Pencabutan Pembatasan Bertahap agar Eropa Lepas dari Gelombang Baru Korona
Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Eropa mencapai 11,3 juta sejauh ini. Dari jumlah kasus terkonfirmasi, sebanyak 280.000 orang meninggal.
Oleh
BENNY D KOESTANTO
·4 menit baca
BRUSSELS, KAMIS — Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen menyatakan, UE harus mencabut kebijakan pembatasan pergerakan warga secara perlahan dan bertahap untuk menghindari gelombang baru serangan Covid-19. Salah satu waktu atau momen yang diantisipasi mulai dari saat ini adalah musim liburan Natal dan pergantian tahun yang kebetulan juga terjadi di musim dingin.
Pernyataan itu disampaikan Von der Leyen di depan 27 pemimpin nasional UE di Brussels, Belgia, Kamis (19/11/2020). Mereka membahas secara khusus berbagai upaya terkait respons dan penanggulangan pandemi Covid-19, antara lain peningkatan upaya pengetesan bersama di blok tersebut, langkah membagikan vaksin jika sudah tersedia, dan mengoordinasikan pelonggaran penguncian atau penutupan wilayah saat gelombang kedua pandemi membebani Eropa.
”Kita semua telah belajar dari pengalaman di musim panas bahwa keluar dari gelombang (serangan Covid-19) sangat sulit dan tindakan pembukaan wilayah yang terlalu tergesa-gesa berdampak sangat buruk pada situasi epidemiologis di musim panas dan musim gugur,” kata Von der Leyen. ”Oleh karena itu, ekspektasi kali ini harus dikelola. Kita akan membuat proposal untuk pendekatan bertahap dan terkoordinasi untuk membuka kembali pembatasan-pembatasan. Ini akan sangat penting untuk menghindari risiko gelombang serangan baru lagi.”
Kasus terkonfirmasi Covid-19 di Eropa mencapai 11,3 juta sejauh ini. Dari jumlah kasus terkonfirmasi, sebanyak 280.000 orang meninggal. Hal itu merujuk pada data dari Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa. Pandemi Covid-19 juga telah mendorong UE ke dalam resesi terdalamnya.
”Kita perlu belajar dari pelajaran yang lalu dan berhati-hati saat kita mencabut kebijakan pembatasan. Itu harus bertahap dan progresif. Kita semua ingin merayakan liburan akhir tahun, tetapi dengan aman. Mari kita merayakan tahun baru dengan selamat,” kata Charles Michel, koordinator pembicaraan para pemimpin UE. Perdana Menteri Belgia Alexander de Croo mengatakan, blok itu membutuhkan strategi bersama untuk perjalanan selama musim dingin. Hal itu semata-mata juga untuk menghindari gelombang ketiga serangan yang dikhawatirkan bisa meledak pada libur Natal dan akhir tahun.
Kemungkinan dua vaksin
Terkait calon vaksin Covid-19, Von der Leyen mengatakan, UE dapat menyetujui dua vaksin Covid-19 yang diuji oleh Pfizer-BioNTech dan oleh Moderna sebelum akhir bulan depan. Von der Leyen mengatakan, Badan Obat-obatan Eropa dapat memberikan otorisasi pemasaran bersyarat paling cepat paruh kedua Desember jika semua berjalan tanpa masalah. Perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, dan BioNTech Jerman telah mengembangkan vaksin yang menurut perusahaan telah berhasil dalam uji klinis dan telah mengirimkan data mereka ke perusahaan EMA.
Perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, dan BioNTech Jerman telah mengembangkan vaksin yang menurut perusahaan telah berhasil dalam uji klinis dan telah mengirimkan data mereka ke perusahaan EMA.
Perusahaan bioteknologi AS, Moderna, mengatakan, vaksin eksperimentalnya mencapai tingkat efektivitas 95 persen. Perusahaan EMA yang berbasis di Amsterdam harus mempelajari hasil tes sebelum merekomendasikan agar Brussels memberikan persetujuannya. Namun, Von der Leyen mengaku sangat optimistis terkait ketersediaan vaksin Covid-19 itu seusai dirinya bertemu dengan otoritas EMA.
Uni Eropa memiliki kontrak untuk mencadangkan ratusan juta dosis vaksin Covid-19 dengan BioNTech, Purevac, AstraZeneca, dan Sanofi jika hasil pengembangan vaksin mereka berhasil dan dapat dipasarkan. ”Kami pun melanjutkan negosiasi dengan Moderna dan sedang dalam pembicaraan dengan Novavax,” kata Von der Leyen seraya menambahkan bahwa 27 pemimpin UE telah menyuarakan dukungan untuk program pembelian vaksin Covid-19 itu.
Dia menekankan bahwa dalam kasus perusahaan AS, EMA berhubungan setiap hari dengan Badan Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS, FDA. ”Dan, jika semua berjalan tanpa masalah, EMA akan memberi tahu kami bahwa otorisasi pemasaran bersyarat untuk BioNTech dan Moderna dapat dilakukan paling cepat pada paruh kedua Desember 2020,” kata Von der Leyen lagi.
Sebelumnya, masih di hari yang sama, salah satu pendiri BioNTech, Ugur Sahin, kepada AFP mengatakan bahwa perusahaan tersebut mengharapkan persetujuan secepatnya. ”Kami bekerja dengan kecepatan penuh,” katanya, mengonfirmasikan rencana perusahaan untuk mengajukan otorisasi penggunaan darurat produk mereka di AS pada Jumat (20/11) ini.
Sementara itu, regulator Eropa akan menerima kumpulan data lain pada pekan depan. ”Ada kemungkinan kami masih bisa menerima persetujuan dari AS atau Eropa atau kedua wilayah tahun ini,” kata Sahin, yang juga CEO BioNTech. ”Kami bahkan mungkin mulai mengirimkan vaksin pada Desember jika semua orang bekerja sama dengan erat.”
Awal pekan ini, CEO Moderna Stephane Bancel memperingatkan bahwa negosiasi yang berlarut-larut dengan Brussels mengenai kontrak untuk mencadangkan vaksinnya dapat menunda pengiriman. ”Jelas bahwa dengan penundaan ini tidak akan membatasi jumlah total, tetapi akan memperlambat pengiriman,” katanya dalam sebuah wawancara. Pfizer-BioNTech dan Moderna telah memimpin dalam pengembangan calon vaksin Covid-19. (AFP/REUTERS)