Presiden Xi Jinping berjanji membuka pasar China lebih luas. Tak hanya China, para pemimpin APEC juga sepakat keterbukaan menjadi kunci untuk mengupayakan pemulihan ekonomi.
Oleh
BENNY D KOESTANTO dan Nina Susilo
·4 menit baca
KUALA LUMPUR, KAMIS — China dan sejumlah pemimpin negara anggota Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC mendorong perdagangan yang lebih terbuka serta memperkuat kerja sama multilateral. Sikap dan langkah itu dinilai akan banyak membantu kinerja ekonomi global yang tengah terdampak pandemi Covid-19.
”Keterbukaan memungkinkan suatu negara bergerak maju, sementara pengasingan justru akan menariknya mundur,” kata Presiden China Xi Jinping dalam pidato pada pertemuan bersama para pemimpin perusahaan di Asia Pasifik yang digelar secara virtual, Kamis (19/11/2020), di Kuala Lumpur, Malaysia. ”China akan secara aktif bekerja sama dengan semua negara, wilayah, dan perusahaan yang ingin melakukannya. Kami akan terus memegang tinggi panji keterbukaan dan kerja sama.”
Selain Xi, hadir pula sejumlah pemimpin lain di Asia Tenggara, seperti Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong. Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yasid menjadi tuan rumah pertemuan itu.
Pertemuan dengan para pemimpin perusahaan terkemuka di Asia Pasifik tersebut diadakan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC yang digelar oleh Malaysia pada Jumat (20/11/2020) ini. KTT itu digelar secara daring.
Sumber di Gedung Putih menyebutkan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana mewakili AS pada KTT APEC kali ini. Jika ia ikut ambil bagian, hal itu akan menjadi keikutsertaan Trump kedua setelah pada 2017. Trump mendapat kritik karena kurang terlibat dalam KTT Asia Timur, pekan lalu, yang digelar sebagai bagian dari KTT ASEAN yang digelar Vietnam.
Memperluas
Sebagai pembicara kunci, Xi mengatakan, ia berjanji untuk membuka pasar China lebih luas. Xi menekankan bahwa produk domestik bruto per kapita China mencapai 10.000 dollar AS. Jumlah warga kelas menengah China saat ini juga lebih dari 400 juta jiwa. Lembaga-lembaga internasional memproyeksikan pasar ritel China tahun ini akan menembus 6 triliun dollar AS.
”Karena pertumbuhan ekonomi, warga kami secara natural akan menginginkan kehidupan yang lebih baik. Hal itu artinya akan menciptakan permintaan lebih besar dari produk-produk berkualitas, teknologi, dan layanan dari seluruh dunia,” kata Xi seraya menekankan penandatanganan perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) memiliki arti penting bagi perdagangan global dan kerja sama multilateral.
RCEP bagi negara berkembang dapat mengurangi hambatan perdagangan produk pertanian serta barang manufaktur dan komponen yang merupakan mayoritas dari komponen ekspor mereka. Namun, kemitraan itu dinilai tidak banyak berbicara tentang perdagangan jasa dan akses bagi perusahaan untuk beroperasi di ekonomi setiap negara, sesuatu yang diinginkan AS dan negara maju lain. Xi berjanji untuk memotong tarif, tetapi tidak memberikan rincian. ”Kami akan semakin mengurangi tarif dan biaya kelembagaan, menumbuhkan sejumlah zona demonstrasi inovasi promosi perdagangan impor, serta memperluas impor produk dan layanan berkualitas tinggi dari sejumlah negara,” katanya.
Terkait RCEP, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan, RCEP adalah ”langkah maju yang besar” untuk integrasi ekonomi Asia karena kemajuan di APEC terhambat oleh kebijakan perdagangan yang berwawasan ke dalam, seperti dilakukan Washington. Dengan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden, Lee berharap Pemerintah AS yang baru akan lebih konstruktif dalam berurusan dengan negara lain. ”Menjaga kepentingan Amerika tidak berarti harus bertindak kasar atas kepentingan negara lain,” kata Lee.
Iklim bersahabat
Pentingnya membangun iklim yang bersahabat untuk investasi juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Saat berbicara dalam pertemuan itu, Presiden mengatakan, Undang-Undang Cipta Kerja bakal memperbaiki iklim bisnis dan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. ”Kami membenahi regulasi dan birokrasi agar dapat bergerak cepat melalui masa-masa sulit ini sehingga siap membuka pintu seluas-luasnya bagi businessman dan bagi investor dengan cara-cara baru,” tuturnya.
UU Cipta Kerja yang menyederhanakan regulasi secara besar-besaran disebut untuk menciptakan iklim berusaha dan investasi yang berkualitas bagi para pelaku usaha, termasuk UMKM. Kendati memicu unjuk rasa dan kontroversi di dalam negeri, aturan ini juga dinilai mampu memangkas regulasi yang tumpang tindih dan prosedur yang rumit. Rantai birokrasi perizinan yang berbelit juga dipotong. Pungutan liar yang selama ini menghambat usaha dan investasi diberantas.
Aturan ini juga memudahkan pelaku usaha mikro dan kecil. Mereka tak perlu mengurus izin, tetapi cukup mendaftarkan usahanya saja. Seluruh proses perizinan juga diintegrasikan ke sistem elektronik melalui online single submission.
”Ketiga, kegiatan usaha dan berinvestasi semakin dipermudah. Pembentukan perseroan terbatas (PT) dibuat lebih sederhana dan tidak ada lagi pembatasan modal minimum. Pengurusan paten dan merek juga dipercepat. Pengadaan tanah dan lahan bagi kepentingan umum dan investasi jauh lebih mudah,” kata Jokowi.
Sebagai tuan rumah, PM Muhyiddin mengharapkan komitmen negara-negara APEC terhadap sistem perdagangan multilateral. Komitmen itu penting guna menjaga stabilitas pasar sehingga perdagangan dan investasi terus mengalir di kala krisis. Kedua, memastikan pertumbuhan ekonomi digital dan ekonomi inklusif. Ketiga, memastikan kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta. Jika tiga hal itu dapat dilakukan, ia optimistis negara-negara akan dapat menanggulangi pandemi dan dampaknya bagi perekonomian.