Presiden Trump dan Presiden Xi Bertemu secara Virtual di KTT APEC
Berasal dari dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Donald Trump selama memimpin AS mengambil sikap keras terhadap China. Xi Jinping di sisi lain menegaskan sikap terbuka China dalam perdagangan global.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, JUMAT — Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan mitranya dari China, Xi Jinping, bertemu secara virtual dalam Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik yang digelar oleh Malaysia, Jumat (20/11/2020). Pertemuan itu menjadi pertemuan pertama keduanya seusai pemilihan presiden AS yang dimenangi calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden, pada awal November lalu.
Para pemimpin Asia Pasifik telah menyerukan perdagangan yang lebih terbuka dan pentingnya kerja sama multilateral. Selain memperkuat sikap dan keyakinan untuk mendukung pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19, mereka juga mengkritik kebijakan-kebijakan perdagangan proteksionis. Dalam kelindan dinamika itu, pertemuan Trump-Xi menarik perhatian.
Berasal dari dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia, Trump selama memimpin AS sejak 2017 mengambil sikap keras terhadap China. Washington memberlakukan tarif pada produk-produk China senilai miliaran dollar AS yang memicu perang perdagangan di antara keduanya. Pada KTT APEC terakhir pada tahun 2018 di Papua Niugini, negara-negara anggota forum itu gagal menyepakati komunike bersama untuk pertama kalinya dalam sejarah blok tersebut karena AS dan China tidak setuju pada perdagangan dan investasi.
Menjelang pertemuan Jumat ini, beberapa pemimpin negara APEC mengingatkan ”bahaya” proteksionisme ketika dunia bergulat dengan dampak ekonomi akibat pandemi. ”Saat kita menghadapi tantangan ekonomi terbesar generasi ini, kita tidak boleh mengulangi kesalahan sejarah dengan mundur ke proteksionisme,” kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada acara Dialog CEO APEC. ”APEC harus terus berkomitmen untuk menjaga pasar tetap terbuka dan perdagangan mengalir.”
Xi sehari sebelumnya dalam forum yang sama mengatakan, meningkatnya unilateralisme, proteksionisme, dan intimidasi serta serangan balik terhadap globalisasi ekonomi telah menambah risiko dan ketidakpastian dalam ekonomi dunia. Dia mengatakan China akan tetap berkomitmen pada multilateralisme, keterbukaan, dan kerja sama. China dikatakan akan berada di garda terdepan untuk menjaga keterbukaan perdagangan global.
China akan tetap berkomitmen pada multilateralisme, keterbukaan, dan kerja sama. China dikatakan akan berada di garda terdepan untuk menjaga keterbukaan perdagangan global.
Para pemimpin Asia Pasifik lainnya juga mengungkapkan harapan bahwa pemerintahan Joe Biden akan lebih terlibat dan mendukung perdagangan multilateral. Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga menyatakan Jepang bersiap melanjutkan negosiasi sekaligus memperluas cakupan pakta perdagangan bebas regional Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Perluasan itu memungkinkan Pemerintah China, serta Inggris yang keluar dari Uni Eropa, untuk bergabung dalam kesepakatan tersebut.
”Jepang akan mencita-citakan Kawasan Perdagangan Bebas Asia-Pasifik melalui kesepakatan awal RCEP dan implementasi serta perluasan CPTPP yang stabil dengan keketuaan Jepang tahun depan,” kata Suga. Pernyataan itu disampaikan Suga melalui sebuah pesan video yang telah direkam sebelumnya dan dirilis pada Jumat. Rilis video itu disampaikan pada Dialog CEO APEC.
Forum CPTPP menghubungkan 11 negara di kawasan Asia Pasifik, termasuk Kanada, Australia, dan Jepang. Sebelumnya kerja sama itu bernama Kemitraan Trans-Pasifik (TPP) di mana Amerika Serikat ada di dalamnya. Blok perdagangan itu masuk dalam usulan pemerintahan Barack Obama. Namun, di masa pemerintahan Presiden Trump, AS menarik keikutsertaannya dan inisiatif kemitraan itu dipegang Jepang sekaligus berganti nama menjadi CPTPP.
Pemerintahan Trump telah dikritik karena tingkat keterlibatan yang lebih rendah di Asia. Satu-satunya saat dia bergabung dengan KTT APEC—yang diadakan setiap tahun—adalah pada 2017. KTT tahun lalu di Chile dibatalkan karena protes kekerasan di negara itu. Trump juga melewatkan dua pertemuan virtual Asia pekan lalu, yakni KTT Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang beranggotakan 10 negara dan KTT Asia Timur yang lebih luas.
Selain bekerja dalam komunike bersama, para pemimpin APEC juga diharapkan membahas visi blok kerja sama itu pasca-2020. Hal itu akan menggantikan Deklarasi Bogor 1994 atau Bogor Goals—dihasilkan dalam KTT APEC 1994 di Bogor—yang berisi serangkaian target untuk mengurangi hambatan perdagangan dan investasi. Deklarasi Bogor 1994 akan berakhir tahun ini.
Sebagai ketua APEC tahun depan, Ardern mendesak negara-negara APEC untuk bekerja sama. Ia juga mendorong negara-negara untuk ”menghidupkan kembali pertumbuhan dan merencanakan pemulihan ekonomi jangka panjang” yang berkelanjutan, inklusif, dan dimungkinkan secara digital. Selandia Baru juga akan menjadi tuan rumah pertemuan APEC yang secara virtual disebabkan oleh pandemi. Sebanyak 21 negara anggota APEC adalah Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chile, China, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Niugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, dan AS. (AFP/REUTERS)