Bagus, Respons Imun Vaksin Covid-19 Buatan AstraZeneca-Oxford kepada Lansia
Calon vaksin Covid-19 dari AstraZeneca/University of Oxford memicu respons imun yang baik pada lansia. Hasil sementara ini membuat dunia memiliki semakin banyak opsi vaksin guna menghentikan pandemi Covid-19.
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
LONDON, KAMIS — Calon vaksin Covid-19 potensial yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan University of Oxford menghasilkan respons imun yang kuat kepada partisipan kelompok lansia. Data yang dipublikasi secara lengkap dalam jurnal kedokteran The Lancet, Kamis (19/11/2020), itu menunjukkan bahwa lansia di atas 70 tahun yang berisiko tinggi bisa membangun kekebalan yang kuat.
”Kekebalan yang kuat dan respons sel-T yang terlihat dalam studi kami pada orang tua sangat menggembirakan,” kata Maheshi Ramasamy, konsultan sekaligus salah seorang peneliti di Oxford Vaccine Group.
”Kami berharap bahwa ini berarti vaksin kami akan menolong kelompok yang paling rentan di masyarakat, tetapi penelitian lanjutan perlu dilakukan sebelum kami bisa memastikannya,” tutur Ramasamy.
Uji klinis fase III yang sedang berjalan saat ini akan membuktikan apakah vaksin Covid-19 tersebut mampu melindungi kelompok masyarakat yang luas dari infeksi SARS-CoV-2, termasuk mereka yang memiliki penyakit penyerta.
Direktur Oxford Vaccine Group Andrew Pollard berharap hasil uji klinis fase III bisa diketahui pada Natal nanti. Untuk saat ini, terlalu dini menyimpulkan apakah calon vaksin ini mampu mencegah penularan Covid-19 dan, jika iya, seberapa baik kemampuannya.
”Kami belum sampai ke situ. Jelas kami tidak ingin terburu-buru,” kata Pollard kepada radio BBC. ”Kami sudah semakin dekat dan jelas sebelum Natal, berdasarkan perkembangan saat ini.”
Calon vaksin Covid-19 dari AstraZeneca-Oxford, yang diberi nama AZD1222 atau ChAdOx1 nCoV-19, merupakan salah satu calon vaksin terdepan di dunia yang sedang dikembangkan untuk melawan infeksi virus korona penyebab Covid-19. Raksasa farmasi Pfizer Inc, BioNTech, dan Moderna Inc telah lebih dulu merilis data sementara uji klinis calon vaksin Covid-19 yang menunjukkan efikasi lebih dari 90 persen.
Tidak seperti vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna yang memakai teknik mRNA, calon vaksin AstraZeneca-Oxford menggunakan versi lemah dari virus flu biasa yang ditemukan pada simpanse.
Selain perusahaan farmasi dan lembaga riset dari Barat, perusahaan farmasi dari China juga turut serta dalam perlombaan pengembangan calon vaksin Covid-19. Bahkan, hampir satu juta orang telah diberi calon vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh China National Pharmaceutical Group (Sinopharm) melalui skema otorisasi penggunaan darurat.
China meluncurkan program tersebut pada Juli lalu. Ada tiga calon vaksin Covid-19 yang sudah diberikan kepada para petugas bidang sektor esensial dan sekelompok orang meski uji klinis untuk mengetahui keamanan dan efikasinya belum selesai. Dua calon vaksin dari anak perusahaan Sinopharm, yakni China National Biotec Group (CNBG), dan satu calon vaksin dari Sinovac Biotech.
Dalam pernyataannya di media sosial WeChat, Sinopharm menyebutkan bahwa sejauh ini tidak ada efek samping parah dilaporkan dari pemberian calon vaksin itu. Pernyataan ini tidak merujuk dengan jelas pada pemberian vaksin apa.
Kontrak Turki-Sinovac
Walaupun uji klinis tahap akhir calon vaksin Covid-19 dari China belum selesai, sudah ada beberapa negara yang telah memesannya. Salah satunya adalah Turki. Kementerian Kesehatan Turki menyebutkan bahwa mereka akan menandatangani kontrak pembelian sedikitnya 20 juta dosis vaksin Sinovac. Ankara juga sedang dalam negosiasi pembelian vaksin dengan Pfizer-BioNTech.
”Kami akan bisa mengadakan sedikitnya 10 juta dosis dari vaksin China pada Desember. Kami ingin menambah pesanannya. Jumlahnya akan sama pada bulan Januari tahun depan,” kata Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca, seperti dikutip kantor berita Anadolu.
”Jumlah itu bisa bertambah dua kali lipat, mungkin. Kontrak akan ditandatangani satu dua hari ini,” ujar Koca saat dengar pendapat dengan parlemen, Rabu (18/11/2020).
Hasil awal uji klinis calon vaksin Covid-19 Sinovac, CoronaVac, memicu respons imun yang cepat, tetapi tingkat antibodi yang dihasilkan lebih rendah dari orang yang pulih dari Covid-19.
Koca menambahkan, Turki juga kini sedang dalam tahap negosiasi pembelian vaksin Covid-19 dengan Pfizer-BioNTech dan Moderna. ”Dengan begitu, jumlah vaksin yang bisa diberikan kepada penduduk Turki adalah satu juta dosis. Kami sedang negosiasi untuk secara bertahap meningkatkan pembelian hingga 25 juta dosis selama tahun 2021,” tutur Koca. (REUTERS)