Gugatan Ditolak Lagi di Pennsylvania, Trump Pun Didesak Mengaku Kalah
Satu demi satu gugatan Presiden Donald Trump terhadap hasil penghitungan surat suara dalam Pemilihan Presiden AS 2020 terus berguguran. Ia mulai didesak politisi Republik untuk segera menerima kekalahan.
Oleh
Luki Aulia
·3 menit baca
WASHINGTON, MINGGU — Presiden Amerika Serikat Donald Trump kalah lagi dalam kasus gugatan hasil Pemilihan Presiden AS 2020 di Pennsylvania. Sejauh ini, Trump sudah kalah di pengadilan Georgia, Arizona, dan Michigan. Atas kekalahan bertubi-tubi itu, anggota Partai Republik meminta Trump menghentikan gugatannya dan mengaku kalah dari presiden AS terpilih, Joe Biden.
Hakim Pengadilan Distrik AS, Matthew Brann, Sabtu (21/11/2020), memutuskan gugatan Trump tidak didukung bukti-bukti. Selama proses pengadilan, tim hukum Trump mengajukan argumen hukum tanpa dasar dan tuduhan spekulatif.
”Dia (Trump) tidak memiliki otoritas untuk merampas hak suara satu orang pun, apalagi hak suara jutaan pemilih. Tuduhannya seperti membangun monster Frankenstein, disambung-sambung asal-asalan,” kata Brann, anggota Republik yang dinominasikan oleh Presiden Barack Obama itu.
Pengacara Trump, Rudy Giuliani, kecewa dengan putusan pengadilan itu. Ia akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung. Untuk bisa membatalkan hasil pilpres, Trump harus bisa membatalkan hasil di Pennsylvania yang dijadwalkan akan disahkan oleh pejabat negara, sekaligus mengesahkan kemenangan Biden, Senin ini.
Biden unggul 81.000 suara di Pennsylvania. Alasan gugatan Trump di Pennsylvania, yaitu ada beberapa daerah atau kabupaten yang mengizinkan pemilih memperbaiki kesalahan pada surat suara mereka.
Sejak Biden dinyatakan menang dua pekan lalu, Trump mengajukan gugatan dan menekan siapa saja agar negara bagian itu tidak mengesahkan kemenangan Biden. ”Putusan di Pennsylvania itu semestinya menghentikan usaha Trump memanfaatkan pengadilan federal untuk mengubah hasil Pilpres 2020,” kata Kristen Clarke, Presiden Komite Pengacara untuk Hak Sipil dalam Undang-Undang.
Didesak mengaku kalah
Sejumlah anggota Partai Republik di kongres mulai mendesak Trump untuk mengakui kemenangan Biden saja. Senator Pat Toomey mengingatkan Trump, putusan Pennsylvania itu jelas menutup peluang apa pun untuk bisa menang di Pennsylvania.
Hal senada dikemukakan Liz Cheney, anggota tim kepemimpinan Republik di DPR. ”Kalau sudah gagal di pengadilan, sebaiknya menghormati sistem dan proses pilpres kita,” ujarnya.
Komite Pemilu sudah menyatakan tidak ada bukti kecurangan seperti yang dituduhkan Trump. Bahkan, pilpres tahun ini termasuk pilpres yang paling aman sepanjang sejarah AS.
Meski Trump belum mengakui kemenangan Biden, tim Biden sudah menyiapkan banyak hal untuk segera menangani berbagai perkara mendesak di AS, seperti pandemi Covid-19. Namun, upaya tim Biden tidak bisa maksimal karena pemerintahan Trump tidak mau memberikan akses keamanan dan pembiayaan untuk itu.
Jika Trump masih saja bersikukuh tidak mau mengakui kekalahannya, akan ada dampak buruk pada keamanan nasional dan upaya menangani pandemi Covid-19 yang sudah menewaskan 255.000 warga AS itu. Untuk bisa tetap bertahan di kursinya, Trump setidaknya harus mengubah hasil pilpres di tiga negara bagian yang besar, yakni Georgia, Wisconsin, dan Pennsylvania.
Proses penghitungan suara sudah dilakukan lagi di Georgia dan hasilnya tetap Biden yang menang dan sudah disahkan Jumat lalu. Namun, tim Trump menyatakan akan meminta penghitungan ulang lagi.
Tuduhan-tuduhan tidak berdasar Trump itu terus mengobarkan dukungan dari para pendukungnya, termasuk kelompok garis keras di Republik. Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos, separuh dari anggota Republik percaya pilpres itu curang. Massa pendukung dari Republik juga sudah turun ke jalan untuk memrotes hasil pilpres. (REUTERS)