Biden Pilih Janet Yellen untuk Pimpin Departemen Keuangan AS
Presiden Amerika Serikat terpilih Joe Biden menunjuk Janet Yellen memimpin Departemen Keuangan AS. Yellen dipercaya sebagai sosok yang bisa memimpin AS keluar dari kemelut ekonomi akibat pandemi.
Oleh
Mahdi Muhammad
·5 menit baca
WASHINGTON, SELASA — Presiden terpilih Amerika Serikat Joe Biden memilih mantan Gubernur Bank Sentral AS (Federal Reserve) Janet Yellen sebagai menteri keuangan. Posisi dan peran Yellen akan sangat penting untuk membentuk dan mengarahkan kebijakan ekonomi Amerika Serikat dalam melewati masa kritis, terutama melewati masa resesi akibat pandemi Covid-19.
Menurut dua sumber, pengumuman resmi penunjukan Yellen akan diumumkan paling cepat pada Selasa (24/11/2020) waktu AS, sekaligus mengonfirmasi laporan yang pertama kali muncul di media The Wall Street Journal itu. Penunjukan Yellen sebagai menteri keuangan, jika disetujui Senat, akan membuatnya menjadi perempuan pertama yang menduduki posisi tertinggi di Departemen Keuangan sejak Alexander Hamilton di tahun 1789.
Penunjukan anggota kabinet AS, yang dipilih presiden, membutuhkan persetujuan Senat. Penunjukan Yellen bakal mendorong pergeseran fokus Departemen Keuangan AS untuk lebih condong pada upaya progresif mengatasi melebarnya kesenjangan ekonomi dan perubahan iklim. Hal ini berbeda dari fokus pemerintahan Donald Trump sebelum pandemi, yang memangkas pajak-pajak dan mempermudah aturan-aturan finansial.
Dalam proses pencarian, menurut Jeff Hauser, Direktur Eksekutif Revolving Door Project, Yellen mendapat dukungan dari banyak kelompok progresif. Hal ini sejalan dengan keinginan Biden, yang diutarakannya pada pekan lalu, untuk mencari sosok menteri keuangan yang bisa diterima semua elemen di Partai Demokrat.
Jika dikukuhkan sebagai menteri keuangan, Yellen akan mewarisi kondisi ekonomi AS yang tengah goyah, dilemahkan oleh resesi akibat pandemi. Ia diperkirakan bakal mendapat tekanan kuat dari individu dan entitas bisnis untuk bisa mengembalikan kondisi ekonomi negara. Saat ini muncul kekhawatiran bahwa ekonomi AS terperosok semakin dalam, terutama saat musim dingin ini pemerintah negara bagian dan kota memberlakukan kembali pembatasan kegiatan warga, termasuk bisnis, untuk mencegah laju infeksi yang semakin tidak terkendali.
Yellen, penasihat kampanye Biden pada pemilihan lalu, diplot untuk menggantikan posisi Steven Mnuchin, menteri keuangan pemerintahan Presiden Donald Trump. Yellen kemungkinan akan menghadapi kebuntuan dalam pembicaraan dengan Senat yang dikuasai Partai Republik, terutama yang menyangkut paket stimulus keuangan baru untuk mendongkrak perekonomian negara.
Cetak sejarah
Yellen, 74 tahun, bukanlah sosok yang baru dalam perekonomian AS. Ia membuat sejarah saat diangkat menjadi perempuan pertama yang memimpin Bank Sentral AS (Federal Reserve) setelah menjabat Kepala Fed San Francisco. Presiden Donald Trump enggan memperpanjang masa jabatannya di The Fed dan menggantinya dengan Gubernur The Fed saat ini, Jerome Powell, tahun 2018.
Yellen, putri seorang dokter keluarga dan guru sekolah dasar di kawasan Brooklyn, New York, memiliki latar belakang akademisi ekonomi yang kuat. Pemilik gelar PhD dari Universitas Yale ini melanjutkan tradisi akademisnya dengan mengajar di University of California, Berkeley; Universitas Harvard, dan London School of Economics di Inggris.
Yellen tidak hanya mengajar, tetapi juga menuangkan pemikiran dan pandangan tentang ekonominya ketika ditunjuk sebagai Ketua Dewan Penasihat Ekonomi mantan Presiden Bill Clinton. Saat itulah dia bertemu dengan sang suami, George Akerlof, peraih hadiah Nobel di bidang ekonomi. Anak tunggal mereka juga seorang profesor ekonomi di sebuah universitas.
