya," kata Bullard, yang merupakan salah satu administrator grup Facebook untuk orang Georgia yang sadar Covid. (REUTERS)