Para Diplomat Senior Jadi Ujung Tombak Kebijakan Luar Negeri AS Era Biden
Presiden terpilih AS Joe Biden menempatkan orang-orang berpengalaman di dunia diplomasi dalam jajaran penentu kebijakan luar negeri AS. Mereka orang-orang mempunyai rekam jejak panjang soal multilateralisme.
Oleh
Kris Mada
·3 menit baca
WILMINGTON, SENIN — Kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Joe Biden akan dijalankan oleh orang-orang yang memiliki pengalaman diplomasi. Melihat latar belakang dan pengalaman mereka, politik luar negeri AS semakin kuat mengarah kembali ke jalur multilateralisme, yang selama ini ditinggalkan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sejumlah anggota tim pemenangan Biden menyebut bahwa calon menteri luar negeri, penasihat keamanan di Gedung Putih, dan wakil tetap AS di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akan diumumkan pada Selasa (24/11/2020) ini. Untuk menlu, calon terkuatnya adalah Anthony Blinken. Ada pula Susan Rice dan Chris Coons dalam daftar calon menlu AS.
Blinken pernah menjadi staf ahli bidang kebijakan luar negeri pada Senat AS. Ia juga pernah menjadi Wakil Menteri Luar Negeri AS. Selama pemerintahan Barack Obama, ia ikut merumuskan kebijakan AS terkait Afghanistan, kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS), hingga Rusia.
Di kursi penasihat keamanan di Gedung Putih, calonnya adalah Jake Sullivan. Adapun calon wakil tetap AS di PBB disebut akan dijabat Linda Thomas-Greenfield.
Thomas-Greenfield lama berkarier di Kementerian Luar Negeri AS. Ia merupakan salah satu pegawai Kemenlu AS yang keluar di masa pemerintahan Donald Trump. Thomas-Greenfield juga pernah menjadi Duta Besar AS untuk Liberia.
Adapun Rice pernah jadi Wakil Tetap AS di PBB dan membantu perumusan kebijakan luar negeri AS pada masa pemerintahan Bill Clinton dan Barack Obama. Hanya Coons yang tidak mempunyai pengalaman diplomasi. Ia selama ini menggantikan Biden sebagai Senator AS dari Delaware.
Sementara Sullivan pernah menjadi Kepala Perencanaan Kemenlu AS pada masa Menlu Hillary Clinton. Pada masa pemerintahan Obama, ia membantu merumuskan kebijakan AS atas kesepakatan nuklir Iran 2015. Sebagai penasihat keamanan nasional di Gedung Putih, Sullivan akan ikut merumuskan kebijakan luar negeri AS.
Calon untuk tiga jabatan itu menunjukkan, Biden menempatkan orang-orang berpengalaman pada diplomasi. Biden sendiri mempunyai pengalaman panjang pada kebijakan luar negeri. Sebelum menjabat Wakil Presiden AS pada masa Obama, ia lama memimpin Komite Luar Negeri pada Senat AS. Salah satu ahli yang banyak membantunya selama di Senat adalah Blinken.
Sementara Donald Trump tidak mempunyai pengalaman diplomasi. Para menlu AS pada masa Trump juga tidak mempunyai rekam jejak diplomasi. Rex Tillerson lama berkarier di perusahaan minyak sebelum akhirnya ditunjuk menjadi menlu.
Pengganti Tillerson, Mike Pompeo, lama berbisnis di sektor dirgantara sebelum menjadi anggota DPR AS, lalu menjabat Direktur CIA, dan belakangan ditunjuk menjadi Menlu AS.
Latar belakang pengusaha juga terdapat pada Kelly Craft, Wakil Tetap AS untuk PBB sejak 2019. Craft dikenal sebagai salah satu penyumbang besar bagi kampanye Trump.
Multilateral
Para calon pejabat terkait luar negeri pada masa pemerintahan Biden menunjukkan bahwa AS berpeluang kembali mendorong multilateralisme. Blinken, Rice, Sullivan, hingga Thomas-Greenfiled mempunyai rekam jejak panjang soal multilateralisme.
Pada masa Trump, AS dinilai menjauhi pelantar multilateral dan lebih kerap membuat keputusan unilateral. Kebijakan luar negeri Trump juga kerap tidak terduga. Ia memicu perselisihan dengan sekutu-sekutu AS sembari berusaha melawan para pesaing utama AS.
Ia juga memicu perang dagang terhadap sekutu ataupun lawan AS. Trump pun membawa AS keluar dari aneka organisasi internasional dan kesepakatan multilateral.
Sejumlah pegawai Kemenlu AS menyatakan senang kala mendengar nama calon pejabat terkait kebijakan luar negeri AS. Para calon disebut bisa mengembalikan kebijakan luar negeri AS pada jalurnya. (AP/REUTERS)