Salah satu kerja besar Yellen dalam bidang ekonomi AS, yang tercatat sebagai salah satu perubahan besar terpenting dalam diri The Fed selama 100 tahun terakhir, adalah penyusunan kerangka kerja tahun 2012, dengan target angka inflasi sebesar 2 persen.
Dia juga berperan penting dalam meyakinkan sesama pembuat kebijakan bahwa pengangguran dapat turun lebih jauh dari yang diperkirakan sebelumnya tanpa mendorong inflasi. Sebelum memimpin The Fed, dia menjadi Wakil Kepala The Fed dan membantu koleganya, Ben Bernanke, mengarahkan rencana dukungan moneter besar untuk membawa AS keluar dari krisis keuangan global 2008-2010.
Ketika dia menggantikan Bernanke di tahun 2014, majalah Forbes menempatkannya sebagai perempuan paling kuat kedua di dunia setelah Kanselir Jerman Angela Merkel.
Kepala ekonom pada lembaga keuangan Grant Thornton, Diane Swok, menyebut sosok Yellen sebagai seorang ekonom yang sangat berbakat dan akan menjadi menteri keuangan yang hebat. ”Dia akan menjadi menteri keuangan yang hebat pada saat kritis dan menulis sebuah cerita bersejarah yang baru di dalam buku sejarah,” katanya.
Teknokrat sahabat pasar
Gregori Volokhine, Presiden pada lembaga Meeschaert Capital Markets, menyebut Yellen sebagai ”sahabat pasar” karena kebijakan-kebijakan keuangannya meningkatkan ekuitas di pasar. Menurut Volokhine, penunjukannya sebagai menteri keuangan akan menandai kembalinya teknokrat ke posisi eksekutif.
”Setelah empat tahun jabatan menteri keuangan diisi oleh politisi, kini kami memiliki seseorang yang profesional. Tidak hanya profesional secara politik, tetapi juga profesional dalam profesinya,” kata Volokhine.
Krishna Guha, analis pada lembaga perbankan Evercore ISI, menilai, pengalamannya dalam bidang ekonomi dan keuangan membuat peran Yellen akan sangat dinanti dalam pembuatan kebijakan di level nasional dan internasional. ”Komitmen pribadi untuk mendorong pasar tenaga kerja yang kuat, menarik para pekerja yang terpinggirkan,” kata Guha.
Pandemi Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Provinsi Hubei, China, kini telah menyebar ke seluruh negara dan menginfeksi lebih dari 59,5 juta penduduk dunia. Jumlah korban meninggal akibat Covid-19 telah mencapai 1,4 juta jiwa. Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah kematian tertinggi, yaitu mencapai 263.687 jiwa berdasarkan data Worldometer.info per Senin (23/11/2020).
Pemerintah AS dengan persetujuan kongres telah mengesahkan bantuan ekonomi senilai 2,2 triliun dollar AS untuk mendukung para pengangguran, mendukung agar pengusaha kecil dan menengah bisa tetap menjalankan bisnis mereka serta menyuntik maskapai-maskapai dalam negeri yang terpukul keras akibat pandemi. Namun, bantuan keuangan itu berakhir berakhir setelah musim panas.
Pukulan ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah mengakibatkan 32.000 karyawan maskapai cuti di luar tanggungan. Puluhan ribu hingga jutaan pekerja lainnya tidak memiliki pekerjaan.
Kondisi itu membuat Yellen mengisyaratkan dukungannya agar pemerintah kembali mengucurkan bantuan keuangan bagi pemilik bisnis dan individual yang terdampak. ”Kebijakan fiskal memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan sekarang. Saya yakin hal itu penting,” kata Yellen dalam sebuah diskusi.
Jaret Seiberg, seorang analis industri perbankan di Cowen, menggambarkan Yellen sebagai seorang ”pragmatis” yang kemungkinan besar akan menempuh jalur yang relatif moderat dalam regulasi perbankan. Pasar-pasar saham menguat setelah bocornya informasi tentang penunjukkan Yellen sebagai menteri keuangan.
Untuk membuat kebijakan ekonomi AS yang efektif, menteri keuangan membutuhkan hubungan kerja yang baik dengan bank sentral, dan terkait hal itu Yellen tentu saja memilikinya. Ketua Fed saat ini, Jerome Powell, adalah Gubernur Fed ketika Yellen menjadi Ketua Fed. Keduanya sering berhubungan saat makan dan melalui telepon sejak Powell memimpin bank sentral AS. (AP/AFP/REUTERS)